Kementerian Sekretariat Negara menyelenggarakan kegiatan ceramah keagamaan Islam bertema “Silaturahmi, Sinergi dan Toleransi” dengan menghadirkan H. Agus Taufiqurrohman, Kamis (11/05).
Bertempat di Masjid Darussalam Istana Kepresidenan Yogyakarta, kegiatan ceramah keagamaan Islam yang dilaksanakan secara hybrid ini bertujuan sebagai sarana pembinaan rohani pegawai, terutama dalam meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT serta meningkatkan toleransi, sinergi dan silaturahmi bagi pejabat dan pegawai di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
Kepala Istana Kepresidenan Yogyakarta, Deni Mulyana mengatakan “Kegiatan pengajian dapat menjadi sarana pembinaan rohani terutama ketakwaan terhadap Allah SWT, dan penyelenggaraan pengajian atau ceramah agama Islam di bulan Syawal dalam kalender hijriah mempunyai makna peningkatan baik ibadah, silaturahmi, sinergi maupun toleransi bagi para pegawai” ungkap Deni Mulyana.
Mengawali ceramah, H. Agus Taufiqurohman menyampaikan bahwa silaturahmi menjadi penting bagi setiap muslim karena merupakan perintah Nabi Muhammad SAW yakni menebarkan salam dan perdamaian. Selain itu, penelitian juga telah membuktikan bahwa silaturahmi dapat memperpanjang usia kehidupan seseorang dan mempermudah dalam meraih rezeki.
“Silaturahmi menjadi penting sesuai dengan perintah Nabi Muhammad dalam menebarkan salam dan perdamaian, penelitian mengungkapkan bahwa silaturahmi dapat memperpanjang usia kehidupan dan memperlancar dalam meraih rezeki,” jelas H. Agus.
H. Agus menambahkan bahwa dengan kemajuan teknologi yang pesat, silaturahmi kini lebih sering dilakukan secara tidak langsung melalui media sosial. Tentunya silaturahmi yang dilakukan secara tidak langsung mengurangi nilai dari tali persaudaraan yang semestinya dibangun secara langsung bagi seluruh makhluk hidup. Peristiwa di era sekarang juga sering terjadi pemutusan tali silaturahmi melalui teknologi, seperti blokir terhadap media sosial dan lain-lain.
Pada akhir ceramah, H. Agus juga memberikan penjelasan tentang hal hal yang dapat memutuskan silaturahmi, yakni merasa benar sendiri, tidak memaklumi kesalahan orang lain serta tidak mudah dalam memaafkan. Adapun orang orang yang dijauhkan dari neraka ialah yang dapat menjalin silaturahmi dengan baik seperti tidak gampang menilai orang lain salah, bersikap lemah lembut dan santun, serta memiliki sahabat sahabat dekat. (TSP, ART/Humas Kemensetneg)