KETERANGAN PERS PRESIDEN RI, PERKEMBANGAN SITUASI DI THAILAND DAN INDIA, 1-12- 2008

 
bagikan berita ke :

Senin, 01 Desember 2008
Di baca 880 kali

KETERANGAN PERS PRESIDEN RI

BERKAITAN DENGAN PERKEMBANGAN SITUASI DI THAILAND DAN INDIA

ISTANA MERDEKA, JAKARTA

1 DESEMBER 2008   

 

Bismillahirrahmaanirrahiim, 

 

Saudara-saudara, para wartawan yang saya cintai, 

 

Saya akan memberikan penjelasan kepada Saudara berkaitan dengan perkembangan situasi di Thailand dan sedikit di India terutama yang berkaitan dengan kepentingan kita, termasuk keberadaan Warga Negara Indonesia di Thailand, dan juga ada sejumlah isu yang akan saya jelaskan pada kesempatan ini.

Tadi dalam jumpa pers bersama saya, bersama Presiden India memang tidak ada sesi tanya jawab, sebab lazimnya kepala negara yang tidak merangkap sebagai kepala pemerintahan itu tidak berbicara tentang policy dan juga tidak menegosiasikan masalah-masalah, apakah bilateral, apakah multilateral. Dan ini lazim terjadi di acara-acara jumpa pers, bahkan kalau Saudara masih ingat ketika kita mendapat kunjungan Pangeran Charles dari Inggris, bahkan dalam Presidential Lecture yang  diberikan oleh beliau kepada sejumlah audience waktu itu tidak ada juga sesi tanya jawab, karena beliau tidak mendapatkan mandat untuk membahas masalah-masalah yang menjadi domain dari pemerintah atau pihak eksekutif.

Oleh karena itulah, hal-hal yang berkaitan dengan, misalnya perkembangan di India yang tidak sempat tadi saya jelaskan dari perspektif Indonesia, akan saya jelaskan sekarang, meskipun tidak banyak, dan lebih banyak yang berkaitan dengan perkembangan keamanan di kawasan kita sendiri, di kawasan Asia Tenggara. Saudara-saudara, kita semua mengikuti perkembangan situasi politik dan keamanan di Thailand. Indonesia berharap Pemerintah Thailand bisa mengelola, bisa mengatasi, dan bisa memulihkan keadaan karena demokrasi bagaimanapun perlu ditegakkan di Asia ini, di negara-negara ASEAN, termasuk di Thailand. Saya percaya bahwa bangsa, negara, dan Pemerintah Thailand akan bisa mengatasi masalah ini dengan baik. 

 

Sementara itu, sebagaimana yang Saudara ikuti, ada sejumlah Warga Negara Indonesia yang berada di Thailand, apakah dalam rangka kunjungan kerja, kegiatan profesional, ataupun berpariwisata yang mereka mestinya segera bisa kembali ke tanah air. Ada sejumlah 320 warga negara kita dan sudah bisa kembali itu sejumlah 110, masih ada sisanya sejumlah 210. Pembicaraan saya, para Menteri dengan Duta Besar kita yang ada di Thailand, warga negara kita ini sedang dalam persiapan untuk kita evakuasikan atau kita terbangkan kembali ke Indonesia. Dubes telah memberikan bantuan pelayanan, berkoordinasi dengan pemerintah setempat, pihak keamanan setempat, agar pada saatnya saudara-saudara kita itu bisa kembali ke Indonesia. Yang jelas, Garuda Indonesia besok akan berangkat ke Thailand untuk membawa penumpang kurang lebih berjumlah 165 yang kebetulan mereka memegang tiket Garuda. Sisanya oleh Dubes dan oleh Pemerintah juga diusahakan untuk bisa kembali ke Indonesia menggunakan airlines yang bisa menerbangkan mereka, baik langsung ke Jakarta maupun melewati Kuala Lumpur.

 

Dengan demikian harapan saya Saudara-saudara kita itu bisa kembali dengan selamat ke Indonesia apakah dengan penerbangan atau kombinasi antara jalan darat, kereta api kemudian terbang ke Indonesia. Berkaitan dengan Thailand, Saudara mengetahui bahwa sesungguhnya pada medio Desember ini Thailand akan menjadi tuan rumah dari ASEAN Summit, ASEAN +3 Summit, dan East Asian Summit. Summit ini penting karena di samping untuk meresmikan Piagam ASEAN yang baru mulai berlaku, diharapkan 17 Desember ini, dan juga akan merumuskan langkah-langkah bersama untuk menghadapi krisis keuangan global terutama yang berkaitan dengan yang disebut Chiangmai Initiative. Satu kerangka, satu framework, satu tatanan untuk pooling dana, yang dana itu bisa digunakan oleh negara ASEAN +3. Dengan demikian memiliki urgensi yang tinggi, untuk bisa dilakukan pertemuan baik pada tingkat Menteri maupun pada tingkat puncak di Thailand pada bulan Desember ini, sekali lagi Pertemuan  ASEAN, ASEAN +3, dan juga East Asian Summit.

Sekarang sedang dilakukan komunikasi oleh Pemerintah kita dan Pemerintah-Pemerintah Negara ASEAN yang lainnya dengan Pemerintah Thailand. Menlu terus berkomunikasi dengan Sekretaris Jenderal ASEAN yang bermarkaskan di Jakarta, sekretariatnya, dan juga tentunya dengan pihak Thailand sendiri solusi yang paling baik. Indonesia, saya sendiri berharap agar Pertemuan Puncak itu tetap bisa diselenggarakan di Thailand. Adapun apabila dalam waktu dekat belum memungkinkan, maka ada dua hal yang mendesak untuk bisa dilakukan misalnya peresmian dari, atau mulai berlakunya secara resmi Piagam Baru ASEAN, yang itu bagus kalau misalkan, paling tidak para Menlu ASEAN itu bisa berkumpul, dan bisa memulai berlakunya piagam itu. Indonesia bersama-sama Sekjen ASEAN menawarkan bisa dilaksanakan di Sekretariat Jenderal ASEAN yang kebetulan tempatnya di Jakarta.  

 

Demikian juga untuk pertemuan para Menteri Keuangan berkaitan dengan kerangka waktu untuk mengatasi krisis keuangan global sebelum Pertemuan Puncak G-20 nanti. Bagus kalau mereka juga tidak terlalu lama bisa segera bertemu para Menteri Keuangan tersebut. Dalam hal ini ada pembicaraan-pembicaraan, dan Indonesia menyambut baik dan bersedia apabila, misalnya, pertemuan itu dilaksanakan di Bali, misalnya. Dan dengan catatan, baik pertemuan di Sekretariat Jenderal ASEAN, Jakarta maupun di Bali itu tetap yang menjadi pimpinannya adalah pihak Thailand. Semua itu sedang dikomunikasikan dengan niat yang baik untuk mencari jalan keluar yang terbaik sambil kita memberikan dukungan dan berharap Thailand bisa mengatasi persoalan dalam negerinya dan apabila memungkinkan semua itu bisa dilaksanakan di Thailand, kecuali apabila belum memungkinkan maka Indonesia berpendapat dua hal tadi, Pertemuan Para Menlu dan Pertemuan Para Menteri Keuangan perlu segera dilaksanakan. 

 

Itulah perkembangan situasi di Thailand yang berkaitan dengan keberadaan Warga Negara Indonesia dan juga berkaitan dengan berbagai pertemuan penting yang mestinya dilaksanakan di Thailand pada bulan Desember ini.  Berkaitan dengan perkembangan situasi di Mumbai, India, saya kira kita semua mengikuti situasi itu. Kita bersyukur bahwa keadaan sudah bisa dipulihkan dan situasi berada di bawah kontrol dari Pemerintah India dan Indonesia mendukung tentu penegakan hukum sebagaimana layaknya penegakan hukum yang dilakukan di semua negara terhadap aksi-aksi kejahatan termasuk terorisme itu. Ini menunjukkan, Saudara-saudara, dan dalam pertemuan saya dengan Presiden India tadi, juga kita bahas ancaman terorisme ini real, dan masih menghantui masyarakat dunia.

Oleh karena itu solusinya, kita harus waspada, kita harus melakukan langkah-langkah pencegahan dan kita juga membangun sistem di dalam negeri masing-masing untuk bisa mencegah dan menanggulangi ancaman terorisme ini, termasuk kerja sama global yang diperlukan agar lebih efektif lagi di dalam kita mengatasi ancaman terorisme ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden India, lima warga negara kita, kebetulan berasal dari Bali, kemarin terperangkap di Hotel Oberoi dan akhirnya bisa diselamatkan. Tentu itu langkah yang baik, dan mudah-mudahan kerjasama seperti inilah yang terus kita lanjutkan karena bagi Indonesia, satu warga negara Indonesia pun di luar negeri harus kita selamatkan apabila menghadapi ancaman, harus kita lindungi dan kita perhatikan hak-hak dasarnya.   

 

Saudara-saudara, 

 

Dengan penjelasan situasi di Thailand dan di India ini, marilah kita mengambil pelajaran yang sangat berharga. Kita masih ingat di awal krisis dulu, sejak 1998 sampai kurang lebih lima tahun setelah itu, keamanan di negeri kita juga dalam keadaan yang terguncang, bukan hanya keamanan tapi juga situasi sosial, yang disebut dengan public order dan banyak hal itu sangat terganggu karena berbagai kekerasan, konflik komunal, termasuk di antaranya aksi-aksi terorisme. Kita masih ingat pula akibatnya kita sangat menderita, ekonomi kita sangat merosot, rakyat tidak mendapatkan rasa tenang dan rasa aman, citra kita di luar negeri buruk, investasi terganggu, kegiatan dunia usaha juga terganggu. Dengan demikian merugikan seluruh kepentingan bangsa, dan utamanya merugikan kepentingan rakyat kita yang perlu mendapatkan perlindungan dan peningkatan kesejahteraannya.

Alhamdulillah, dengan kerja keras kita semua tahun demi tahun suasana itu dapat kita pulihkan, keadaannya jauh membaik, dan sisa-sisa krisis, konflik, kekerasan yang terjadi di awal-awal krisis itu sudah sangat sedikit dan keadaan boleh kita katakan hampir mendekati pulih ataupun normal. Oleh karena itu saya mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia, kepada komponen bangsa Indonesia, marilah kita pelihara, kita jaga kondisi dan situasi keamanan, sosial, politik di negeri ini untuk tetap berada dalam keadaan yang stabil sehingga tidak terjadi lagi tragedi di awal-awal krisis dulu yang nyata-nyata kita rasakan sangat memukul berbagai sendi kehidupan bangsa kita, utamanya di bidang ekonomi. Tahun ini, apalagi tahun 2009 adalah tahun pemilihan umum. Hampir pasti situasi politik akan menghangat, mungkin juga akan ada ketegangan-ketegangan sosial di antara kita.

Oleh karena itu saya berharap kita semua bisa menahan diri, kita bisa menjalankan demokrasi secara tertib. Justru pemilihan umumlah ajang yang paling tepat sebagai regularitas demokrasi rakyat bisa menyalurkan aspirasinya, bisa menyampaikan pilihan-pilihannya. Di situ yang paling sah, yang paling akuntabel, yang paling demokratis. Mari kita pelihara, kita jaga, kita berikan peluang agar rakyat kita dengan aman, dengan bebas, dengan tertib bisa menyalurkan aspirasi dan pilihannya itu. Setiap upaya yang mengganggu situasi yang baik menjelang pemilu ini tentu harus kita cegah. Kalau kita biarkan akan membawa kerugian yang tidak sedikit. Mari kita hindari pengerahan-pengerahan massa yang tidak diperlukan, padahal ada wadah, ada ajang yang baik, pemungutan suara itu sendiri. Pengerahan massa dengan berbagai motif, apabila disertai dengan tindakan-tindakan yang tidak tepat bisa menimbulkan gangguan ketertiban dan keamanan publik, public disorder, public insecurity, yang itu jelas, akan membawa keburukan bagi bangsa kita. Apalagi sekarang kita sedang bekerja siang dan malam untuk menjaga perekonomian kita, memelihara sektor riil kita, mencegah gelombang PHK di negeri ini akibat krisis keuangan global, akibat resesi dunia.

Oleh karena itu, mari kita pelihara betul, situasi politik, situasi sosial, dan situasi keamanan di dalam negeri ini agar semua upaya untuk menjaga perekonomian kita bisa kita laksanakan dengan baik. Kita tidak ingin rakyat kita menderita karena kita tidak secara efektif menjaga ini akibat situasi politik, sosial, keamanan yang tidak kondusif untuk langkah-langkah penyelamatan ekonomi kita. Saudara-saudara, itu pelajaran yang kita petik dan himbauan, ajakan, dan harapan saya kepada seluruh rakyat Indonesia, kepada komponen bangsa untuk menjaga situasi politik, sosial, keamanan di negeri ini. Kita belajar dari apa yang terjadi di Thailand sekarang ini. Berapa triliun rupiah yang menjadi kerugian akibat situasi yang tidak menentu. Kita juga melihat dari pandangan mata sendiri melalui televisi, tragedi yang ada di Mumbai, yang dulu pernah juga terjadi di Indonesia.  

 

Saudara-saudara, 

 

Menghadapi itu semua, tentu kita tidak boleh pasif, tidak boleh menganggap ringan situasi dunia dan pengaruhnya terhadap negeri kita. Kita harus terus menjaga kesiagaan dan kemampuan kita untuk menghadapi ancaman-ancaman seperti itu, seperti ancaman terorisme. Pihak intelijen negara, pihak kepolisian, pihak TNI harus mampu untuk memelihara situasi keamanan, harus mampu mencegah terjadinya tindakan-tindakan terorisme seperti itu. Kita juga harus memelihara kesiagaan, memelihara ketrampilan, kecepatan tindak agar apabila ada benih-benih yang akan mengancam keamanan di negeri ini bisa ditindak dengan cepat dan tepat menurut undang-undang dan aturan hukum yang berlaku. Dukungan rakyat sangat diperlukan. Ini negara yang harus kita jaga bersama-sama. Pemerintah yang sedang bergulat untuk menyelesaikan persoalan krisis keuangan global, maka diperlukan dukungan dan kebersamaan seluruh rakyat Indonesia untuk kepentingan rakyat sendiri, kepentingan kita bersama. 

 

Saya sudah menginstruksikan kepada jajaran Kepolisian, jajaran intelijen, dan jajaran TNI untuk melakukan semacam gladi atau exercise untuk mengasah kesiagaan, mengasah estimasi, mengasah ketrampilan mereka dalam rangka pencegahan aksi-aksi terorisme, aksi-aksi kerusuhan dan apabila terjadi hal-hal yang mengarah ke situ bisa dilakukan langkah-langkah yang cepat dan tepat. Sementara itu, langkah-langkah di bidang perekonomian, di bidang kesejahteraan rakyat jalan terus. Kita terus mengelola dampak dari krisis keuangan global ini. Sinergi dan koordinasi antara Bank Indonesia, Pemerintah, dan dunia usaha terus kita lakukan untuk betul-betul memastikan sektor riil terus bergerak meskipun saya tahu ada kesulitan-kesulitan yang akan terjadi. Kita baru saja menurunkan BBM, premium. Kita sudah melakukan exercise apakah misalkan bulan berikutnya lagi harga solar bisa kita turunkan. Sedang kita hitung dalam konteks APBN kita, karena setiap upaya untuk meringankan beban rakyat musti kita lakukan, dengan catatan semua itu klop dengan penyelamatan perekonomian secara menyeluruh, secara utuh. Tentu saja peluang ini harus digunakan sebaik-baiknya agar tujuannya bisa dicapai dan tidak ada penyimpangan lain dalam upaya kita untuk meringankan beban rakyat yang berkaitan dengan harga BBM ini. Kita juga memberikan atensi pada pupuk.

Saudara tahu pertanian kita berkembang. Tahun ini diperkirakan pertumbuhannya mencapai 5,5% katakanlah begitu. Itu untuk seluruh pertanian atau hanya untuk beras dan padi, Pak Anton? Hanya untuk beras. Tetapi akibatnya kebutuhan pupuk itu meningkat dengan tajam. Untuk pertanian dalam arti sempit, untuk perkebunan. Oleh karena itulah kita terus melakukan upaya untuk mengatasi persoalan pupuk ini, meningkatkan produksi, menggunakan cadangan yang ada, dengan harapan distibusinya tepat, sampai sasaran, dengan tanggung jawab dan pelibatan juga para pemimpin daerah, gubernur, bupati, walikota, Departemen Perdagangan sendiri, Departemen Pertanian, dan masyarakat luas. Wakil Presiden sedang dan telah terus mengkoordinasikan upaya-upaya ini untuk memastikan bahwa persoalan pupuk yang memang muncul akibat meningkatnya kegiatan pertanian pangan dapat betul-betul kita kelola dengan baik. 

 

Menteri Keuangan baru saja berkunjung ke Jepang untuk juga membangun kerja sama partnership mengingat resesi dunia ini barangkali masih akan berkepanjangan, barangkali satu, dua tahun mendatang, oleh karena itu di samping kita memobilisasi kemampuan sendiri, di samping kita melakukan semuanya yang harus kita lakukan, kerja sama dan kemitraan dengan negara-negara sahabat perlu dibangun. Ini untuk menimbulkan kepercayaan, keyakinan bahwa Indonesia bisa mengatasi masalah ini. Bisa terus memelihara kegiatan ekonominya, termasuk utamanya sektor riil.  Sementara itu, program-program bantuan untuk rakyat yang berada dalam wilayah kesra atau bidang kesra, juga terus kita jalankan. Saya berharap pelaksanaan dari cluster bantuan langsung masyarakat itu berjalan dengan baik di seluruh Indonesia.

Saya juga ingin program pemberdayaan di masing-masing kecamatan dan desa melalui program PNPM Mandiri dengan alokasi anggaran yang makin besar, makin luas itu bisa disukseskan sehingga bisa memberikan lapangan pekerjaan, tingkat kecamatan dan kota bisa menggerakkan ekonomi riil, ekonomi lokal. Dan saya juga berharap program Kredit Usaha Rakyat untuk membantu usaha mikro dan kecil juga terus berjalan. Tahun ini, insya Allah, kita bisa menyalurkan 14 trilyun, harapan saya tahun depan kurang lebih jumlahnya sama, atau kalau bisa lebih besar lagi sehingga bisa menolong Saudara-saudara kita untuk tetap memiliki penghidupan, pekerjaan, dan income.

Dengan demikian meskipun krisis ini ditingkat global terasa ngeri tapi dengan kerja keras kita mudah-mudahan di negeri kita bisa kita minimalkan, bisa kita kurangi dampaknya.  

 

Itulah Saudara-saudara yang perlu saya sampaikan dan ini press briefing jadi saya menyampaikan itu untuk menjadi pengetahuan Saudara dan untuk dijelaskan kepada publik karena tadi dalam jumpa pers saya dengan Presiden India tidak sempat saya jelaskan.

 

Terima kasih.