Setelah adanya jalur kereta ini, diperkirakan jalur Stasiun Manggarai-Bandara Soekarno-Hatta ini dapat ditempuh dalam waktu 40 menit. Presiden sendiri mengakui jalur tempuh dari pusat kota Jakarta menuju Bandara Soekarno merupakan jalur yang sangat macet bila ditempuh dengan kendaraan roda empat. "Ini merupakan solusi kemacetan dari kota menuju ke bandara," kata Presiden. Demikian sebagaimana dilansir dalam siaran pers Tim Komunikasi Presiden Sukardi Rinakit.
Presiden menjelaskan kepada wartawan bahwa ke depan, tidak hanya Jakarta yang memiliki jalur kereta api dari kota ke bandara, tapi kota-kota yang padat harus memiliki jalur kereta api seperti ini. "Kota ke bandara harus tersambung transportasi massa, seperti Palembang, Surabaya, Padang, dan Yogyakarta," ujar Presiden.Â
Turut menyertai Presiden meninjau jalur kereta api ini adalah Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Ferry Mursyidan Baldan, dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.
Nilai Investasi Rp2,5 Triliun
Dalam penjelasannya, Jonan menyebutkan bahwa dari 12 km rel yang dibangun dari Stasiun Batuceper ke Stasiun Bandara Soetta, 6 km merupakan tanah milik Bandara Soetta (PT Angkasa Pura II) dan 6 km lagi merupakan lahan yang didapat dari pembebasan lahan yang dimiliki masyarakat. "Sebagian besar pembebasan lahan sudah selesai," ujar Jonan.
Jonan menjelaskan, bahwa nilai investasi proyek ini adalah Rp2,5 triliun. Jenis kereta yang digunakan seperti yang beroperasi di jalur Bandara Kualanamu - Medan.Â
Sementara itu, Ferry Mursyidan Baldan menyebutkan, bahwa pembebasan lahan yang masih menemui kendala berada di Kecamatan Tanah Tinggi sepanjang 1 km, namun sudah diselesaikan. "Lahan lainnya adalah lahan yang menempel di JORR II, tapi semua sedang proses konsolidasi. Tangal 8 Ferbruari nanti diharapkan selesai," ujar Ferry.
Pendekatan Keluarga Dalam Pembebasan Lahan
Salah satu pendekatan dalam pembebasan lahan adalah setiap satu keluarga yang tanahnya terkena pembebasan lahan, PT KAI memberikan kesempatan kepada satu anggota dari keluarga tersebut untuk menjadi karyawan PT KAI. "Ini salah satu pendekatannya. Ada 815 bidang tanah, kami berasumsi ada 800 kepala keluarga," ujar Direktur Utama PT KAI Edi Sukmono. (Humas Kemensetneg)
Â