Kebijakan Pangan Harus Komprehensif

 
bagikan berita ke :

Rabu, 27 Januari 2016
Di baca 1402 kali

Di awal pengantarnya, Presiden menyampaikan, bahwa tujuan utama kebijakan di bidang pangan adalah membuat rakyat cukup pangan. “Sekali lagi saya ulang, untuk membuat rakyat cukup pangan. Ini yang harus digarisbawahi, membuat rakyat cukup pangan,” ucap Presiden, seperti dilansir oleh Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana.

 

Setelah itu, kata Presiden, tujuan kebijakan pangan yaitu untuk menurunkan kemiskinan karena masalah pangan ini memberikan kontribusi yang besar terhadap angka kemiskinan. Setelah dua tujuan tersebut, tujuan lainnya yakni membuat petani lebih sejahtera, membuat produsen pangan dalam negeri makin besar andilnya untuk mencukupi kebutuhan pangan.

 

“Dan juga untuk membuat APBN kita semakin efektif menjangkau rakyat. Ini yang berhubungan nantinya dengan subsidi,” kata Presiden.

 

Kepada peserta Ratas, Presiden meminta agar tujuan kebijakan pangan tersebut benar-benar diperhatikan sehingga akan tercapai petani yang sejahtera, pedagang yang juga sejahtera. “Konsumen juga mendapatkan cukup untuk pangannya. Jadi yang sejahtera jangan hanya yang tengah, yang pedagangnya, yang trader-nya, tapi yang berproduksi juga harus diberikan juga keuntungan dan kesejahteraan,” tutur Presiden.

 

Intinya, lanjut Presiden, kita memerlukan sebuah kebijakan yang menyeimbangkan antara produsen, pedagang, dan konsumen. “Ini memang bukan sesuatu yang mudah. Tapi saya yakin kalau kita mempunyai visi yang sama, mempunyai pemikiran yang sama, akan lebih mudah diselesaikan,” kata Presiden. 

 

Harga Pangan Lebih Tinggi Dibandingkan Negara-Negara Lain

 

Presiden menjelaskan, dirinya mendapat informasi bahwa harga pangan di tanah air masih lebih mahal dibandingkan negara-negara lain, masih lebih tinggi dibandingkan negara lain seperti Filipina, Tiongkok, Kamboja, India, Thailand maupun dengan Vietnam. “Padahal jika kita lihat, di tengah tingginya harga pangan, 81% penduduk kita adalah konsumen beras. Ini juga harus hati-hati. Artinya kenaikan harga pangan akan memukul 81% jumlah penduduk kita,” jelas Presiden. 

 

Presiden mengingatkan, bahwa makanan menyumbangkan 73% pada garis kemiskinan kita. Oleh sebab itu, pangan merupakan sektor yang sangat penting di dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat karena menunjukkan kasus stunting balita Indonesia sebesar 39% termasuk 5 yang terburuk di dunia.

 

Presiden mengatakan, bahwa dari data menunjukkan kenaikan harga pangan dimulai dari 2011 sampai 2014-2015 dan kenaikannya sudah hampir mencapai 70%. “Ini hati-hati. Harus betul-betul dicermati sehingga harga bisa kita kembalikan pada harga-harga yang normal. Oleh sebab itu langkah-langkah komprehensif memperbaiki permintaan, memperbaiki suplai, memperbaiki rantai-rantai perdagangan (tata niaga), sistem data, dan informasi pertanian kita harus betul-betul komprehensif dan betul-betul valid,” pungkas Presiden. (Humas Kemensetneg)

 

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           1           0