Usai kunjungan kehormatan dilanjutkan dengan pertemuan bilateral delegasi kedua negara yang berlangsung di Istana Negata. Dari Istana Merdeka ke Istana Negara kedua pemimpin naik golf car yang dikemudiakan sendiri oleh SBY.
Kedua Kepala Negara kemudian menyaksikan penandatanganan deklarasi bersama kedua negara dalam bidang climate change dan energi. Terakhir kedua pemimpin mengadakan konferensi pers bersama di hadapan media lokal dan internasional.
Dalam keterangan persnya usai pertemuan, Presiden SBY antara lain mengatakan bahwa hubungan bilateral Indonesia dan Norwegia baik, kuat dan makin hari makin bertambah luas dan konstruktif. Seperti di bidang perdagangan dan investasi yang terus meningkat, terutama investasi di bidang energi utamanya minyak dan gas dan listrik. Demikian juga dengan kerjasama teknis juga berlangsung dengan baik terutama di bidang energi perikanan dan kelautan dan juga bidang kehutanan.
“ Di bidang climate change kita sepakat untuk meningkatkan kerjasama kami, karena ini menjadi tugas seluruh negara di dunia untuk menyelamatkan bumi kita. Untuk mengelola pemanasan global, dalam pembicaraan tadi kita sepakat untuk terus dengan intensif melaksanakan kerjasama bilateral dalam bidang ini sekaligus menghadapi konferensi PBB tentang climate change yang akan dilaksanakan di Bali pada bulan Desember tahun ini, “ kata Presiden.
Dikatakan Presiden SBY bahwa Indonesia dan Norwegia juga melaksanakan kerjasama yang baik di bidang penghormatan hak – hak asasi manusia. “Indonesia berterima kasih untuk itu, dan juga kerjasama di bidang interfaith dialog dan intermedia dialog. Untuk diketahui, Desember tahun 2006 Indonesia dan Norwegia menjadi penyelenggara bersama untuk global intermedia dialog, dan ini akan dilanjutkan di Oslo, Norwegia, dan ternyata mendapatkan dukungan yang luas dari kalangan media massa sedunia, “ kata Presiden.
“ Masalah bilateral yang juga kita bahas tadi, yaitu kerjasama di bidang kesehatan dan pencapaian dari Millenium Development Goal (MDG) ini penting, dan kita berharap ke depan makin kuat dan baik. Kerjasama kita ini mudah - mudahan menjadi tanggung jawab global untuk pencapaian MDG. Bagi Indonesia sangat penting mencapai MDG karena kita ingin mengurangi kemiskinan dan meningkatkan standar hidup rakyat kita. Kita berterimakasih atas kerjasama di bidang MDG dan kesehatan ini, “ lanjut Presiden.
Di bidang kerjasama regional, kata Presiden, "Kami membahas dengan PM Norwegia cukup mendalam tentang perkembangan situasi di Timur Tengah. Kita ingin keadaan di Timur Tengah makin baik, karena kekerasan dan tragedi kemanusiaan masih terjadi di Timur Tengah, di Irak, Gaza , dalam skala tertentu di Lebanon, maupun di tempat - tempat lain. Kita ingin betul ada satu upaya besar agar bisa mencari solusi terhadap konflik ini manusia – manusia tak berdosa menjadi korban berbagai kekerasan di Timur Tengah.
“ Saya juga menyampaikan kepada PM Norwegia ketegangan baru di sekitar Teluk. Sebagai contoh ada semacam latihan perang - perangan di Teluk, kemudian yang dilaksanakan oleh Amerika dan Iran, ada ketegangan antara Iran dan Inggris masalah anggota Angkatan Laut Inggris. Kita berharap semua bisa diselesaikan secara damai. Saya berharap dalam pertemuan ini, saya sampaikan kepada beliau, untuk jangan sampai terjadi konflik baru di Timur Tengah, atau di kawasan itu, karena akan menambah rumitnya keadaan dan akan mengancam sesungguhnya international peace security, “ kata Presiden.
“Saya juga menyampaikan permasalahan di Palestina. Kita memiliki beberapa kesamaan pandangan bahwa dalam permasalahan Palestina, peace negotiation harus dilanjutkan sampai terjadi solusi damai yang adil sehingga dengan demikian tidak ada lagi konflik yang berkepanjangan di Palestina. Kita juga berharap agar paling tidak dari pandangan saya unity government of Palestina itu bisa mendapatkan ruang untuk bisa melanjutkan peace process yang ada selama ini relatif terhenti. Kita berharap negara - negara lain juga bisa memberikan kesempatan kepada unity government, memberikan dukungan agar mereka bisa melaksanakan tugasnya dengan baik, “ kata Presiden.
“Saya juga menyampaikan kepada PM Norwegia tentang Irak dengan harapan betul - betul bisa tidak terus terjadi korban - korban yang berjatuhan dan saya sampaikan proposal kepada US untuk menuju ke rekonsiliasi di Irak pemunduran dari pasukan koalisi dari Irak, dan kemudian dilanjutkan dengan pembangunan Irak. Saya sampaikan kepada beliau bahwa Indonesia memiliki pandangan bagaimana betul - betul bisa menyelesaikan konflik di Irak, “ kata Presiden lagi.
Masalah internasional yang diangkat dalam pertemuan bilateral kedua negara adalah mengenai WTO dan UN Reform. “ Atas nama negara berkembang dan sebagai koordinator dari G-33, saya sampaikan kepada PM Norwegia, perlunya ada satu kelanjutan negosiasi menyangkut perdagangan internasional agar akses barang atau produksi atau produk pertanian negara berkembang di pasar - pasar negara maju dibuka. Dengan demikian negara berkembang akan bisa lebih membiayai pembangunannya, mengurangi kemiskinan dan mencapai MDG. In sangat penting dengan formula win – win situation kita berharap negara maju, AS, Eropa, Jepang dan lain lain betul bisa bersama – sama memiliki fair multilateral trading system, “ lanjut Presiden.
Presiden mengatakan mengenai UN reform bahwa kedua pemimpin ingin PBB itu betul - betul menjadi organisasi yang efisien dan efektif untuk mengemban tugas - tugasnya. Dengan demikian permasalahan yang sering terjadi di lapangan duplikasi kurangnya koordinasi pembiayaan yang kadang boros dan tidak tepat, harus bisa dikurangi. Dengan demikian misi dari PBB utamanya untuk membantu pembangunan humanitarian assistant and the environment bisa berjalan dengan baik, kata SBY.
Usai Presiden SBY memberi keterangan pers, ganti PM Norwegia Jens Stoltenberg yang menjelaskan kepada wartawan. Menurut Jens Stoltenberg, pertemuan Norwegia - Indonesia ini diharapkan bisa meningkatkan hubungan bilateral kedua negara. “ Saya pikir hubungan bilateral kedua negara meliputi begitu banyak perbedaan antara kedua negara. Jadi adalah hal penting bagi kedua negara untuk berdiskusi dan mengembangkan hubungan bilateral ini. Indonesia memainkan peran yang penting di regional dan global. Indonesia anggota DK PBB , negara dengan populasi masyarakat muslim terbesar di dunia, sehingga posisi Indonesia menjadi penting di percaturan politik dunia," kata Jens Stoltenberg.
“Kami mendiskusikan peningkatan hubungan ekonomi antara kedua negara, dan kami mendisukusikan WTO dan kepentingan untuk mensukseskan Doha Round dan meningkatkan kerangka kerja bilateral perdagangan hubungan. Saya juga senang melihat bahwa perusahaan Norway di Indonesia, Statoil, bisa bekerja sama dengan Pertamina untuk menggarap petrol resources di Indonesia. Saya kira itu sangat penting untuk Indonesia, untuk Statoil dan untuk ekonomi kedua negara, “ kata PM Stoltenberg.
“Saya juga meyakini bahwa masalah lingkungan menjadi isu yang penting dalam hubungan bilateral kedua negara, karena climate change penting bagi dunia dan untuk negara kepulauan seperti Indonesia, karena ada perubahan pada permukaan air laut, lebih banyak badai akan berakibat pada semua negara di dunia dan dan terutama Indonesia karena berkaitan dengan perubahan pada tingkat permukaan air laut, dan perubahan cuaca, “ lanjutnya.
PM Stoltenberg menekankan pentingnya untuk mengatasi perubahan cuaca ini dan menjadi bagian penting dari hubungan bilateral ini adalah kerjasama di bidang lingkungan di masa depan berkaitan dengan masalah climate change. “ Saya senang sekali kami sudah menandatangani kerjasama deklarasi bersama. Saya juga menginginkan kerjasama yang lebih lanjut mengenai dalam bilateral ini dalam bidang climate change. Pertemuan di Bali nanti pada bulan Desember 2007 yang akan menjadi pertemuan sangat penting, dan kemungkinan untuk membuat kemajuan bagi kerjasama yang lebih luas termasuk lebih banyak negara dan ambisi yang lebih besar target, untuk mengurangi akibat dari climate change ini," lanjut Jens Stoltenberg.
Dalam menerima kunjungan PM Norwegia ini, Presiden SBY didampingi Menko Perekonomian Boediono, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari, Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Menteri Kehutanan MS.Kaban, dan Jubir Dino Patti Djalal.
Usai memberikan keterangan pers, Presiden SBY dan PM Stoltenberg kemudian menuju ke Istana Negara untuk mengikuti acara pembukaan The Regional High Level Consultation On UN System Wide Coherence. PM Norwegia beserta istri dan delegasi dijadwalkan akan mengikuti jamuan santan malam kenegaraan di Istana Negara Kamis malam pukul 19.00 WIB.
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/03/29/1683.html