“Saya menemukan banyak hal yang harus diperbaiki. Bagaimana pun, faktor keselamatan dan keamanan sangat penting,� kata Presiden yang masih penuh peluh karena baru saja melakukan sidak ke dua kapal penyeberangan (feri).
Belajar dari musibah KM Senopati Nusantara dan KM Levina I, kata Presiden, bisa disimpulkan ada masalah-masalah teknis, manajemen keselamatan, pelaksanaan prosedur tetap (protap) yang tak dipenuhi. “Saya sudah membahas tadi bersama Menhub dan pimpinan PT ASDP (Angkutan Sungai, Danau, dan Penyebarangan) agar melakukan langkah-langkah terpadu, baik terhadap feri swasta maupun pemerintah,� Presiden SBY menjelaskan.
Presiden mencontohkan, dalam sidak tadi ditemukan parkir mobil di dalam feri yang berhimpitan, tak beraturan. Ini membahayakan. Jika terjadi gelombang besar dan kapal bergoyang, bisa saja mobil-mobil itu berbenturan dan menimbulkan percikan api. Presiden juga meminta pihak syahbandar mengecek mobil yang masuk feri tidak boleh membawa bensin melebihi ketentuan.
“Itu semua harus dicek satu persatu supaya ketika kapal berlayar tidak ada lagi masalah. Penumpang jadi merasa nyaman,� ujar Presiden. Soal jumlah pelampung, sekoci penyelamat, dan manifest juga diminta diperhatikan. Jumlah penumpang di manifest harus sama dengan penumpang yang membeli tiket. “Kalau ada penyimpangan, tindak saja, karena membahayakan keselamatan,� SBY menegaskan.
Untuk itu Presiden meminta jajaran terkait melakukan perbaikan. Pengelola pelabuhan, syahbandar, maupun perusahaan pengelola kapal diminta tidak lalai. “Memang daya beli masyarakat belum tinggi, tapi jangan mengorbankan keselamatan,� kata Presiden.
Usai memberi keterangan pers, Presiden didampingi Ibu Negara dan rombongan memasuki kabin KM Jatra III yang membawanya ke Pelabuhan Merak, Provensi Banten. Perjalanan Bakauheni-Merak ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam 15 menit.
Tampak dalam rombongan Presiden, antara lain, Menko Polhukam Widodo AS, Menhub Hatta Rajasa, Meneg Koperasi dan UKM Suryadarma Ali, Meneg PDT Syaifullah Yusuf, Seskab Sudi Silalahi, Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto, Kapolri Jenderal Sutanto, dan KSAL Laksamana Slamet Subiyanto. Juga ada Jubir Kepresidenan Andi Mallarangeng dan Dino Patti Djalal, serta Staf Khusus Kepresidenan, Heru Lelono dan Yeni Wahid.
Sumber :
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/02/27/1608.html