Sejak tahun 2000, Stasiun KA Tanjung Priok rusak, tidak dipergunakan lagi dan terjadi penyalahgunaan peruntukan. "Diniatkan dengan menghidupkan kembali Stasiun Priok itu, kita ingin fungsi kereta api sebagai angkutan publik diantara kedua stasiun ini berjalan kembali," kata Presiden SBY.
Mengingat nilai sejarah Stasiun Tanjung Priok yang tinggi, bisa digali semacam ekonomi warisan untuk wisata dan untuk studi. "Dengan demikian ada fungsi dan tujuan lain yang hendak dicapai. Saya berharap tujuan itu bisa dicapai dengan pengelolaan yang baik dari Departemen Perhubungan dan PT. Kereta Api," Presiden menambahkan.
"Yang ingin saya sampaikan, ketika kita mengikuti perjalanan tadi, saya melihat kiri-kanan rel penuh perumahan penduduk di sepanjang rel. Menurut saya ini perlu ditata kembali. Saya sudah menginstruksikan kepada menteri-menteri terkait, Menteri Perhubungan, Menteri PU, Meneg BUMN, gubernur, walikota, dan juga PT. KA untuk segera merumuskan apa yang mesti dilakukan untuk menata," SBY menegaskan.
Presiden SBY ingin agar zona yang dilintasi kereta api ini bersih. "Masih banyak juga kita lihat sampah, dibikin bersih, dibuat tempat sampah sehingga sampah tidak dibuang di sepanjang rel. Kalau perlu ada penghijauan, membangun kemudahan untuk air agar disamping baik untuk lintasan kereta api, saudara-saudara kita yang di situ juga mendapat lingkungan yang baik. Saya minta para menteri merumuskan sumber pendanaannya, barangkali dipadukan antara anggaran pusat dengan anggaran daerah, baik provinsi maupun kota," ujar SBY.
SBY menyadari, sebagian besar masyarakat yang dilewati tadi tidak memiliki kemampuan secara ekonomi untuk membuat lingkungannya lebih bersih, sehat, dan indah. "Para menteri rumuskan, dan dalam waktu tidak terlalu lama laporkan pada saya agar semua bisa kita tata kembali. Memang kadang-kadang dilematis, mereka sudah terlanjur berada di zona itu, untuk memindahkan juga tidak mudah secara sosial dan psikologi. Namun meskipun demikian tetap harus kita tata," Presiden menandaskan.
"Yang penting bagi saya, yang sudah ada di situ --tadi toh kereta api juga bisa berjalan dengan baik, ditata kembali. Dengan demikian mereka juga senang," kata SBY.
Turut mendampingi Presiden SBY, antara lain, Menko Polhukkam Widodo AS, Menhub Jusman Syafii Djamal, Mensesneg Hatta Rajasa, Menteri PU Djoko Kirmanto, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, dan Jubir Presiden Andi Mallarangeng.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/04/28/4253.html
Mengingat nilai sejarah Stasiun Tanjung Priok yang tinggi, bisa digali semacam ekonomi warisan untuk wisata dan untuk studi. "Dengan demikian ada fungsi dan tujuan lain yang hendak dicapai. Saya berharap tujuan itu bisa dicapai dengan pengelolaan yang baik dari Departemen Perhubungan dan PT. Kereta Api," Presiden menambahkan.
"Yang ingin saya sampaikan, ketika kita mengikuti perjalanan tadi, saya melihat kiri-kanan rel penuh perumahan penduduk di sepanjang rel. Menurut saya ini perlu ditata kembali. Saya sudah menginstruksikan kepada menteri-menteri terkait, Menteri Perhubungan, Menteri PU, Meneg BUMN, gubernur, walikota, dan juga PT. KA untuk segera merumuskan apa yang mesti dilakukan untuk menata," SBY menegaskan.
Presiden SBY ingin agar zona yang dilintasi kereta api ini bersih. "Masih banyak juga kita lihat sampah, dibikin bersih, dibuat tempat sampah sehingga sampah tidak dibuang di sepanjang rel. Kalau perlu ada penghijauan, membangun kemudahan untuk air agar disamping baik untuk lintasan kereta api, saudara-saudara kita yang di situ juga mendapat lingkungan yang baik. Saya minta para menteri merumuskan sumber pendanaannya, barangkali dipadukan antara anggaran pusat dengan anggaran daerah, baik provinsi maupun kota," ujar SBY.
SBY menyadari, sebagian besar masyarakat yang dilewati tadi tidak memiliki kemampuan secara ekonomi untuk membuat lingkungannya lebih bersih, sehat, dan indah. "Para menteri rumuskan, dan dalam waktu tidak terlalu lama laporkan pada saya agar semua bisa kita tata kembali. Memang kadang-kadang dilematis, mereka sudah terlanjur berada di zona itu, untuk memindahkan juga tidak mudah secara sosial dan psikologi. Namun meskipun demikian tetap harus kita tata," Presiden menandaskan.
"Yang penting bagi saya, yang sudah ada di situ --tadi toh kereta api juga bisa berjalan dengan baik, ditata kembali. Dengan demikian mereka juga senang," kata SBY.
Turut mendampingi Presiden SBY, antara lain, Menko Polhukkam Widodo AS, Menhub Jusman Syafii Djamal, Mensesneg Hatta Rajasa, Menteri PU Djoko Kirmanto, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, dan Jubir Presiden Andi Mallarangeng.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/04/28/4253.html
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?