Keteladanan Pemimpin Pemegang Kekuasaan, Kunci Indonesia Bebas dari Korupsi

 
bagikan berita ke :

Kamis, 10 Desember 2015
Di baca 1522 kali

Demikian disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam sambutan tertulis dibacakan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Pandjaitan di Sasana Budaya Ganesha, Kamis 10 Desember 2015 Pada peringatan Hari Anti Korupsi Se-dunia.‎ "Kata kuncinya adalah keteladanan para pemimpin pemegang kekuasaan dari pusat sampai daerah untuk berdiri di depan membangun kepemimpinan yang bebas dari korupsi," ujar Presiden dalam sambutan tertulisnya, seperti dilansir Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana seperti dilansir Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana.

Korupsi : Kejahatan Terhadap Kemanusiaan‎   

Di awal sambutan tertulisnya, Presiden mengingatkan bahwa melawan korupsi bukan hanya karena korupsi merugikan keuangan negara. "Tapi, kita memberantas korupsi karena korupsi merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. Korupsi terbukti telah memiskinkan warga dunia," ucap Presiden.

Korupsi terbukti membawa ketidakadilan, ketimpangan dan keterbelakangan. Korupsi terbukti  telah menjauhkan bangsa bangsa di dunia dari kemakmuran bersama. "Itulah sebabnya, korupsi menjadi musuh bersama kita semua, musuh bersama warga dunia, serta musuh semua bangsa-bangsa," ujar Presiden.

Korupsi di manapun di dunia, termasuk di Indonesia, berkembang, berevolusi   sampai pada tahap dimana korupsi itu dilakukan secara sistematis dan bahkan sudah berjejaring. K‎arena sudah masuk sampai  fase berjejaring, maka untuk melawan korupsi b‎agi Presiden hanya perlu keberanaian untuk menjalankan dua langkah. "Aksi pencegahan yang betul betul nyata serta tindakan penegakan hukum yang betul betul tegas," kata Presiden.

 

Bangun Sistem dan Tata Kelola Pemerintah Yang Bersih‎

‎

Tindakan pencegahan tidak kalah pentingnya dengan penegakan hukum. Presiden mengingatkan bahwa kita perlu membangun sistem dan tata kelola pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, "‎Karena sistem yang baik itu akan efektif untuk mencegah peluang terjadinya korupsi. Untuk itu, pemerintah lakukan langkah percepatan reformasi birokrasi termasuk di dalamnya reformasi pelayanan publik dan perijinan," ujar Presiden.‎

Mekanisme kerja birokrasi harus diarahàkan ke pemerintahan elektronik atau E Government mulai dari cash flow management system, pajak online, e-budgetting, e-purchasing system, E-catalog pemanfaatan whistleblowing system serta banyak lagi yang lain. "Banyak pekerjaan dalam birokrasi yang bisa dilakukan jauh lebih efisien dengan menggunakan teknologi birokrasi," tutur Presiden.‎

Presiden menggarisbawahi bahwa kata kuncinya adalah membangun  e-government untuk meningkatkan pelayanan publik dan memperkuat transparansi dan akuntabilitas.‎

 

Bersatu Melawan Korupsi‎

‎Pada kesempatan ini, Presiden mengajak semua elemen bangsa agar mengukuhkan semangat bersama kita, yaitu Indonesia yang bebas dari korupsi. S‎emangat bersama itu tidak akan terwujud apabila kita tidak bersatu melawan korupsi. "T‎anpa sinergi antar lembaga negara untuk melawan korupsi, yang senang adalah para koruptor," kata Presiden.

Semakin agenda pemberantasan korupsi kita terhambat, yang menikmati adalah para koruptor. "Semakin kita terjebak hanya dalam wacana tanpa aksi nyata, yang tertawa-tawa adalah para koruptor," ujar Presiden.‎

‎Peringatan hari anti korupsi sedunia hari ini mengingatkan kita bahwa korupsi hanya bisa dilawan bila dilakukan secara bersama-sama.

Korupsi tidak akan bisa dilawan oleh satu orang atau satu lembaga saja. "Harus ada usaha kolektif dan partisipasi dari 250 juta rakyat Indonesia untuk bersama-sama melawan korupsi mulai dari lingkungan terdekatnya.‎

Kita juga mengajak seluruh warga dunia untuk melawan kejahatan kemanusiaan ini," harap Presiden.

Presiden percaya ketika semua elemen bangsa dilibatkan secara aktif, maka akan lahir ide-ide kreatif, akan lahir keberanian, akan lahir ketegasan untuk memberantas korupsi di Tanah Air. "Sekali lagi saya tegaskan bahwa Pemerintah akan mendukung semua langkah dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi," ucap Presiden.‎

Korupsi Hambat Visi Kompetisi‎

Padahal tantangan ke depan sangat berat. Presiden mengatakan bahwa ‎kita sedang memasuki era baru, era kompetisi. Kompetisi antar negara. "Kita akan tidak mampu bersaing dengan bangsa lain atau bahkan digulung oleh bangsa lain, jika kita tidak efisien, jika perilaku koruptif  berlangsung secara massif dan sistemik," ujar Presiden.‎

Jelas, lanjut Presiden, korupsi akhirnya akan menghambat visi kompetisi ini. "Menghambat kita berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia," pungkas Presiden.‎

Dalam laporannya, Plt. Ketua KPK Taufiequrachman Ruki menegaskan bahwa KPK tidak dapat bekerja sendiri dalam memberantas korupsi. "KPK perlu sinergi dengan seluruh komponen bangsa untuk mensukseskan pekerjaan besar Indonesia yang bebas dari korupsi, mewujudkan peradaban baru Indonesia, mewujudkan cita-cita kemerdekaan kita dan menjadi bangsa yang unggul dalam pergaulan dunia," ujar Plt. Ketua KPK.‎‎


Dalam acara ini, dibacakan juga pembacaan Ikrar Merdeka dari Korupsi oleh Abdee Negara. Tampak hadir pula pada Peringatan Hari Anti Korupsi Se-Dunia, Ketua DPD, Ketua Komisi Yudisial, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Perindustrian, Menteri Kesehatan, Jaksa Agung, Kapolri, Kepala BPKP, Gubernur Jawa Barat dan Walikota Bandung. (Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0