Kementerian Sekretariat Negara perdalam Legal Drafting ke Den Haag

 
bagikan berita ke :

Kamis, 10 November 2011
Di baca 1640 kali

Dengan beasiswa StuNed, 20 pejabat tingkat madya, dimana 12 diantaranya adalah perempuan, yang berasal dari Sekretariat Wakil Presiden, Sekretariat Kabinet, Sekretariat Kementerian Sekretariat Negara, Kedeputian Bidang Perundang-undangan, dan Pusdiklat mengikuti kursus singkat Tailor Made bertema “Legal Drafting Skills” di Den Haag, Leiden dan Amsterdam (5-26 November 2011) yang dikelola oleh Centre for International Legal Cooperation (CILC) yang berbasis di Den Haag. Para peserta dilepas secara resmi oleh Mr. Mervin Bakker, Direktur Nuffis-Neso Indonesia dan Kepala Pusdiklat yang diwakili oleh Samidi Fahrudin, Kepala Bidang Diklat Teknis, hari Selasa di Pusdiklat Kemsetneg Cilandak Jakarta (1/11).
 

Selain melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, para penerima beasiswa juga berkesempatan menimba langsung best practices bagaimana penyusunan dan perancangan undang-undang di institusi yang memiliki fungsi yang sama (sister institutions) di negeri Belanda. Misalnya, first and second chambers, Academy for Legislation, Council of States, Universities, Office of Prime Minister dan VNG.

 
“Karakter modalitas Tailor Made adalah demand’s driven di mana pelatihan dirancang sesuai dengan kebutuhan organisasi pemohon, dalam hal ini Kemsetneg. Selain itu, pemilihan Training Provider juga dilakukan melalui tender di mana Dutch Institution pemenang tender diwajibkan untuk duduk bersama dengan organisasi pemohon menyusun kurikulum pelatihan, termasuk menyusun output dan rencana aksi berkelanjutan hasil pelatihan. Dengan demikian, pelatihan ini betul-betul dirancang sesuai dengan kebutuhan” demikian keterangan Marvin Bakker, Direktur Nuffic-neso Indonesia.
 

Saat dikonfirmasi mengenai keberangkatan peserta untuk shortcourse dimaksud, Pusdiklat menyampaikan kegembiraannya atas kerja sama yang baik dengan NESO Indonesia dan  Pemerintah Kerajaan Belanda sehingga para pejabat/pegawai Kemsetneg berkesempatan memperdalam keahlian di bidang legal drafting secara langsung di Belanda. Pusdiklat mengharapkan agar para peserta betul-betul dapat memanfaatkan pelatihan tersebut dan setelah kembali dari pelatihan sangat diharapkan dapat memeberikan kontribusi nyata dalam bidang penyusunan dan analiiss peraturan perundang-undangan, khusunya yang ditangani oleh Kementerian Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet.

 

“Tantangan pejabat dan pegawai dalam bidang legal drafting sangat berat karena tidak ada toleransi kesalahan sekecil apapun termasuk titik koma”, tegas Samidi Fahrudin saat memberikan sambutan pada acara briefing persiapan keberangkatan peserta ke Belanda.

 

Pusdiklat telah mendesain diklat legal drafting secara terpadu dan berkesinambungan. Sebagian besar para peserta yang mengikuti diklat di Belanda direkrut dari hasil seleksi dari para alumni diklat legal drafting tingkat dasar maupun lanjutan yang diselenggarakan Pusdiklat Kemsetneg. Para peserta diharapkan tidak hanya memiliki keahlian dalam penyusunan rancangan peraturan perundangan-undangan namun mampu menjadi analis terhadap rancangan berbagai peraturan perundangan dan mampu memberikan telaahan staf paripurna untuk disampaikan kepada pimpinan (Menteri/Presiden).
 

Setelah berakhirnya diklat di Belanda (pasca-shortcourse), para peserta diklat diharapkan dapat menerapkan berbagai  ilmu pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman dalam tugas sehari-hari. Selain itu para peserta diharapkan dapat berbagi pengetahun dan pengalaman dengan kolega di unit kerja masing-masing maupun instansi pemerintah lainnya. Untuk menjaga semangat baru dalam legal drafting maka diusulkan agar diadakan pertemuan atau workshop penyebarluasan hasil-hasil pelatihan dan rencana strategis keberlanjutan hasil pelatihan.

 

Selain itu, Pusdiklat mendorong dan memfasilitasi para pegawai/pejabat untuk memanfaatkan short course dan pendidikan program master dalam kerangka beasiswa StuNed yang ditawarkan Pemerintah Kerajaan Belanda sebagai upaya pengembangan kapasitas sumber daya aparatur di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet. (SF/DT/81111).

 

Beasiswa StuNed
StuNed, singkatan dari Studeren in Nederland, atau studi di Belanda, adalah program beasiswa yang merupakan bagian dari kebijakan kerja sama pembangunan pemerintah Belanda yang bertujuan untuk mendukung pencapaian  “UN Millenium Development Goals” pada tahun 2015. Kerangka kerja sama bilateral dengan Indonesia tercantum dalam Multi-Annual Strategic Plan 2008-2011 (MASP) yang bertujuan meningkatkan kerja sama bilateral dan memberikan dukungan kepada Indonesia dalam rangka mewujudkan target pembangunan jangka menengah.
 
Nuffic Neso Indonesia
Neso Indonesia adalah organisasi non-profit yang ditunjuk resmi dan didanai oleh pemerintah Belanda untuk menangani berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan tinggi Belanda. Neso Indonesia adalah perwakilan Nuffic, organisasi Belanda yang menangani kerja sama internasional di bidang pendidikan tinggi. Neso Indonesia menyediakan informasi serta memberikan konsultasi secara cuma-cuma mengenai lebih dari 1.500 program studi yang diberikan dalam bahasa Inggris. Neso Indonesia juga memprakarsai dan memfasilitasi kerja sama di bidang pendidikan tinggi antara institusi di Indonesia dan Belanda. Bersama dengan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Indonesia, setiap tahun Neso Indonesia menawarkan program beasiswa bagi sekitar 300 warga negara Indonesia dalam bentuk program master dan pelatihan.
 
***
 
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Dede Herland/Ariono Hadipuro
Nuffic Neso Indonesia
Telp: 5290 2172 ext. 212
E-mail: ariono.hadipuro@nesoindonesia.or.id

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0