Menurut Dino, pernyataan Presiden SBY tersebut disampaikan untuk menjawab keinginan PM Irak agar Indonesia membuka kembali kedubesnya di Baghdad. “Presiden menyatakan bahwa Indonesia memang berencana membuka kembali kedubes tersebut. Persiapannya sedang dipelajari pihak Departemen Luar Negeri,� kata Dino, sambil menjelaskan bahwa soal waktu masih belum bisa ditentukan. “Sesegera mungkin,� ujarnya.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, Presiden SBY mendengarkan penjelasan Al-Maliki mengenai situasi politik dan keamanan Irak. Ada tanda-tanda ekonomi Irak membaik tahun ini, demikian juga situasi politik dan keamanannya. “Presiden menekankan bahwa Indonesia ingin Irak stabil, damai, dan demokrasi tumbuh, Indonesia akan meningkatkan hubungan dengan Irak, dan itu dimulai dengan pembukaan kedubes di Baghdad,� Dino menambahkan.
Selain dengan Irak, Presiden SBY juga mengadakan pertemuan serupa dengan PM Denmark Anders Fogh Rasmussen. Dalam pertemuan sekitar 20 menit tersebut, kedua pemimpin sepakat mempererat kerjasama Indonesia-Denmark, diplomasi global, dan perubahan iklim.
Kedua permimpin juga sepakat perlu ada suatu roadmap setelah konperensi PBB mengenai climate change di Bali nanti. Roadmap ini untuk menjamin agar pada tahun 2009, ketika Denmark giliran jadi tuan rumah akan ada mandat yang jelas untuk melakukan negosiasi. “Sehingga pada 2012 nanti, ketika Protokol Tokyo berakhir, ada perjanjian baru yang lebih komprehensif dan efektif,� Dino menjelaskan.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/09/25/2270.html