Keterangan Pers Bersama Presiden RI dengan PM Jepang, Jakarta, 18 Januari 2013

 
bagikan berita ke :

Jumat, 18 Januari 2013
Di baca 809 kali

KETERANGAN PERS BERSAMA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN PERDANA MENTERI JEPANG,

ISTANA MERDEKA, JAKARTA

18 JANUARI 2013

 

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Yang Mulia Bapak Perdana Menteri Abe dan Delegasi, para Menteri, para Wartawan yang saya cintai,

 

Alhamdulillah, hari ini Indonesia mendapatkan kehormatan menerima kunjungan Bapak Perdana Menteri Abe dari Jepang, dan kunjungan ini sangat penting untuk meningkatkan kerja sama dan persahabatan bilateral di waktu yang akan datang.

 

Sebagaimana diketahui bahwa peningkatan kerja sama Indonesia-Jepang pada tingkat kemitraan strategis itu dilakukan pada saat Bapak Perdana Menteri Abe menjadi Perdana Menteri pada tahun 2007. Sejak itu banyak sekali yang telah kita capai, bukan hanya di bidang ekonomi, tetapi juga di bidang-bidang lain. Kami memiliki komitmen yang tinggi untuk terus mengimplementasikan dan meningkatkan hubungan bilateral kami berdasarkan kemitraan strategis tersebut.

 

Tentu beliau memiliki tugas penting setelah terpilih kembali menjadi Perdana Menteri Jepang. Dan dalam pertemuan bilateral tadi, kami memiliki komitmen yang kuat untuk memasuki babak baru dalam kerja sama bilateral, sekaligus kebersamaan antara Indonesia-Jepang dalam bekerja sama di forum-forum regional dan forum global.


Saudara-saudara,

 

Dalam pertemuan tadi, kami membicarakan berbagai isu bilateral, baik itu peningkatan kerja sama di bidang ekonomi, utamanya adalah perdagangan, investasi, energi, pembangunan infrastruktur, pariwisata, dan juga ketenagakerjaan. Kami juga membicarakan kerja sama untuk meningkatkan, saya ulangi, membicarakan kerja sama di bidang kerja sama antara generasi muda, kemudian lingkungan hidup, teknologi, dan kerja sama-kerja sama lain yang berkaitan dengan upaya meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyat kita.

 

Dalam pertemuan tadi, juga kami bicarakan kerja sama di kawasan, baik itu kerja sama antara ASEAN dengan Jepang, maupun kerja sama di forum Asia Timur atau East Asia Forum. Kami juga mendiskusikan banyak hal yang berkaitan dengan permasalahan internasional. Itulah hal-hal penting yang kami bicarakan dalam pertemuan ini, Saudara-saudara.

 

Satu hal yang perlu saya garis bawahi, bahwa baik Perdana menteri Abe maupun saya, ingin meletakkan kerja sama Indonesia-Jepang ini benar-benar dalam konteksnya yang strategis. Persoalan selalu ada, baik itu menyangkut kerja sama di bidang perdagangan, investasi, energi, dan lain-lain. Tetapi dengan semangat yang tadi, kami percaya bahwa selalu ada solusi dan jalan keluar yang baik, baik bagi Jepang maupun bagi Indonesia, seraya mencari peluang-peluang baru bagi peningkatan kerja sama kita.

 

Itulah yang ingin saya sampaikan, hal-hal penting yang menjadi perhatian kami berdua dan sekarang saya persilakan kepada Bapak Abe untuk memberikan penjelasan kepada pers kita. Saya persilakan.

 

Dilanjutkan dengan Keterangan Pers oleh Y.M. Perdana Menteri Shinzo Abe dalam Bahasa Jepang

 

Presiden RI:

Terima kasih Bapak Perdana Menteri, dan sekarang saya ingin memberikan kesempatan kepada para wartawan yang ingin mengajukan pertanyaan, baik kepada beliau Bapak Perdana Menteri Abe maupun kepada saya. Saya persilakan.

 

Wartawan:

Yang saya hormati Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Your Excellency Prime Minister Abe, nama saya Panca Ari Prabowo, saya dari Kantor Berita Antara. Pertanyaan saya saya tujukan kepada Perdana Menteri Abe. Seperti kita ketahui, kerja sama antara Indonesia dan Jepang, banyak hal. Salah satu di bidang pembangunan transportasi, infrastruktur transportasi. Yang ingin saya tanyakan adalah sejauh mana komitmen Jepang untuk memperdalam kerja sama tersebut, termasuk memberikan ahli teknologi khususnya bagi transportasi publik seperti kereta api maupun MRT. Terima kasih.

 

Dijawab oleh PM Jepang dalam Bahasa Jepang

 

Wartawan:

Terima kasih. Nama saya Novi dari Investor Daily. Saya akan bertanya kepada Bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Pertanyaan saya terkait dengan investasi dan ekonomi. Bapak Presiden, selama ini Jepang terkenal sebagai mitra strategis tradisional Indonesia. Dan bahkan, Jepang termasuk salah satu investor terbesar di negeri ini. Terkait dengan investasi, apakah saat ini dalam pembicaraan itu dibahas mengenai rencana atau penambahan investasi dari perusahaan-perusahaan Jepang ke Indonesia, mengingat selama ini Indonesia menjadi salah satu target investasi? Dan juga, apakah, adakah keluhan-keluhan dari para investor Jepang atau permintaan terhadap Indonesia dan transfer teknologi? Terus yang terakhir Pak, mengenai ekonomi. Kita tahu bersama ketika tsunami melanda Jepang, dan Indonesia mengalami krisis global pada tahun 2008-2009, apakah Indonesia berbagi pengalaman dengan Jepang mengenai keberhasilan Indonesia menghadapi ancaman krisis yang lalu, sehingga dapat membantu Jepang keluar dari apa yang dihadapi. Terima kasih.

 

Presiden RI:

Terima kasih. Yang pertama, dalam pembicaraan saya dengan Bapak Perdana Menteri Abe, peningkatan investasi menjadi agenda. Jadi kami berkomitmen untuk terus meningkatkan investasi di masa yang akan datang. Selama ini, setelah kita meluncurkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), telah dilangsungkan berbagai pertemuan, baik di Indonesia maupun di Jepang. Menko Perekonomian dengan tim telah memimpin rangkaian pertemuan itu dan telah dicapai kesepakatan serta rencana investasi yang  nyata bagi Jepang di Indonesia, yang nanti akan dikerjasamakan dengan pihak Indonesia. Antara lain, sebagaimana Bapak Abe sampaikan tadi, investasi di bidang transportasi, pembangunan infrastruktur, energi, industri, juga pertanian dan proyek-proyek yang berkaitan dengan konektivitas. Kita memberikan kesempatan kepada mitra-mitra kita, utamanya Jepang dalam hal ini bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan Indonesia untuk mengambil bagian dalam MP3EI itu dan investasi yang nyata. Jadi ini telah menjadi rencana bahkan, bukan hanya komitmen, bagi investasi Jepang di waktu yang akan datang.

 

Menyangkut pengalaman Indonesia di dalam mengatasi krisis 2008-2009, tentu ini khas Indonesia. Masing-masing negara memiliki strategi, cara, dan kebijakan-kebijakannya sendiri. Jepang adalah ekonomi besar, ekonomi yang kuat, dan tentu dengan apa yang dialami selama ini, apa pun pastilah itu bisa diatasi dengan baik. Dan Indonesia punya kepentingan ekonomi Jepang tetap baik dan terus tumbuh karena itu membawa manfaat yang riil bagi perekonomian di kawasan, utamanya Asia Tenggara dan Asia Timur.

 

Kemudian yang terakhir tadi, apakah ada masalah-masalah dalam kerja sama perekonomian kita ini, apakah ada keluhan-keluhan dari investor dari Jepang. Saya katakan pada beliau tadi bahwa kerja sama perekonomian kita ini diletakkan dalam kerja sama strategis. Hampir pasti selalu ada masalah-masalah itu. Tetapi dengan semangat yang baik, dengan menyadari ada kepentingan besar bersama, manakala itu bisa kita lakukan, maka semua masalah itu pasti ada solusinya, ada jalan keluarnya. Para menteri menangani semuanya itu dengan sikap seperti itu, dan saya optimis tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Dan itu memang kita buktikan selama ini. Itulah jawaban saya menyangkut kerja sama di bidang ekonomi, utamanya investasi. Terakhir.

 

Wartawan Jepang mengajukan pertanyaan dalam Bahasa Jepang kepada Presiden RI

 

Presiden RI:

Saya ingin menjawab pertanyaan itu dalam konteks yang lebih utuh. Kita semua, di Asia ini ingin melihat kawasan kita adalah kawasan yang stabil, yang aman, dan damai. Oleh karena itu, kalau ada masalah, apakah di Laut Tiongkok Selatan ataupun di Asia Timur, di mana pun di Asia ini, maka solusinya mestilah solusi yang damai, tidak menggunakan kekuatan militer dengan serta merta, dan kemudian mengacu pada hukum-hukum internasional. Itulah posisi Indonesia. Dan ketika Indonesia menjadi Ketua East Asia Summit yang pertama kali dilaksanakan di Bali, ini juga saya sampaikan secara terbuka pada forum itu. Ini menjadi kewajiban kita semua.

 

Kalau semua berpikir seperti itu, menyelesaikan masalah termasuk persoalan di Laut Tiongkok Selatan, maka kita tidak perlu khawatir akan ada ekskalasi ketegangan, apalagi ada konflik terbuka di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur. Dan kalau kawasan kita stabil, ekonomi akan tumbuh. Kalau ekonomi tumbuh, hampir pasti semua negara mendapatkan manfaat karena kesejahteraan rakyatnya akan meningkat. Itulah pandangan Indonesia dan kami akan tetap konsisten menjaga sikap dan pandangan itu.

Terima kasih.

 

Bapak Perdana Menteri, saya kira sudah selesai kita punya konferensi pers bersama. Saya ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan wartawan dan kita akhiri konferensi pers ini. Terima kasih.


 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI