Pasca krisis 1998, menurutnya, pemerintahan bertumpu pada pinjaman IMF dan Bank Dunia untuk menggerakkan ekonomi. Situasi lebih buruk saat ia terlibat dalam kabinet sebagai Menko Kesra. Sebab, saat itu pemerintah hanya terus berpikir untuk menjual aset-aset penting bangsa ini dengan harga murah untuk menutup kekurangan anggaran.
“Mereka tidak berpikir masalah jangka panjangnya,†sebutnya yang saat itu menjadi bagian dari kabinet Megawati. Saat ini, pemerintah SBY-JK sudah tidak mungkin lagi melakukannya. “Kalau pun ada keinginan tak ada lagi yang bisa dijual,†tegasnya yang disambut tawa ratusan peserta Munas.
Dengan kondisi itu, pada 2007 dan pada tahun ini pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6,3 persen. Menurutnya, pencapaian itu sudah cukup bagus apalagi dengan masih adanya KKN dan kurangnya infrastruktur. Kalla bahkan melihat, keluhan selama ini seperti soal kurangnya listrik antara lain adalah dampak dari meningkatnya kemakmuran yang berimbas pada peningkatan konsumsi listrik.
Dia meminta, anggota HIPMI melihat situasi itu sebagai sebuah tantangan yang harus ditaklukkan dengan kepercayaan pada diri sendiri. â€Jangan hanya mengajukan proyek lalu mengundang orang asing untuk menggarapnya dan anda sendiri antre jadi anggota DPR,†tegasnya.
Kalla lalu mengkritik pengamat ekonomi yang terus meragukan kemampuan pemerintah mengatasi masalah. â€Bila kemiskinan naik, mereka bilang pemerintah gagal. Kalau turun dinyatakan BPS salah,†ujar, berseloroh.
Â
Â
Â
 Â
Â
Â
Sumber:
http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2008/07/20/brk,20080720-128570,id.html
http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2008/07/20/brk,20080720-128570,id.html
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?