Presiden mengakui dalam konferensi pers di proyek tersebut, bahwa masalah pembebasan lahan tidak hanya terjadi di proyek jalan tol, tapi terjadi di banyak proyek, seperti di kawasan industri, jalur kereta api, dan jalan tol. Oleh karenanya, kini pemerintah tengah membuat terobosan agar masalah lahan tidak lagi menghambat. "Kalau pembebasan lahan selesai, konstruksi itu cepat selesai," ucap Presiden, sebagaimana dilansir Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana.
Â
Ruas jalan tol yang tengah ditinjau Presiden ini telah dimulai kembali pembangunannya sejak November 2015. "Ini adalah bagian dari Tol Balikpapan-Samarinda yang sudah dimulai tahun 2010 tapi berhenti. Dan saya paksa dengan Pak Gubernur untuk dimulai lagi kemarin, pada bulan November 2015," tutur Presiden.
Â
Kehadiran Presiden di jalan tol ini juga untuk memastikan bahwa proyek yang bernilai Rp13,112 triliun itu telah dimulai kembali. "Dan ternyata betul November sudah mulai lagi. Konstruksi sudah selesai 7,6 km," kata Presiden.
Â
Presiden menjelaskan, bahwa 27 km dari ruas jalan tol ini dibiayai oleh APBN dan APBD. "Sisanya akan diberikan investor. Kita berharap nanti bulan depan, April sudah selesai " kata Presiden.
Â
Untuk pembebasan lahan, Presiden mengatakan telah selesai 85% dari total 99,02 km. Walaupun masih ada sekitar 15% lahan yang belum dibebaskan, tapi Presiden optimis akan terselesaikan. "Kita harapkan seluruhnya jalan tol dari Balikpapan menuju Samarinda ini selesai pada tahun 2018," ujar Presiden.
Â
Turun ke Lapangan Untuk Selesaikan Masalah
Â
Sebetulnya, ucap Presiden, beberapa masalah yang terjadi dalam pembangunan infrastruktur kadangkala bukan hal yang terlalu sulit, tapi kalau tidak diselesaikan secara detail tidak akan tuntas. Seperti yang dialami jalur tol ini dimana harus melakukan pembebasan lahan TNI dan juga lahan pembebasan hutan.
Â
Kalau pimpinan tidak mau turun ke lapangan tentunya persoalan berhenti di sini, tidak terselesaikan. "Kenapa lalu saya ke lapangan? Karena itu pasti saya akan dengar kesulitan-kesulitannya yang ada di lapangan dan itu yang kita selesaikan," tutur Presiden.
Â
Seperti permasalahan lahan dengan TNI, dirinya hanya menelepon Panglima TNI dan urusannya selesai. Masalah lahan hutan misalnya, berbicara dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan urusan pun beres. "Itu makanya perlunya turun ke lapangan," pungkas Presiden.
Â
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, dan Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak. (Humas Kemensetneg)