Jangan Kompromikan Standar Pendidikan

 
bagikan berita ke :

Senin, 11 Februari 2008
Di baca 1041 kali

Dalam acara Rembug Nasional bidang pendidikan, di Jakarta, Rabu (6/2), selain mendengarkan laporan dari Mendiknas, Bambang Sudibyo, tentang pelaksanaan program kerja dan capaian bidang pendidikan dari tahun 2005-2007, Presiden juga turut membahas agenda dan prioritas pembangunan di bidang pendidikan pada tahun 2008 bersama dengan Pemerintah Daerah serta komunitas pendidikan.    
 

Presiden mengakui masih ada beberapa isu penting yang masih menjadi perhatian Pemerintah, antara lain tentang biaya pendidikan. Selain beasiswa, tiga program bantuan yang dijalankan Pemerintah, seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Khusus Murid (BKM), dan BOS Buku, telah membebaskan sekitar 70,3% siswa SD, SMP dan setara dari biaya operasional. ”Ini akan kita lanjutkan agar akses kepada pendidikan betul-betul dibuka lebih lebar dan bagi orang tua khususnya mereka yang miskin tidak memiliki hambatan untuk menyekolahkan putra-putrinya,” ujar Presiden.      
 

Mengenai peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru dan dosen, Presiden berharap saat ini dengan adanya peningkatan gaji, pemberian tunjangan fungsional, tunjangan profesi, dan tunjangan khusus, diharapkan kemampuan dan kompetensi dosen dan guru lebih meningkat. Pada tahun 2007, ada 81.800 orang yang mendapatkan peningkatan kemampuan untuk mengikuti pendidikan S1 atau D4 serta sebanyak 8.540 orang mengikuti pendidikan S2, dan S3.

Presiden juga menyinggung masalah ketersediaan buku-buku pelajaran baik dalam jumlah dan harga. ”Kita sudah mengembangkan kebijakan untuk membuat buku yang diperlukan untuk mudah didapatkan dan murah. Kebijakan yang kita tempuh adalah dengan membeli copyright (Hak copy),” ungkap Presiden. Dengan demikian, diharapkan monopoli bisa dihilangkan dan harga buku bisa turun sepertiga. Presiden meminta Mendiknas dan jajarannya bersama pimpinan daerah untuk mempercepat implementasi dari buku murah sehingga mengurangi komponen biaya bagi orang tua yang menyekolahkan anak-anaknya.

Presiden juga menilai perkembangan pembangunan unit sekolah dan rehabilitasi gedung-gedung sekolah yang kurang layak telah berjalan baik. Diharapkan, sisanya yang prosentasenya di bawah 10% dapat segera dituntaskan di tahun 2008-2009. Selama tahun 2005-2007, unit sekolah baru yang dibangun sebanyak 5.419 unit, perpustakaan sebanyak 4.428 unit, laboratorium sebanyak 8.581 unit, dan telah menelan biaya 7.147 triliun rupiah. (HUMAS-SETNEG)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0