Di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis, Presiden Yudhoyono mengatakan ia berharap kontak senjata antara Kamboja dan Thailand pada Rabu 15 Oktober 2008 tidak meluas.
"Yang paling baik, dua-duanya menahan diri dan kemudian melanjutkan perundingan. Indonesia siap menjadi bagian dari penyelesaian konflik," ujarnya.
Presiden Yudhoyono juga berharap Asean dapat berperan menyelesaikan konflik perbatasan Kamboja-Thailand dengan semangat kekeluargaan yang baik.
"Dengan semangat 'Asean Security Community', kita ikut mendorong untuk tidak menjadi konflik terbuka," ujarnya.
Presiden Yudhoyono telah melakukan komunikasi melalui telepon dengan PM Kamboja Hun Sen dan PM Thailand Somchai Wongsawat mengenai perkembangan situasi perbatasan di kedua negara.
Saat itu, menurut Presiden, keduanya menyatakan keinginan mencari langkah-langkah perundingan dan negosiasi.
"Tetapi terjadi `clash` kemarin. Meskipun sekarang terus dilakukan negosiasi dan perundingan, rasanya bagus dan tepat kalau dalam pertemuan itu agar betul-betul dicegah konflik bersenjata sesama anggota Asean. Itu yang menjadi posisi Indonesia," tuturnya.
Presiden Yudhoyono telah mengirim surat kepada PM Thailand Somchai Wongsawat selaku Ketua Asean agar mengagendakan pertemuan kepala negara Asean di sela-sela pertemuan Asia-Eropa (ASEM) di Beijing, China, pada 24-25 Oktober 2008.
Selain membicarakan langkah Asean bersama dengan China, Jepang, dan Korea Selatan guna menghadapi krisis keuangan global, Indonesia juga mengusulkan agar pertemuan kepala negara Asean membahas konflik perbatasan Thailand-Kamboja.
Sumber:
http://www.antara.co.id/arc/2008/10/16/indonesia-siap-jadi-penengah-thailand-kamboja/
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?