Kemensetneg, Colombo Plan, dan BMKG Gelar Program KSST di Bidang Perubahan Iklim
Senin (22/8), Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri (KTLN), Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Colombo Plan, menyelenggarakan South-South and Triangular Essential Training Program on Provision Climate Information for Sectors pada tanggal 15 s.d. 26 Agustus 2022.
Berlangsung secara virtual, program pelatihan ini diikuti 25 peserta dari Bangladesh, Indonesia, Laos, Myanmar, Nepal, Papua Nugini, Sri Lanka, dan Vietnam. Program pelatihan ini bertujuan memperoleh pengetahuan dan keterampilan terkait perubahan iklim serta dampaknya pada berbagai sektor.
Program terdiri dari dua sesi, yaitu Asynchronous Learning pada tanggal 15 s.d. 19 Agustus 2022 dan Synchronous Learning pada tanggal 22 s.d. 26 Agustus 2022. Pada Asynchronous Learning, peserta melakukan kegiatan belajar mandiri melalui Learning Management System di mana peserta dapat mengakses materi pembelajaran dan berdiskusi dengan peserta lain terkait materi yang diberikan.
Pada Synchronous Learning, peserta berkesempatan memperoleh materi secara virtual dari berbagai narasumber di bidang iklim. Peserta dapat berdiskusi langsung dengan para narasumber untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan terkait perubahan iklim.
Indonesia telah membuat kemajuan yang luar biasa dalam kerja sama pembangunan, khususnya dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST). Hal tersebut memperkuat komitmen kerja sama pembangunan dengan menetapkannya sebagai Prioritas Nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah nasional (RPJMN) 2020-2024.
Dampak dari kondisi iklim di masyarakat pun semakin menjadi perhatian global, seperti terjadinya peningkatan frekuensi gelombang panas, terutama di Eropa. Begitu juga dengan banjir bandang yang melanda beberapa kawasan di Asia dan Eropa. Noviyanti menjelaskan pentingnya menyadari bahwa perubahan iklim merupakan hambatan yang sangat berat sehingga perlu mengambil tindakan untuk mengurangi bahaya efeknya.
“Ini adalah program perdana bertema Climate Information for Sectors. Inisiatif ini bertujuan meningkatkan strategi adaptasi iklim bagi para pembuat kebijakan dan administrator, yaitu dengan meningkatkan kesadaran serta pemahaman mereka tentang informasi dan layanan terkait iklim di berbagai sektor. BMKG, sebagai Center of Excellence on Environment Issues di Indonesia yang luar biasa, akan membekali peserta dengan pembelajaran yang komprehensif tentang aspek iklim dan meteorologi untuk beradaptasi dengan perubahan iklim,” ujar Kepala Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri, Noviyanti pada sambutannya.
Noviyanti berharap, usai pelatihan peserta dapat menerapkan informasi dan keterampilan yang diperoleh. Begitu pula bagi Administrator, akan memperluas pengetahuan dan mengubah sudut pandang serta membantu meningkatkan kesadaran tentang isu-isu iklim serta keutuhan mengembangkan strategi adaptasi iklim yang komprehensif di masing-masing negara peserta.
Sementara, Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Urip Haryoko saat membuka program pelatihan menyampaikan bahwa untuk menghadapi tantangan, informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika difokuskan pada informasi berbasis dampak di berbagai sektor seperti pertanian, kesehatan, sumber daya air, energi, pariwisata, transportasi, kehutanan, dan infrastruktur. Hal ini untuk mengurangi risiko akibat bencana hidrometeorologi dan geofisika.
“Selain itu, penyediaan layanan informasi cuaca atau iklim dilakukan untuk meningkatkan kepuasan pengguna informasi iklim kepada instansi (pemerintah dan swasta), masyarakat, dan multi sektor dalam mendukung program pencapaian ketahanan pangan, kesehatan masyarakat, sumber daya air, energi, keamanan, dan pengurangan risiko bencana,” kata Urip.
Menyampaikan apresiasi kepada Indonesia atas terselenggaranya program ini, Sekretaris Jenderal Colombo Plan, Benjamin P. Rayes menuturkan, “Program pelatihan terkait iklim dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan publik tentang dampak perubahan iklim terhadap berbagai sektor, sehingga kita dapat mengambil tindakan yang tepat untuk memitigasinya”.
Setelah sesi pembukaan, program pelatihan dilanjutkan melalui penyampaian Laporan Pembelajaran Asinkronus oleh Koordinator Bidang Penyelenggaraan, Pusdiklat BMKG, Ahmad Supandi dan paparan sekilas tentang KSST Indonesia oleh Analis Kebijakan Muda, Biro KTLN Kemensetneg, Gaung Antardayu. (DEW/YLI-Humas Kemensetneg)