Indonesia Harus Perjuangkan Keadilan di WTO, Kata Presiden

 
bagikan berita ke :

Kamis, 07 Agustus 2008
Di baca 839 kali


Dalam pidatonya di hadapan pimpinan program pasca-sarjana Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Kamis, Presiden Yudhoyono mengatakan Indonesia sering menjadi korban dari tatanan perdagangan dunia yang tidak adil.

"Ini juga harus kita perjuangkan agar adil, sehingga petani kita dapat menikmati kenaikan harga pangan dunia," ujarnya.

Ekspor dan impor pangan, kata Presiden, pasti terjadi di negara mana pun ,termasuk Indonesia. Ketidaksesuaian antara permintaan dengan penawaran, lanjut dia, juga terjadi di negara mana pun di dunia, termasuk Indonesia.

"Ini suatu realitas di luar kekuasaan kita untuk mengontrol. Ini dunia nyata," ujarnya.

Pada pertemuan WTO di Jenewa, Swiss, pekan lalu, negara berkembang berseteru dengan negara maju soal subsidi pertanian yang diberikan negara maju di sektor pertanian.

Negara berkembang juga memprotes larangan Uni Eropa yang tidak memperkenankan masuknya komoditi pertanian ke negara mereka.

Presiden Yudhoyono mengatakan pemerintah sudah memberikan subsidi benih dan pupuk kepada para petani agar mereka dapat menaikkan produktivitasnya.

Presiden mengklaim, pemerintahannya berhasil memimpin produktivitas pertanian hingga mencapai swasembada dengan angka dua juta ton, yang merupakan nilai tertinggi selama 13 tahun terakhir.

"Waktu saya canangkan swasembada beras di Departemen Pertanian pada 2006 lalu, banyak yang tidak yakin. Tetapi, ternyata bisa," ujarnya.


Ketahanan pangan

Presiden mengingatkan jumlah penduduk Indonesia saat ini 230 juta orang dan dapat mencapai 300 juta jiwa pada 2025.

"Sehingga, kita harus terus menerus menjalankan kebijakan ketahanan pangan ini," katanya.

Sebagai hasil pertemuan di Bogor pada 5-7 Agustus 2008, 136 pimpinan program pasca-sarjana dari 46 PTN se-Indonesia merekomendasikan beberapa langkah untuk ketahanan pangan.

Di antaranya diversifikasi pangan serta konsolidasi kekuatan petani kecil dan buruh tani.

Mereka juga mengusulkan perluasan akses petani terhadap layanan kredit.

Presiden Yudhoyono dalam sambutannya berharap pendidikan pasca-sarjana terus memperbaiki mutu pendidikannya, sehingga dapat memberi solusi untuk berbagai masalah negara.



Sumber:

http://www.antara.co.id/arc/2008/8/7/indonesia-harus-perjuangkan-keadilan-di-wto-kata-presiden/

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0