Indonesia dan Sri Lanka sepakat untuk melakukan kerja sama dengan fokus pada kerja sama ekonomi dan perdagangan. Selain itu, Presiden Joko Widodo dan Presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena juga memberikan perhatian besar pada kerja sama pembangunan kapasitas dan kerja sama Indo Pasifik.
Di bidang ekonomi dan perdagangan, Presiden Jokowi mendorong ekonomi kedua negara menjadi lebih kompetitif. Hal ini disampaikan Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena di Presidential Secretariat, Colombo, Sri Lanka, Rabu petang (24/1/2018).
“Salah satunya adalah melalui pembentukan Free Trade Agreement (FTA). Dan saya gembira karena penjajakan FTA telah dimulai,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi meminta negosiasi FTA dilakukan secara bertahap dimulai dengan negosiasi Trade in Goods (TIGs). Mengingat Indonesia telah melakukan pengaturan semacam ini dengan beberapa negara, Presiden Jokowi mengharapkan negosiasi FTA-TIGs dapat diselesaikan dalam waktu tidak lebih dari 2 tahun.
“Saya menyambut baik kesepakatan untuk membentuk Kelompok Kerja Perdagangan dan Investasi,” ucap Presiden Jokowi.
Pokja bertugas untuk membahas dan mengatasi hambatan perdagangan dan investasi serta secara paralel merundingkan perjanjian perdagangan. Indonesia juga menyambut baik kerja sama “Cross Regional Cumulation” di sektor tembakau yang sudah berlaku sejak 2014 dan mengharapkan pengaturan yang sama dapat dilakukan untuk fabrics.
Dikutip dalam rilis Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, Presiden juga menyampaikan kesiapan Indonesia untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur di Sri Lanka. Salah satu isi pembicaraan yang akan ditindaklanjuti adalah rencana PT INKA untuk mengekspor gerbong penumpang/barang ke Sri Lanka.
Selain itu, Sri Lanka merupakan salah satu negara yang menjadi prioritas Indonesia dalam kerja sama pembangunan kapasitas. Oleh karenanya, Presiden Jokowi mengusulkan kerja sama dalam penanganan bencana dan pendidikan.
“Sebagai sesama negara yang rentan bencana alam, kedua negara perlu memperkuat kerja sama untuk tingkatkan kesiapan dan kewaspadaan, dan pengelolaan dampak bencana,” ucap Presiden Jokowi.
Sementara itu, untuk kerja sama di kawasan Samudera Hindia, Presiden Jokowi melihat ada potensi ekonomi yang sangat besar. Indonesia dan Sri Lanka dapat berkontribusi untuk mewujudkan Kawasan Samudera Hindia yang damai, stabil, dan sejahtera. Sudah saatnya juga lingkar Samudera Hindia dikaitkan kerja samanya dengan Samudera Pasifik kerja sama Indo-Pasifik.
“Kerja sama Indo-Pasifik ini harus dilakukan secara terbuka dan transparan; inklusif; dan menghormati hukum internasional. Kerja sama ini juga harus didasarkan rasa saling percaya (confidence building) dan habit of dialogue,” kata Presiden.
Arsitektur kawasan tersebut akan baik jika dibangun melalui pendekatan building blocks.
“Disinilah peran IORA dimana Indonesia dan Sri Lanka menjadi anggota, menjadi penting artinya,” tutur Presiden.
Sementara itu, saat tiba di Presidential Secretariat pada pukul 18.00 Waktu Setempat, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo disambut Presiden Sirisena dan Ibu Jayanthi Pushpa Sirisena di depan lapangan upacara. Setelah itu, Presiden Jokowi dan Presiden Sirisena menuju Dais Kehormatan untuk mengikuti upacara kenegaraan.
Malam harinya, Presiden dan Ibu Iriana menghadiri jamuan santap malam kenegaraan di President’s House.
Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dan Ibu Iriana, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution; Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi; Sekretaris Kabinet, Pramono Anung; Koordinator Staf Khusus Presiden, Teten Masduki; Duta Besar Indonesia untuk Sri Lanka, I Gusti Ngurah Ardiyasa; Kepala BNN, Komjen Budi Waseso dan Kepala BNPP (Basarnas), Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi. (Humas Kemensetneg)