"Kami ingin membentuk Kemayoran sebagai sebuah kawasan pembangunan berkelanjutan," ujar Direktur Utama PPK Kemayoran, Dwi Nugroho. Menurutnya, ini bisa dilakukan dengan program rencana kerja yang jelas, perbaikan proses bisnis, pengembangan IT, evaluasi kontrak-kontrak serta legal audit bagi permasalahan yang ada, penataan pola hubungan dengan mitra, dan menjalin kerjasama dengan kejaksaan.
Â
Dwi mengaku ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam mengembangkan kawasan Kemayoran. Menurutnya banyak sarana yang masih kurang memadai, seperti sarana pendidikan, kesehatan, maupun olahraga. Namun solusi permasalahan ini pun sudah dipikirkan, salah satunya melalui kerjasama dengan beberapa mitra yang menyanggupi pembangunan ataupun perbaikan sarana-sarana tersebut.
Â
“Saat in sedang dipersiapkan pasar modern yang lebih bersih, lalu penataan Pedagang Kaki Lima (PKL), juga sudah disiapkan sarana pejalan kaki. Untuk pelayanan publik kami juga sudah menyiapkan lokasi Rumah Sakit Umum Daerah,†tutur Dwi. Ia juga menambahkan mengenai pemanfaatan 8 hektar yang diperuntukkan bagi hutan kota dan waduk.
Â
Akses ke Kawasan Kemayoran
Â
Pihak pengelola menyadari, bahwa akses masuk menuju ke dalam kawasan Kemayoran masih belum terakomodasi dengan baik dengan angkutan umum. Meskipun terdapat tiga stasiun kereta, yakni di Jalan Garuda, Jalan Industri, dan Ancol, namun ini belum optimal karena tak terkoneksi dengan warga yang ada didalam Kawasan Kemayoran. Hal ini diatasi melalui kerjasama dengan Transjakarta, yang akan menempatkan bis mini yang bisa menghubungkan tiga stasiun tersebut secara bergantian. (Humas Kemensetneg)