Presiden juga menginginkan agar kesepakatan antara para pengusaha (deal business to business) yang telah disepakati, senilai lebih kurang USD 20,5 miliar juga segera direalisasikan. Demikian seperti dilansir Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana.
Â
Sebagai tindak lanjut hasil kunjungan ke Jerman, Presiden menginginkan agar kerja sama hanya fokus di bidang pendidikan vokasi dan juga pelatihan vokasi. Ini diperlukan untuk ciptakan pekerja terampil yang kompetitif dan sesuai dengan kebutuhan pasar. Menurut Presiden, telah dicapai kesepakatan dengan Kanselir Jerman, Angela Markel untuk menindaklanjuti komitmen kerjasama vokasi dalam pertemuan teknis pada bulan Mei 2016. "Vocational school dan vocational training sudah ini saja tetapi dalam jumlah yang sangat besar," kata Presiden.
Â
Presiden Jokowi meminta kepada kementerian terakit seperti Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Tenaga Kerja, dan Kementerian Perindustrian untuk segera melakukan koordinasi sehingga kesempatan dan peluang yang ada bisa ditindaklanjuti.
Â
Kerja sama dengan Inggris, menurut Presiden difokuskan pada pengembangan ekonomi kreatif dan industri kreatif. Kerjasama bisa dilakukan di bidang desain, handicraft, seni pertunjukan, dan sebagainya. "Saya minta ini juga segera ditindaklanjuti kerjasamanya baik di bidang desain, handicraft, seni pertunjukan, musik, dan lain-lain," ujar Presiden.
Â
Sementara itu, kerja sama dengan Belanda, dikonsentrasi pada bidang maritim dan pengelolaan air. Belanda dikenal memiliki keunggulan dalam pengelolaan air dan pelabuhan. Untuk itu, Presiden meminta kerjasama dalam pengelolaan air seperti water supply and sanitation, water for food and ecosystems, water governance dan water safety segera ditindaklanjuti.
Â
"Kita hanya konsentrasi di bidang itu saja karena mereka adalah unggul di bidang pengelolaan pelabuhan dan pengelolaan air, saya kira nanti Kementerian PU dan Perhubungan, dan kementerian-kementerian yang terkait itu bisa masuk ke bidang ini," tutur Presiden.
Â
Menindaklanjuti kerja sama dengan Uni Eropa, Presiden menyampaikan bahwa pembicaraan difokuskan pada tindak lanjut dengan negoisasi Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) setelah berhasil menyelesaikan scoping papers.
Â
Terkait dengan rencana kunjungan Ratu Maxima yang akan berkunjung ke Indonesia pada bulan Agustus nanti, Presiden juga menginstruksikan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian untuk menyiapkan semua hal yang berkaitan dengan keuangan inklusif (financial inclusive). "Jadi waktu datang ke sini semuanya sudah siap, jadi kita tinggal masuk ke pelaksanaannya, karena ternyata ini sudah dirintis lama tetapi kita tidak bisa menindaklanjuti dengan baik dan mereka sekarang percaya bahwa kita bisa melakukan itu," ucap Presiden.
Â
Ratas ini dihadiri antara lain oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, Menteri Kemaritiman, Rizal Ramli, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro, Menteri BUMN, Rini Soemarno, Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno. (Humas Kemensetneg)
Â