Keterangan Pers Presiden RI dengan PM Inggris, Jakarta, 11 April 2012

 
bagikan berita ke :

Rabu, 11 April 2012
Di baca 803 kali

KETERANGAN PERS BERSAMA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN PERDANA MENTERI INGGRIS

DI ISTANA MERDEKA, JAKARTA

TANGGAL 11 APRIL 2012

 

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Yang Mulia Bapak Perdana Menteri Inggris,

Saudara-saudara, insan pers dan media sekalian,

 

Hari ini, kita mendapat kehormatan dengan kunjungan Yang Mulia Bapak Perdana Menteri Inggris ke Indonesia. Saya yakin bahwa kunjungan beliau ke Indonesia kali ini, akan lebih meningkatkan kerja sama dan hubungan bilateral kedua negara yang sekarang ini dalam keadaan baik dan terus berkembang.

 

Dalam pertemuan bilateral yang baru saja berlangsung, kami berdua membahas sejumlah agenda penting untuk lebih lagi meningkatkan kemitraan dan kerja sama bilateral di masa mendatang. Namun sebelum secara singkat saya menyampaikan apa saja yang kami bahas, dan nanti saya mempersilakan Perdana Menteri David Cameron untuk juga menjelaskan kepada Saudara, saya ingin menyampaikan satu hal, karena beliau juga menanyakan kepada saya, seputar terjadinya gempa bumi yang ada di wilayah Aceh, atau tepatnya di barat daya Aceh. Sekitar satu jam yang lalu, terjadi gempa bumi dengan kekuatan 8,5 Skala Richter. Sebelumnya diberitahukan 8,9, kemudian diralat menjadi 8,5, kedalaman 10 km dan jaraknya sekitar 520 km di sebelah barat daya Aceh.

 

Kami telah berkomunikasi dengan Panglima Daerah Militer, dengan Gubernur belum bisa tersambung, bahwa situasinya dalam kendali, under control. Ada sedikit kepanikan, tetapi masyarakat Aceh telah bisa menuju ke tempat-tempat yang aman, kemudian sekarang terus dikelola. Di pantai barat Sumatera, bukan hanya di Aceh, di pantai-pantai juga dalam pengelolaan yang baik. Sejauh ini tidak ada ancaman tsunami, meskipun mereka terus bersiaga. Jadi, early warning system is working well. Kemudian saya sudah memerintahkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk segera terbang ke Aceh, bersama tim, untuk memastikan bahwa situasinya betul-betul under control dan mengambil segala tindakan apabila diperlukan. Alhamdulillah, apa yang saya dengar tadi, sementara ini tidak ada laporan korban jiwa ataupun kerusakan yang berarti, baik di Banda Aceh maupun di tempat-tempat yang lain. Yang Mulia, itulah yang terjadi satu jam yang lalu, berkaitan dengan gempa bumi yang ada di Aceh.

 

Saudara-saudara,

 

Dalam pertemuan bilateral kami tadi, ada lima agenda penting yang kami bahas. Di luar itu tentu masih ada agenda yang lain. Pertama, adalah kerja sama di bidang perdagangan; yang kedua, kerja sama di bidang investasi; yang ketiga, pendidikan; yang keempat, demokrasi dan interfaith dialog; kemudian yang kelima adalah kerja sama di bidang climate change.

 

Untuk perdagangan, terus terang dari tahun 2010 ke tahun 2011, ada peningkatan sekitar 10%, yang semula sekitar US$ 2,6 billion menjadi 2,8 lebih. Tetapi kami bertekad untuk mencari peluang-peluang baru untuk meningkatkan perdagangan ini, perdagangan yang makin tinggi tetapi juga berimbang. Dengan demikian membawa manfaat yang riil, baik bagi Inggris maupun Indonesia.

 

Di bidang investasi, Inggris adalah investor nomor 5, top five di Indonesia. Investasinya makin nyata, kami juga mengundang, mengajak untuk kerja sama, sejalan dengan upaya Indonesia untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi kami di seluruh tanah air. Dalam konteks ini, kami membicarakan peluang investasi apa saja yang bisa diambil oleh kedua belah pihak untuk kepentingan bersama.

 

Di bidang pendidikan, kami menggaris bawahi pentingnya kerja sama di bidang pendidikan antar universitas, dan juga pentingnya mahasiswa kita belajar di Inggris. Kami juga mengundang mahasiswa Inggris untuk datang ke Indonesia, dengan demikian mereka akan menjadi backbone dari hubungan bilateral kedua negara di masa depan.

 

Perihal demokrasi dan interfaith dialog, Inggris dan Indonesia mempelopori satu dialog yang terus berkembang menyangkut peradaban dan agama. Ini sangat penting, sebab banyak masalah di dunia ini yang bisa kita carikan solusinya manakala dialog dilaksanakan terus menerus apalagi secara permanen. Oleh karena itu, kami senang bahwa ada aktivitas untuk itu, untuk memastikan bahwa kedua bangsa itu bisa memiliki pengertian yang lebih baik, tetapi juga sekaligus bisa berkontribusi bagi upaya global dalam melakukan dialog antar peradaban dan antar agama.

 

Sedangkan yang kelima, di bidang climate change, ini juga penting. Saya berterima kasih kepada Inggris, atas kontribusinya dan bantuannya kepada Indonesia dalam mendukung upaya Indonesia memelihara lingkungan, termasuk hutan-hutan yang ada. Banyak proyek yang juga disponsori oleh pemerintah Inggris, baik di Jambi maupun di tempat yang lain. Dan ini membuktikan bahwa kami memiliki kepedulian atas pemeliharaan lingkungan sekaligus bekerja sama untuk menghadapi climate change.

 

Kami juga membahas yang lain, misalkan kebersamaan di G20, membahas perkembangan regional, ataupun internasional, seperti yang ada di Korea, di Syria, maupun di Afghanistan.

 

Saudara-saudara,

 

Pertemuan berjalan secara produktif, kami membahas secara terbuka, tapi dengan niat yang baik apa yang bisa disumbangkan oleh Inggris dan Indonesia untuk perdamaian dan keamanan dunia. Ada kalanya ada perbedaan cara pandang, tetapi kami sepakat bahwa bagaimanapun kita harus bekerja sama, dan kemudian dengan sungguh-sungguh untuk berkontribusi bagi mengatasi berbagai konflik di dunia ini, dengan pendekatan yang paling baik dan untuk kebaikan seluruh warga dunia.

 

Demikianlah pokok-pokok dari saya, sekarang saya persilakan Yang Mulia Perdana Menteri untuk menjelaskan kepada pers dari perspektif beliau dan pandangan-pandangan beliau tentang peningkatan hubungan bilateral dan juga masalah-masalah regional dan global. Saya persilakan.

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI