Pertemuan tersebut membahas beberapa area kerjasama yang akan diperkuat antara kedua negara. Dari sektor pendidikan, kedua Menlu membicarakan mengenai pemberian beasiswa kepada pelajar Tajikistan. Tahun ini, jumlahnya meningkat secara signifikan hingga 10 orang. Ini menambah daftar nama pelajar Tajikistan yang menerima beasiswa di Indonesia. Sejak tahun 2008 hingga tahun 2014, telah 144 pelajar yang mendapatkan beasiswa tersebut.
Selain itu dalam pembicaraan bilateral tersebut juga disinggung mengenai kerjasama pengolahan katun. Ini menjadi salah satu poin yang strategis, karena menjadi salah satu komoditas utama kerjasama Indonesia dan Tajikistan. “Tajikistan memang mempunyai katun yang bekualitas,†ujar Retno. Nilai perdagangan kedua negara pada tahun 2014 menunjukkan angka 69,8 ribu dolar Amerika, ini memberikan surplus bagi Indonesia sebesar 65,1 ribu dolar Amerika. Sementara itu nilai perdagangan ini meningkat lebih dari 7 kali pada tahun 2015 lalu, dan menyumbang surplus hingga 516,7 dolar Amerika kepada Indonesia. (KTT LB OKI-Humas Kemensetneg)
Â