Kemensetneg Adakan Training of Trainer dan Uji Publik SPDE Open v2.0
Senin (20/12), Biro Tata Usaha dan Arsip Kepresidenan bersama Biro Informasi, Data, dan Teknologi Kementerian Sekretariat Negara menyelenggarakan acara Training of Trainer (ToT) dan Uji Publik Aplikasi SPDE Open v2.0 yang dilaksanakan secara hybrid (luring dan daring).
Membuka sambutan, Kepala Biro Tata Usaha dan Arsip Kepresidenan, Sinta Puspitasari mengucapkan apresiasi kepada Biro Informasi, Data dan Teknologi atas kerja sama dan kerja kerasnya untuk melakukan pengembangan SPDE Open ini. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Bu Irma dan tim sehingga acara ini dapat terlaksana hari ini,” ujar Sinta, sapaan akrabnya.
Sinta mengatakan semakin pentingnya penggunaan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam kegiatan sehari-hari terutama di saat pandemi seperti saat ini. “Banyak instansi yang telah memanfaatkan TIK untuk pekerjaan sehari hari. Dan diharapkan Kemensetneg menjadi salah satu yang terdepan dalam hal pemanfaatan TIK untuk kegiatan perkantoran yang mendukung pemerintahan. Sampai saat ini menurut catatan kami sekitar 400 sampai 600 pengguna yang login setiap harinya dimana semuanya itu mengelola banyak sekali persuratan dalam kegiatan sehari-hari,” lanjut Sinta.
Sinta menjelaskan bahwa Menteri Sekretaris Negara sangat mendukung penggunaan TIK dalam bekerja dan berharap para pejabat dan pegawai di lingkungan Lembaga Kepresidenan ini dapat bekerja dimana saja. Sinta juga menjelaskan tujuan diselenggarakan kegiatan ini adalah untuk uji beban penggunaan SPDE Open. “Tujuan utama disini untuk uji beban, jadi ketika SPDE versi 2 ini dipakai bersama-sama oleh paling tidak 100 orang, pada saat membuka SPDE Open secara bersamaan, bagaimana dengan kinerjanya, karena otomasi dan digitalisasi itu harusnya lebih cepat daripada manual,” lanjut Sinta.
Terakhir, sebelum meresmikan training, Sinta mengharapkan para peserta yang hadir baik secara luring dan daring untuk memberikan feedback terhadap penggunaan SPDE Open Versi 2.0 ini. “kita membutuhkan feedback dari rekan-rekan sekalian, baik yang ada di ruangan ini ataupun yang daring, feedback itu selain untuk dicoba saat ini mungkin juga sebelum launching bisa diakomodir untuk perbaikan sistemnya atau pengembangan kedepannya,” ujar Sinta.
Kepala Biro Informasi, Data dan Teknologi, Irma Dwi Santi menceritakan saat pertama kali SPDE Open digunakan pada tahun 2009. “SPDE Open versi 1 dibuat pada tahun 2009, lingkupnya hanya beberapa unit kerja saja yang menggunakan, belum semua, baru di tahun 2011 kita melakukan pengembangan SPDE Open versi 2 dengan lingkup Setmen, Kedeputian, Sekretariat Presiden dan Sekretariat Wakil Presiden, dan ini bersifat pencatatan surat dan disposisi, jadi tidak sekompleks seperti SPDE Open sekarang ini. Tahun 2018, SPDE Open di-launching-kan, ruang lingkup seluruh lembaga Kepresidenan, dan untuk SPDE Open 2018 itu banyak hal yang harus kita sempurnakan, namun dengan SPDE Open yang ini kita sangat terbantu sekali, terutama dengan adanya konsep Tanda Tangan Elektronik (TTE),” jelas Irma.
Irma mengatakan business process dari SPDE Open v2.0 ini sudah siap di tahun 2021, dan harapannya pada bulan Januari 2022, SPDE Open ini bisa lauching. “Insha Allah Januari 2022 SPDE Open ini bisa di launching, maka dari itu harapannya Bapak dan Ibu yang hadir baik luring atau daring ini memberikan masukan terkait SPDE Open sebelum kita launching di awal Januari,” kata Irma.
Dalam acara tersebut, peserta juga dijelaskan seluruh fitur yang tersedia di SPDE Open v2.0 dan juga melakukan uji coba secara langsung yang dijelaskan oleh Andri Zakariya, Adam Ginanjar dan Yusri Syahrul Mujib. (ART - Humas Kemensetneg)