Kita Telah Bangun Pondasi Kuat di Tahun 2015

 
bagikan berita ke :

Rabu, 23 Desember 2015
Di baca 669 kali

"Kita telah membangun pondasi yang baik, pondasi yang kuat dalam politik anggaran, kita juga telah mengalihkan subsidi BBM untuk program-program yang langsung bagi rakyat", kata Presiden disampaikan dalam Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, Jakarta, (23/12).

 

Di bidang infrastruktur beberapa capaian yang sudah dijalankan yaitu percepatan pembangunan jalan tol, jalur kereta api, bandara, dan pelabuhan. Perubahan haluan dilakukan agar pembangunan lebih merata di seluruh Indonesia. Bukan hanya Jawa sentris tapi Indonesia sentris. Hal ini terlihat dengan pembangunan di daerah terluar dan daerah tertinggal. "Kita juga telah mengubah haluan membangun sebuah Indonesia sentris, bukan Jawa sentris. Membangun daerah terluar, membangun dimulai dari daerah terdepan dan tertinggal," ujar Presiden, seperti dilansir Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana.

 

Dalam Sidang Kabinet Paripurna tersebut, Presiden Jokowi memerintahkan seluruh Menteri, Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian, TNI, dan Polri untuk memberi perhatian kepada beberapa hal yang harus dilakukan di tahun 2016.

 

Pertama adalah masalah anggaran 2016 yang telah didedikasi kepada rakyat harus terus dikawal agar berjalan secara efektif. Di Tahun 2016 pemerintah meningkatkan anggaran pendidikan hingga 25,5%, anggaran infrastruktur meningkat 76,2%, dan anggaran untuk kesehatan meningkat 75,4%. Presiden memerintahkan agar anggaran itu segera direalisasikan pada awal tahun untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. "Sekali lagi saya minta para menteri terutama yang mendapatkan alokasi dana besar dari APBN harus mempercepat penyerapan anggaran di awal 2016 untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Sehingga pertumbuhan ekonomi tahun 2016 berada pada kondisi yang sesuai dengan yang kita rencanakan, menjadi sekitar 5,3 persen," tutur Presiden.

 

Hal kedua yang menjadi perhatian Presiden adalah bahwa dalam bekerja pemerintah harus tetap fokus pada lima indikator penting: pertumbuhan ekonomi, pengendalian inflasi, penanggulangan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja dan mengatasi pengangguran, serta mengatasi kesenjangan atau ketimpangan ekonomi. 

 

Hal penting berikutnya yang harus diperhatikan menurut Presiden adalah semakin dekatnya era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang hanya tinggal menghitung hari. MEA adalah tantangan dan sekaligus kesempatan. Jangan terus menerus jadi jago kandang. Untuk hal ini, Presiden khusus memerintahkan kepada para Menteri, terutama Menteri BUMN untuk memperkuat daya saing industri nasional baik di BUMN maupun swasta, meningkatkan kualitas UMKM dan mendorong ekspor. "Yang kurang diperbaiki, belum baik diperbaiki, belum efisien diefisienkan, yang belum mempunyai daya saing diinjeksi agar mempunyai daya saing yang baik" kata Presiden.

 

Hal terakhir yang menjadi perhatian Presiden ialah masalah kemiskinan dan ketimpangan sosial. Ketimpangan sosial  jadi perhatian karena saat ini ratio gininya meningkat di angka 0,41%. Presiden mengatakan bahwa hal ini juga menjadi perhatian global. Sesuai dengan kerangka pembangunan SDGs (Sustainable Development Goals) dimana Indonesia terlibat dalam perumusan tujuan, target, dan indikator pelaksanaannya. Presiden melihat bahwa konsep Nawacita dan prioritas pembangunan nasional sudah sejalan dengan komitmen tujuan pembangunan yang berkelanjutan tersebut. "Yang perlu kita lakukan adalah menjalankan prioritas nasional secara baik dan efektif," ucap Presiden.

 

Meskipun telah ada beberapa capaian di tahun 2015, tetapi Presiden tetap ingin di tahun 2016 akan lebih baik lagi. "Dengan pondasi itu saya ingin agar 2016 kita bisa melanglah lari lebih cepat lagi, bekerja lebih keras lagi, karena tantangan 2016 tidak kalah beratnya dengan 2015", tutup Presiden. (Humas Kemensetneg)

 

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0