Dengan alasan itulah, Presiden mengirimkan surat kepada Presiden Mesir Hosni Mubarok untuk berbagi pengalaman. Meskipun banyak negara yang menyampaikan pendapat keras mereka di publik, Presiden SBY memilih untuk menyampaikan pendapat dengan cara lain. "Dengan menulis surat dan berbagi pengalaman," kata Presiden.
Dengan pengalaman itu semoga Mesir bisa melewatinya seperti Indonesia. "Harapan saya teman-teman di Mesir bisa mengatasinya. Bahwa Indonesia juga pernah mengatasi masalah yang sama. Negara memberikan ruang untuk transformasi dan berubah ke arah lebih baik. Reformasi berjalan dengan baik," SBY menambahkan.
Perihal kerusuhan di perbatasan Thailand dan Kamboja, Presiden telah mengutus Menlu Marty Natalegawa untuk menyampaikan pandangan Indonesia. "Agar konflik antar kedua negara yang telah menjatuhkan korban bisa diatasi dan tidak berkembang luas," kata SBY.
Kepala Negara melakukan hal ini dalam kapasitasnya sebagai Ketua KTT-ASEAN tahun ini, dan konflik tersebut bisa diselesaikan di tingkat ASEAN. "Ini bukan pertama kali. Ini serius karena berhari-hari," ujar Presiden.
Presiden juga sudah menerima laporan dari Menlu bahwa kedua negara telah menerima pandangan SBY dengan baik. "Saya tahu Kamboja sudah melaporkan ke PBB. Tadi malam Menlu melaporkan bahwa PBB mendukung langkah Indonesia untuk terlebih dahulu diatasi di tingkat ASEAN," SBY menjelaskan.
Terkait konflik yang kerap terjadi di perbatasan, Kepala Negara menitipkan pesan kepada para satuan prajurit yang bertugas di perbatasan untuk terus siaga dan mengemban tugas dengan baik, dan profesional. "Yang khas karena menjaga perbatasan, komandan harus mengerti seluk-beluk mengatasi perbatasan sehingga jangan sampai terjadi salah pengertian seperti di Thailand dan Kamboja," Presiden menandaskan. (yun)
Sumber:
http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2011/02/11/6475.html