"Jangan hanya menonton, saling menyalahkan serta melecehkan," kata Presiden di Masjid Al Kautsar di Kendari Ibukota Sulawesi Tenggara, Kamis malam, seusai Sholat Isya sebelum Sholat Taraweh.
Shalat berjamaah ini dihadiri oleh Menkopolkam Widodo AS, Menko Kesra, Aburizal Bakrie, Menkes Siti Fadilah Supari, Mendiknas Bambang Sudibyo, serta Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi.
Presiden yang mengenakan baju warna putih itu mengatakan, bangsa dan negara Indonesia harus bekerja keras karena selain kaya atau mampu juga ada orang-orang yang makin miskin.
Menurut Presiden masih adanya orang-orang miskin di tanah air harus bisa dimengerti karena umur negara Indonesia masih kalah dari negera-negara lain misalnya Jepang.
"Karena itu kepala negara mengajak kelompok masyarakat yang sudah mampu untuk membantu mereka yang masih miskin misalnya memberikan zakat," katanya.
Hal itu bisa dilakukan tidak hanya selama bulan Ramadhan, tetapi juga sepanjang waktu.
Kepada ribuan warga kota Kendari Presiden menyampaikan harapannya untuk menunjukkan kesetiakawanan sosialnya, serta berikhtiar untuk membantu orang-orang miskin.
Kepala Negara mengingatkan bahwa ajaran Islam mengajarkan umatnya untuk saling membantu.
"Pemerintah Pusat akan membantu semua pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan sosial semua warganya melalui berbagai program kerja yang sudah disusun oleh pemerintah daerah masing-masing," katanya.
Acara taraweh ini juga dihadiri Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam, yang menurut Presiden mempunyai arti yang sangat bagus karena Nur berarti Sinar yang menerangi alam ini.
Sumber:
http://www.antara.co.id/arc/2008/9/25/jangan-terbiasa-menyalahkan-kata-presiden/