KETERANGAN PERS PRESIDEN RI MENGENAI HASIL DAN PERKEMBANGAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI ACEH-NIAS
KETERANGAN PERS
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MENGENAI HASIL DAN PERKEMBANGAN
REKONSTRUKSI DAN REHABILITASI ACEH NIAS
PADA TANGGAL 13 FEBRUARI 2009
DI HALAMAN ISTANA NEGARA, JAKARTA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MENGENAI HASIL DAN PERKEMBANGAN
REKONSTRUKSI DAN REHABILITASI ACEH NIAS
PADA TANGGAL 13 FEBRUARI 2009
DI HALAMAN ISTANA NEGARA, JAKARTA
Apa yang dilaporkan oleh Pak Kuntoro, Kepala BRR Aceh dan Nias; apa yang saya terima dari para pejabat, baik pemerintah pusat maupun daerah; apa yang saya pantau sendiri, sejauh ini pelaksanaan rekonstruksi dan rehabilitasi berjalan baik. Dengan skala dan ukuran apa pun juga, hasilnya baik. Bahkan, sebagaimana Saudara ketahui penanganan Aceh pasca tsunami, penanganan Nias pasca gempa bumi, yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini BRR yang mengemban peran yang utama, dibantu oleh masyarakat internasional, itu dianggap sebagai suatu model yang berhasil, dan bisa menjadi kajian, pembanding, serta banyak pelajaran yang bisa dipetik dari apa yang dilakukan Indonesia dalam kerja sama dengan negara-negara sahabat itu dalam melakukan rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh dan Nias pasca tsunami dan gempa bumi.
Saudara-saudara, forum tadi sebenarnya forum untuk kajian. Pamerannya pun pameran sebagai pertanggungjawaban dalam rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh dan Nias. Terbuka untuk umum, oleh karena itu, saya juga menganjurkan kepada rakyat Indonesia, pimpinan-pimpinan organisasi, TNI, Polri, jajaran pemerintah, siapa saja, termasuk LSM untuk melihat langsung apa yang dilakukan oleh kita, oleh BRR, oleh daerah, oleh lembaga-lembaga non pemerintah yang menurut saya berhasil baik. Saya melihat stand-stand tadi baik yang domestik maupun yang internasional menurut saya banyak sekali yang bisa kita pelajari. Ini sungguh saya anjurkan untuk melihat karena menangani krisis tidak semudah yang dibayangkan, termasuk krisis bencana alam. Demikian juga membangun sesuatu yang mulai dari nol, tanpa fasilitas, pejabat daerah bubar, rakyat mengalami trauma yang luar biasa, dan sebagainya. Ternyata dengan kegigihan, dengan kecepatan, ketepatan dan termasuk perencanaan yang baik, semua itu bisa dilakukan.
Tetapi yang ingin saya sampaikan, yang tidak sempat saya sampaikan tadi, di pembukaan Konferensi Pembangunan Kembali Aceh dan Nias adalah begini , Saudara-Saudara, saya sampaikan pada Gubernur Aceh tadi, pertama agar rekonstruksi dan rehabilitasi pasca tsunami, utamanya di Aceh dan pasca gempa bumi, utamanya di Nias, jangan sampai dengan berakhirnya BRR yang insya Allah akan berakhir pada medio april mendatang, lantas terjadi kemunduran atau stagnasi. Saya ingin terus berlanjut. Pemerintah telah membangun nanti, telah menetapkan ada badan kesinambungan dari rehabilitasi dan rekonstruksi itu, tentu penjurunya, pimpinannya adalah gubernur masing-masing. Tetapi yang jelas semua yang dijalankan oleh BRR bekerja sama dengan pihak lain yang mencerminkan tata pemerintahan yang baik, good governance, bersih, transparan, akuntabel, saya minta dijalankan. Jangan ada hal-hal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip manajemen seperti itu karena sudah cukup banyak biaya yang kita keluarkan, dari pemerintah sendiri sekitar Rp 22 triliun, belum bantuan dari negara-negara sahabat. Sayang kalau kelanjutannya tidak berjalan dengan baik. Oleh karena itu, sekali lagi pengelolaan yang mencerminkan good governance.
Saya tidak ingin pelaksanaan rekonstruksi dan rehabilitasi di Aceh dan Nias yang telah berjalan baik hingga saat ini tidak bisa dipertahankan, ada kemunduran, ada stagnasi, ada pelaksanaan yang menyimpang, dan sebagainya. Dan saya minta, di samping gubernur, bupati, walikota bertanggungjawab, pemerintah pusat harus juga memberikan dukungan, bantuan, termasuk pengawasan agar semuanya betul-betul berlangsung dengan baik.
Yang kedua, juga saya tekankan tadi kepada Gubernur Aceh utamanya agar proses reintegrasi pasca konflik juga dikawal, dipelihara, dan disukseskan. Saya mengetahui bahwa trust building memerlukan waktu. Masih saya lihat, saya dengar adanya saling curiga meskipun skalanya makin kecil, makin kecil dan itu biasa terjadi dalam sebuah proses reintegrasi. Tetap sekali lagi, ini juga jangan sampai terganggu. Semua bertanggung jawab berhentinya konflik bersenjata, bertanggung jawab disepakatinya penghentian konflik, bertanggung jawab proses reintegrasi dan trust building berjalan baik, bertanggung jawab pembangunan Aceh terlaksana dan Aceh makin baik masa depannya, bertanggung jawab Aceh tetap berada dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Saya ingatkan agar proses yang begini baik kita syukuri, dengan ridho Allah SWT tercapai satu penyelesaian yang baik, yang sangat bersejarah, jangan sampai ada masalah-masalah yang mengganggu kelanjutan dari proses ini. Dua hal itulah yang saya tekankan tadi, khususnya kepada Gubernur Aceh dan semua pihak. Yang jelas kita bersyukur rehabilitas dan rekonstruksi pasca bencana berjalan baik, BRR akan habis masa baktinya bulan April dan setelah itu kita lanjutkan kembali dengan mengutamakan peran pemerintah daerah dibantu oleh pemerintah pusat.
Terima kasih.