Dalam pernyataan
persnya di sela-sela penyelenggaraan Bali Democracy Forum (BDF) VII, di
Bali International Convention Center, Jumat (10/10), Presiden SBY
mengambil contoh isu Pilkada yang belakangan hangat di dunia
perpolitikan di Indonesia.  Â
“Sebelum ada voting di DPR, karena pada saat voting berlangsung, saya sedang mengemban tugas di PBB waktu itu, tapi hari-hari sebelumnya, saya katakan untuk mempertahankan pilkada langsung tetapi dengan perbaikan-perbaikan, karena selama 10 tahun saya memimpin negeri ini, memang ada kelemahan dari pilkada langsung,†papar Presiden SBY.
Presiden SBY berpendapat bahwa lebih bagus dilakukan perbaikan, dan perbaikan tersebut dituangkan dalam undang-undang, daripada tiba-tiba dengan perjuangan yang panjang, melalui reformasi yang tidak mudah, akhirnya rakyat bisa memilih langsung pemimpinnya namun kemudian diubah lagi menjadi dipilih oleh DPRD.
“Dengan contoh itu, saya, sebagai pemimpin, mengetahui dan memahami bahwa rakyat masih menginginkan sistem pilkada langsung. Ketika Sidang Paripurna DPR menetapkan Pilkada oleh DPRD, saya merasakan kemarahan rakyat,†ungkap Presiden SBY.Â
Presiden SBY juga menyatakan telah membaca hasil survey yang dilakukan pada tahun 2010, 2012, dan 2013, bahwa lebih dari 90 persen rakyat menginginkan baik di tingkat gubernur, bupati, dan walikota, menghendaki sistem pilkada langsung.
Saat Presiden SBY mengeluarkan Perpu, yang intinya kembali ke Pilkada langsung dengan perbaikan-perbaikan, dan kemudian dilaksanakan pooling, diketahui lebih dari 75 persen rakyat menyetujui Perpu tersebut.
“Saya ingin menyampaikan kepada rakyat, jika kita melakukan pilkada langsung tanpa perbaikan, masih ada kelemahan pilkada langsung. Itulah yang kita tuangkan dalam Perpu. Ada 10 hal utama yang diperbaiki ditambah dengan perbaikan-perbaikan lain,†tegas Presiden SBY.   Â
Lebih lanjut, Presiden SBY minta forum BDF dapat dimanfaatkan sebagai ajang saling belajar, saling berbagi, dan saling menimba pengalaman. “Barangkali negara-negara lain yang hadir bisa menimba pengalaman Indonesia, termasuk urusan sistem pemilihan kepala daerah tadi, dan yang lainnya tentunya, tetapi Indonesia juga bisa belajar, membandingkan, dan menimba pengalaman dari negara-negara lain,†jelasnya. Â
Presiden SBY juga akan menyampaikan kepada penggantinya, yaitu Presiden terpilih Jokowi Widodo, untuk dapat meneruskan tradisi penyelenggaraan BDF, termasuk Bali Media Dialogue.
Secara global, Presiden SBY juga menyoroti situasi terkini yang tidak mudah, karena adanya situasi hangat bahkan panas di berbagai belahan dunia, seperti kekerasan di Timur Tengah, ketegangan di Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk penyakit Ebola. Presiden SBY berharap seluruh bangsa sedunia untuk dapat mengatasinya dengan tepat dan bijak. (humas)
“Sebelum ada voting di DPR, karena pada saat voting berlangsung, saya sedang mengemban tugas di PBB waktu itu, tapi hari-hari sebelumnya, saya katakan untuk mempertahankan pilkada langsung tetapi dengan perbaikan-perbaikan, karena selama 10 tahun saya memimpin negeri ini, memang ada kelemahan dari pilkada langsung,†papar Presiden SBY.
Presiden SBY berpendapat bahwa lebih bagus dilakukan perbaikan, dan perbaikan tersebut dituangkan dalam undang-undang, daripada tiba-tiba dengan perjuangan yang panjang, melalui reformasi yang tidak mudah, akhirnya rakyat bisa memilih langsung pemimpinnya namun kemudian diubah lagi menjadi dipilih oleh DPRD.
“Dengan contoh itu, saya, sebagai pemimpin, mengetahui dan memahami bahwa rakyat masih menginginkan sistem pilkada langsung. Ketika Sidang Paripurna DPR menetapkan Pilkada oleh DPRD, saya merasakan kemarahan rakyat,†ungkap Presiden SBY.Â
Presiden SBY juga menyatakan telah membaca hasil survey yang dilakukan pada tahun 2010, 2012, dan 2013, bahwa lebih dari 90 persen rakyat menginginkan baik di tingkat gubernur, bupati, dan walikota, menghendaki sistem pilkada langsung.
Saat Presiden SBY mengeluarkan Perpu, yang intinya kembali ke Pilkada langsung dengan perbaikan-perbaikan, dan kemudian dilaksanakan pooling, diketahui lebih dari 75 persen rakyat menyetujui Perpu tersebut.
“Saya ingin menyampaikan kepada rakyat, jika kita melakukan pilkada langsung tanpa perbaikan, masih ada kelemahan pilkada langsung. Itulah yang kita tuangkan dalam Perpu. Ada 10 hal utama yang diperbaiki ditambah dengan perbaikan-perbaikan lain,†tegas Presiden SBY.   Â
Lebih lanjut, Presiden SBY minta forum BDF dapat dimanfaatkan sebagai ajang saling belajar, saling berbagi, dan saling menimba pengalaman. “Barangkali negara-negara lain yang hadir bisa menimba pengalaman Indonesia, termasuk urusan sistem pemilihan kepala daerah tadi, dan yang lainnya tentunya, tetapi Indonesia juga bisa belajar, membandingkan, dan menimba pengalaman dari negara-negara lain,†jelasnya. Â
Presiden SBY juga akan menyampaikan kepada penggantinya, yaitu Presiden terpilih Jokowi Widodo, untuk dapat meneruskan tradisi penyelenggaraan BDF, termasuk Bali Media Dialogue.
Secara global, Presiden SBY juga menyoroti situasi terkini yang tidak mudah, karena adanya situasi hangat bahkan panas di berbagai belahan dunia, seperti kekerasan di Timur Tengah, ketegangan di Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk penyakit Ebola. Presiden SBY berharap seluruh bangsa sedunia untuk dapat mengatasinya dengan tepat dan bijak. (humas)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?