Keterangan Pers Presiden RI, Sebelum Bertolak Ke Singapura, di Jakarta,Tgl.2 Sept 2014
KETERANGAN PERS
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
SEBELUM BERTOLAK KE SINGAPURA
DI BANDARA HALIM PERDANAKUSUMA, JAKARTA
TANGGAL 2 SEPTEMBER 2014
Â
Â
Â
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Saudara-saudara,
Sebagaimana Saudara ketahui, saya beserta delegasi akan mengemban tugas internasional, melaksanakan kunjungan kenegaraan ke Republik Singapura. Tentu ini kunjungan dan kegiatan bilateral saya yang terakhir selaku Presiden Republik Indonesia.
Dan, antara Indonesia dengan Singapura, sebagaimana pula antara Indonesia dengan Malaysia, dan Indonesia dengan Australia, itu ada yang disebut Annual Bilateral Meeting. Setiap tahun tempatnya berganti-ganti. Tentu saja pertemuan bilateral, yang insya Allah akan kami laksanakan dalam kunjungan dua hari ini, juga pertemuan bilateral terakhir yang saya hadiri sebagai Presiden Republik Indonesia, dan selebihnya akan dilaksanakan oleh Presiden terpilih dan Presiden kita kelak, Bapak Joko Widodo.
Kegiatan utama dalam kunjungan saya beserta delegasi ke Singapura kali ini adalah, di samping tentu ada Upacara Kenegaraan, penyambutan yang ingin diberikan oleh Negara dan Pemerintah Singapura, juga ada pertemuan bilateral saya dengan Presiden Tony Tan, ada pertemuan bilateral saya dengan Perdana Menteri Lee Hsien Loong, dan juga dirancang pertemuan saya dengan mantan Perdana Menteri Goh Chok Tong.
Tentu ada sejumlah kegiatan lain, untuk memastikan bahwa kami, pemerintah Singapura dan pemerintah Indonesia bisa melakukan evaluasi, apa saja yang telah kami capai selama sepuluh tahun terakhir ini. Dengan harapan yang baik-baik tentu, semangatnya bisa Indonesia dan Singapura jaga untuk waktu yang akan datang, sedangkan agenda-agenda yang memang masih berlanjut, tentu akan dilanjutkan oleh kepemimpinan yang akan datang. Saya telah menyampaikan secara terbatas, dan nanti akan saya ulangi lagi kepada Presiden Joko Widodo pada saatnya untuk dilanjutkan kerja sama, kemitraan dan persahabatan antara kita dengan negara-negara sahabat, termasuk tetangga-tetangga terdekat kita diantaranya adalah Singapura.
Juga dalam kunjungan ini akan ditandatangani, ini sedang dirampungkan, dipersiapkan kemajuan dari perjanjian atau negosiasi perbatasan di antara kedua negara. Dengan senang hati saya sampaikan bahwa perundingan perbatasan di mana pun antara negara yang satu dengan negara yang lain, itu sebuah proses yang tidak mudah, bahkan ada yang hingga saat ini di banyak negara belum rampung, berpuluh-puluh tahun dinegosiasikan juga ternyata tidak semudah itu.
Alhamdulillah
kita dengan Singapura, kita dengan Malaysia, kita dengan Filipina, kita dengan
Papua Nugini, dan negara-negara lain ada progress, ada kemajuan. Nah,
yang insya Allah akan kita saksikan penandatanganannya antara Menteri
Luar Negeri kita dengan Menteri Luar Negeri Singapura besok itu juga salah satu
kemajuan yang kita capai.
Tentu kami akan menyampaikan kepada, baik Presiden Tony Tan maupun Perdana
Menteri Lee Hsien Loong, harapan-harapan Indonesia, karena kerja sama kita
baik, terutama kerja sama di bidang investasi dan perdagangan. Investasi
Singapura kuat dan besar di negeri kita, demikian juga volume perdagangan dan
kerja sama yang lain. Oleh karena itu, dengan kebangkitan perekonomian Indonesia
dari tahun ke tahun, dengan prospek yang insya Allah akan baik di masa
mendatang, serta posisi Singapura sebagai economic center, trade center,
service center dan sebagainya, itu kalau kita kombinasikan dengan baik
pasti membawa manfaat yang nyata bagi kedua bangsa, Singapura dan Indonesia.
Itulah yang ingin saya sampaikan kepada rakyat Indonesia melalui Saudara. Dan nanti seperti biasanya sebelum kembali ke Tanah Air, kita akan ada press conference. Akan saya sampaikan apa yang telah kami capai dalam kunjungan bilateral ini, dan kemudian Saudara juga bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Dan, Tanah Air sejauh ini semuanya berjalan, transisi kepemimpinan nasional antara saya dengan Pak Jokowi, termasuk kesiapan pemerintahan baru untuk mengemban tugas juga terus berlangsung. Dan saya senang bahwa akhirnya pemilihan presiden yang berlangsung, meskipun banyak dinamikanya, dan itu wajar, negara mana pun begitu, meskipun dunia mengatakan election kita, baik pemilu legislatif maupun pemilihan presiden itu berjalan secara damai dan demokratis, peaceful and democratic, tetapi di sana-sini tentu ada dinamika-dinamika, dan itu wajar. Dan saya harus mengatakan, pihak yang tidak berhasil pun memilih jalur yang disediakan oleh konstitusi, dalam koridor demokrasi. Ini pertanda makin baik politik kita, dan kalau itu urusan politik ya, wahananya, atau zonanya juga zona politik. Kita harus mencegahnya masuk ke wilayah, misalnya kekerasan, ataupun ketidaktertiban, atau tindakan-tindakan yang tidak mencerminkan nilai-nilai demokrasi.
Alhamdulillah ini bisa kita capai, saya sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, termasuk rakyat Indonesia atas semangatnya yang tinggi, dan langkah-langkah nyatanya untuk mematangkan dan meningkatkan kualitas demokrasi di negeri kita. Itulah penjelasan saya Saudara-saudara.
Terima kasih.
Â
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Kementerian Sekretariat Negara RI