Demikian dikatakan Presiden SBY dalam sambutannya pada pembukaan Munas ke V Himpunan Kawasan Industri (HKI) di Istana Negara, Kamis (19/6) siang.
“ Bandingkan dengan Singapura saja, jauh jaraknya. Jadi jangan bilang BBM mahal. Negara lain lebih mahal. Jangan dikaitkan daya saing karena BBM mahal, tapi teruslah kreatif dan inovatif. Terus tingkatkan produktifitas dengan aplikasi teknologi. Saya senang , saya mendorong pembangunan Kawasan Industri. Saya pernah ke Jababeka, melihat langsung center-center, saya katakan tolong membangun innovation center. Saya tidak tahu apakah masing –masing kawasan industri punya innovation center, yang terus menerus bekerja secara practical, bukan hanya teori,†kata Presiden SBY.
Presiden menambahkan, dari pada mengeluh dan menyalahkan pemerintah, memaki-maki SBY, lebih baik gunakan untuk berkreasi, mencari akal, mencari jalan keluar, hasilnya nyata.â€Marah, protes tidak berubah keadaan memang harga minyak dunia lagi begini. Siapa yang bisa mengontrol harga minyak, siapa yang bisa mengontrol inflasi pangan, siapa bisa mencegah resesi, inilah globalisasi. Oleh karena manusia yang cerdas yang berpikir positif, optimis, kita mesti tidak boleh berhenti. Cari solusinya, dan kita atasi secara bersama,†kata Presiden SBY.
Selain itu, Presiden SBY meminta para pelaku usaha untuk tidak segan –segan memberikan informasi kepada Presiden SBY melalui PO Box 9949 dan SMS 9949. "Apabila ada yang menghambat dengan meminta biaya di luar aturan yang berlaku, laporkan segera, jangan tidak percaya pada sistem. Tapi sesungguhnya pemerintah telah bergerak untuk menertibkan semua itu. Saya minta Kapolri untuk direspon segala penyimpangan di seluruh negeri, baik besar maupun kecil, dan itu perlu waktu. Saya ingin berlari lebih cepat, tapi ternyata tidak bisa. Tapi percayalah, kalau terus kita konsisten seperti ini, makin banyak penertiban, maka makin banyak yang akan kita tindak. Yang penting dukungan dari semua pihak dan kebersamaan,†kata Presiden SBY.
Sumber :
http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2008/06/19/3180.html