Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan dalam acara Puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-36 Tingkat Nasional Tahun 2016, yang digelar pada Sabtu, 29 Oktober 2016, di Alun-Alun Kabupaten Boyolali. Demikian rilis Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi, Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
"Negara kita negara besar. Negara subur tapi kita harus berbicara apa adanya. Tahun lalu beras, kedelai, jagung, buah-buahan, gula masih impor," ujar Presiden Joko Widodo.
Namun Presiden Joko Widodo optimis bahwa dengan kerja keras dan semangat perubahan yang tinggi, maka kedaulatan persediaan pangan nasional akan terwujud. Apalagi setelah melihat langsung kondisi di lapangan dalam kegiatan panen raya dan pameran Gelar Inovasi Teknologi.
"Tapi melihat tadi yang ada di lapangan dipamerkan, saya optimis insya Allah kalau semua kerja keras, selesai," imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo juga menyatakan pentingnya strategi ke depan guna meningkatkan semangat para petani untuk terus menanam. Terutama tanaman jagung yang saat ini masih impor dari negara lain, walaupun sudah menurun sekira 60 persen.
"Jagung impor turun sampai 60 persen, karena tahun lalu waktu saya ke Jawa Timur dan Dompu, semua petani mengeluh karena harga jagung cuma 1500 per kg. Mentan minta Perpres tentukan harga. Kalau di bawah itu, bulog keluarkan jurus," ucap Presiden Joko Widodo. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?