"Enam bulan sudah kita tidak impor. Jangankan impor, membicarakan saja tidak," kata Wapres di depan sekitar 500 petani di Dusun Niten, Trirenggo, Bantul, Yogya, Senin (7/4).
Pernyataan wapres tersebut menjawab permintaan petani Bantul agar pemerintah tidak lagi mengimpor beras sehingga petani bisa sejahtera.
Dalam acara tersebut hadir sejumlah pejabat mendampingi Wapres antara lain Menteri Pertanian Anton Apriyantono, Menteri PU Djoko Kirmanto, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Kepala Bulog Mustafa Abubakar dan Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X.
"Sekarang yang kita fikirkan produksi naik agar jaminan pangan terjamin," cetus Wapres. Malah, Wapres menyatakan dengan produksi yang terus meningkat, pemerintah sudah mulai berpikir untuk ekspor. "Sekarang kita malah berpikir eskpor," cetus Wapres.
Wapres memperkirakan tahun depan, Indonesia sudah akan kelebihan produksi beras sehingga bisa membantu negara lain. "Saya yakin bisa tahun depan," ujarnya disambut tepuk tangan petani.
Dalam kesempatan itu, Wapres membagikan bibit padi, kedelai dan jagung unggul kepada petani Bantul guna mendorong tercapainya swasembada pangan nasional.
"Selama puluhan tahun pemerintah berpikir kalau kurang (pangan) langsung impor. Swasembada pangan pernah terjadi dalam beberapa tahun pada masa Soeharto. Insya Allah, tahun mendatang kita bisa lebih swasembada pangan dibanding tahun sebelumnya," katanya.
Sedangkan untuk pupuk, Kalla menyatakan Pemerintah setiap kilogram memberikan subsidi sebesar Rp2.400. diseluruh Indonesia dengan nilai total Rp10 triliun.
Sementara, agar harga panen tidak jatuh sehingga merugikan petani, pemerintah, tegas Wapres menetapkan harga pembelian. "Kalau jatuh harga, Bulog bertugas membeli supaya harga tidak jatuh. Untuk harga kering panen Rp2.000 dan harga kering giling Rp2.600," cetus Wapres.
Sumber : http://www.mediaindonesia.com/