KETERANGAN PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ISTANA MERDEKA, 21 MEI 2008

 
bagikan berita ke :

Rabu, 21 Mei 2008
Di baca 1258 kali

 

KETERANGAN PERS
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA KUNJUNGAN PRESIDEN REPUBLIK HONGARIA
ISTANA MERDEKA, JAKARTA
TANGGAL 21 MEI 2008





Bismillaahirrahmaanirrahiim,


Yang Mulia Presiden Laszlo Solyom,

Anggota pers yang saya hormati,

Hari ini Indonesia mendapat kunjungan Presiden Hongaria, dan ini merupakan kunjungan pertama beliau ke Indonesia. Kita berharap dengan kunjungan beliau memenuhi undangan saya ini, dapat meningkatkan persahabatan dan kerja sama kedua negara di waktu yang akan datang.

Hubungan bilateral Indonesia dengan Hongaria dalam keadaan baik dan terus berkembang dan Komisi Bersama kedua negara telah melakukan kegiatan untuk meningkatkan kerjasama secara nyata ke depan, utamanya di bidang investasi, perdagangan, pendidikan, dan kebudayaan.

Kepada Presiden Hongaria, tadi saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas bantuan pemerintah dan rakyat Hongaria ketika Aceh dilanda tsunami dengan membantu mendirikan rumah sakit Meuraksa yang sekarang ada di Banda Aceh.

Hubungan ekonomi, khususnya investasi dan perdagangan kedua negara pada tingkatan modest, tetapi kami percaya dan bersepakat untuk lebih meningkatkan lagi di waktu yang akan datang, mengingat baik ekonomi Indonesia, maupun ekonomi Hongaria terus tumbuh sehingga peluang untuk meningkatkan perdagangan dan investasi ini sangat terbuka.

Di bidang pendidikan, Indonesia senang karena banyak siswa dari Hongaria mengikuti program beasiswa di Indonesia. Demikian juga dari pihak kita. Kita juga senang karena ada kerja sama antar universitas, misalnya antara Institut Pertanian Bogor dengan Universitas Kaposvár di Hongaria. Kami juga gembira karena ada kerja sama antar provinsi dan antar kota, sister province ataupun sister city, antara lain antara DKI Jakarta dengan Budapest, dan antar kota Bogor dengan kota Gödöllő.

Di bidang internasional dan regional, saya membahas dengan Yang Mulia Presiden Hongaria tentang perlunya meningkatkan kerja sama antara ASEAN dengan Uni Eropa, terutama di bidang ekonomi. Pada pertemuan bilateral ini, saya juga mengangkat isu climate change, perubahan iklim, karena saya tahu Presiden Hongaria, beliau sangat aktif dan memiliki kepedulian yang tinggi untuk menggalang kerja sama dengan para pemimpin dunia dalam mengatasi perubahan iklim ini.

Kami memiliki komitmen untuk bersama-sama menyukseskan konferensi PBB tentang climate change, baik di Polandia tahun ini, dan di Kopenhagen tahun depan, sebagai kewajiban bersama kita. Saya mengangkat satu isu, yang saya senang, karena beliau merespon dengan baik, perlunya untuk terus melakukan dialog antar peradaban dan juga dialog antar agama karena kita ingin mencegah yang disebut dengan clash of civilization dan sebaliknya ingin membangun yang disebut dengan harmony among civilization.

Secara khusus saya mengundang Hongaria untuk ikut dalam Global Intermediate Dialogue yang sudah tiga tahun ini, setiap tahunnya kita laksanakan, bersama-sama Norwegia, yang ternyata hasilnya sangat dimanfaatkan, sangat dirasakan oleh kalangan media internasional.

Demikianlah pokok-pokok penting yang kami bahas tadi, saya mempersilakan Presiden Hongaria untuk menyampaikan pernyataan beliau tentang pertemuan bilateral dan hubungan Indonesia-Hongaria ke depan.

Terima kasih Bapak Presiden. Saya berikan kesempatan kepada pers untuk barangkali mengajukan pertanyaan kepada beliau atau kepada saya.

 

(dilanjutkan dengan tanya jawab dengan para wartawan)

Wartawan (perwakilan dari kantor berita MTI, Hongaria): (diterjemahkan oleh interpreter ke dalam Bahasa Indonesia) Kami mendengar bahwa hubungan perdagangan telah menurun pada tahun-tahun belakangan ini dan saya ingin menanyakan usaha-usaha apa yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan kembali perkembangan hubungan perdagangan? Itu pertanyaan dari kantor berita Hongaria, MTI.

Presiden RI: Benar bahwa dalam waktu 5 tahun, 2002-2007, perdagangan bilateral relatif stagnan, 2002, 80 juta US $, naik sekitar seratusan, terus kembali menurun dan sekarang 2007, 68 juta. Upaya kita, Komisi Bersama Indonesia-Hongaria, harus lebih aktif dan dapat merumuskan bidang kerja sama apa saja yang mesti kita lakukan di bidang investasi dan perdagangan. Upaya yang lain, private sectors, baik dari Hongaria maupun Indonesia, harus meningkatkan komunikasinya untuk mencari peluang kerja sama yang konkrit di bidang investasi dan perdagangan. Saya yakin, dengan dua cara ini, kerjasama akan dapat kita tingkatkan mengingat potensi yang cukup besar, baik yang ada di Hongaria maupun di Indonesia.

Wartawan (Wella Sarlita, VOA Indonesian Service): Terima kasih, Pak Dino. Saya Wella Sarlita, Pak, dari Voice Of America Indonesian Service. Pertanyaan saya untuk kedua Presiden. Saya mau menanyakan, sepekan terakhir, Pak, demonstrasi besar-besaran di Jakarta dan di seluruh tempat mengenai krisis pangan dan energi, berkaitan dengan kenaikan BBM. Juga hari ini puncaknya juga, saya mendapatkan informasi demonstrasi itu akan diadakan lagi di mana-mana. Apa tanggapan Bapak atas keresahan sosial yang timbul di Indonesia ini dan bagaimana juga dari pihak Hongaria melihat krisis pangan dan krisis energi global yang sekarang melanda dunia. Terima kasih.

Presiden RI: Baik. Tadi dalam pertemuan pendahuluan saya dengan Presiden Hongaria, juga membahas tentang terjadinya krisis harga minyak dan krisis harga pangan yang tentu memberikan beban ekonomi yang sangat berat bagi banyak negara. Kita juga menyadari bahwa perlu dilakukan solusi, baik pada tingkat domestik masing-masing negara, maupun dalam bentuk kerja sama global untuk mengatasi masalah ini. Khusus di Indonesia, sesungguhnya yang disebut keresahan sosial, itu juga dialami oleh negara-negara lain atau bangsa-bangsa lain karena terjadi inflasi pangan maupun kenaikan harga minyak yang akhirnya menimbulkan inflasi berganda pada berbagai komoditas.

Dalam kehidupan demokrasi, unjuk rasa itu wajar. Namun, untuk diketahui bahwa Pemerintah Indonesia sejak awal, sampai sekarang, dan seterusnya, akan terus melakukan berbagai upaya, kebijakan, aksi-aksi nyata, untuk mengatasi masalah ini, menyelamatkan ekonomi, sekaligus melindungi mereka-mereka yang mendapatkan kesulitan yang besar akibat krisis pangan dan krisis energi ini.

Untuk keadilan dunia, saya juga berharap masyarakat internasional juga peduli, bekerja sama, dan mengatasi masalah ini karena banyak negara, perusahaan-perusahaan multinasional, yang justru mendapatkan keuntungan yang besar dari tingginya harga minyak ini. Demikian juga krisis pangan dipicu oleh berbagai kebijakan yang ada pada tingkat dunia, di samping perubahan supply dan demand. Saya mengulangi statement saya yang dulu, apabila kerjasama global tidak terwujud, negara ataupun perusahaan-perusahaan multinasional yang mendapatkan keuntungan yang sangat besar dengan keadaan ini dan tidak mau berbuat apa-apa, secara moral itu tidak bisa dibenarkan.


Terima kasih. Thank you.