Indonesia Harus Siap Menyongsong Komunitas ASEAN 2015

 
bagikan berita ke :

Jumat, 26 April 2013
Di baca 880 kali

Hal tersebut disampaikan oleh Presiden SBY saat menyampaikan pandangan tentang kesiapan Indonesia  menyongsong AEC 2015 yang akan berlaku efektif 1 Januari 2015. Presiden SBY menyampaikan penekanan pada upaya persiapan Indonesia dengan menggagas dan akan segera membentuk Panitia Nasional di bidang ekonomi, yang terdiri dari wakil pemerintah, pengusaha dan sektor-sektor lain.

Komunitas ASEAN jangan hanya menjadi milik negara atau pemerintah, melainkan harus menjadi milik komponen bangsa. Setiap masyarakat harus mengambil manfaat dari penyatuan komunitas tersebut. Ketika masyarakat ekonomi ASEAN telah terbentuk, sektor industri dan modal pun harus siap.

Mengenai visi ASEAN pasca 2015, Presiden SBY menyampaikan tiga hal yaitu, upaya pencapaian Komunitas ASEAN yang tidak berhenti di 2015, pengesahan Bali Concord III saat Indonesia menjadi Ketua KTT ASEAN 2011, dan Komunitas ASEAN dalam komunitas global. Presiden SBY menyampaikan dua tujuan aspirasional pasca 2015, yaitu bagaimana pada 2030 dapat mencapai pelipatan ganda pada GDP ASEAN dan bagaimana mengurangi kemiskinan.

Dalam retreat pembahasan Komunitas ASEAN 2015, terjadi pertukaran pandangan di antara para Pemimpin ASEAN untuk memberi penekanan pada bidang-bidang khusus untuk mencapai Komunitas ASEAN 2015. Melihat kesiapan ASEAN menuju 2015, kemajuan implementasi Cetak Biru AEC 2015 sudah cukup baik, tinggal  sekitar 20 persen untuk dirampungkan hingga 2015 mendatang.

Sekretaris Jenderal ASEAN Le Luong Minh melaporkan kepada para Pemimpin ASEAN bahwa kemajuan implementasi Cetak Biru AEC 2015 telah mencapai 77,54 persen sejak diluncurkan pada bulan November 2007. Pendapatan perkapita di kawasan meningkat dari US$ 2.267 menjadi US$ 3.759 (2012). Perdagangan antar negara ASEAN juga mengalami peningkatan dari US$ 520 miliar (2010) menjadi US$ 598 juta (2011). ASEAN juga mampu mendorong peningkatan investor asing (FDI) dari US$ 92 milyar (2010) menjadi US$ 114 milyar (2011).

KTT ke-22 ASEAN dilaksanakan di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, pada tanggal 24-25 April 2013, dengan tema “Our People, Our Future Together”. Retreat para Pemimpin ASEAN membahas beberapa isu krusial, diantaranya tentang kesiapan memasuki Komunitas ASEAN 2015 dan perkembangan situasi Laut Cina Selatan. Presiden SBY juga melakukan pertemuan puncak IMT-GT (Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle) dan BIMP-EAGA (Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippine East ASEAN Growth Area). (dukjak-humas setneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0