Konferensi Pers Presiden RI bersama Presiden Jerman, Jakarta, 1 Desember 2011

 
bagikan berita ke :

Kamis, 01 Desember 2011
Di baca 851 kali

KONFERENSI PERS

PRESIDEN RI BERSAMA PRESIDEN JERMAN

DI ISTANA NEGARA, JAKARTA,

KAMIS, 01 DESEMBER 2011

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Yang Mulia, Bapak Presiden Christian Wulff, dan delegasi,

Para wartawan yang saya cintai,                                     

 

Hari ini, Indonesia mendapat kehormatan menerima kunjungan Presiden Jerman atas undangan saya. Dan ini kunjungan yang bersejarah karena pertama kali dilaksanakan oleh beliau sekaligus menyongsong 60 tahun hubungan diplomatik Jerman-Indonesia yang akan jatuh pada tahun 2012 mendatang. Atas kunjungan beliau, harapan Indonesia bisa meningkatkan lagi hubungan bilateral yang telah berjalan baik sekarang ini ke tingkatan yang lebih tinggi, yang lebih strategis. Dalam pertemuan bilateral hari ini, melalui Bapak Presiden, saya juga mengundang Kanselir Angela Merkel untuk berkunjung ke Indonesia tahun depan menyongsong 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jerman.

 

Saudara-saudara,

 

Hubungan bilateral Indonesia-Jerman berjalan dengan baik, kuat dan terus berkembang. Sejumlah kerjasama yang berlangsung baik saat ini adalah misalnya; kerjasama di bidang ekonomi, utamanya investasi dan perdagangan. Kerjasama di bidang pengembangan demokrasi, rule of law dan good governance. Kemudian kerjasama pembangunan, termasuk kerjasama di bidang teknologi menghadapi bencana, contoh: tsunami early warning system disumbang oleh Jerman dan sangat berguna bagi Indonesia. Dalam pertemuan yang berlangsung secara konstruktif, membahas isu-isu yang fundamental seraya melihat ke depan, arah, agenda dan prioritas hubungan bilateral kedua negara. Kita juga bersepakat untuk menjaga dan meningkatkan the existing cooperation yang berjalan hingga hari ini.

 

Pada kesempatan yang baik ini, dari Indonesia, saya mengusulkan kepada Yang Mulia Presiden Jerman, beberapa agenda strategis yang bisa kita lakukan di masa depan. Dasar pemikiran yang saya sampaikan adalah, Jerman adalah negara yang kuat, ekonomi terbesar di Eropa, dengan kemampuan teknologi yang tinggi. Sedangkan Indonesia adalah ekonomi terbesar di Asia Tenggara, ASEAN, dan terus berkembang. Kami juga memiliki resources yang besar dan juga memiliki peran internasional yang semakin mengemuka. Dengan potensi dan kekuatan, baik Jerman dan Indonesia, saya berpendapat dan saya sampaikan kepada beliau, bahwa kita bisa meningkatkan kerjasama yang lebih strategis, yang betul-betul membawa manfaat baik bagi Jerman maupun Indonesia. Dalam kaitan itulah saya mengusulkan lima hal atau lima bidang sebagai prioritas. Dan sebelum lima hal itu saya jelaskan, secara khusus tadi saya menyampaikan terima kasih kepada Yang Mulia Presiden Jerman, dengan kebijakan debt swap yang mulai berlaku sejak tahun 2007, maka kebijakan pengalihan utang itu, telah sangat membantu Indonesia karena semua itu kita gunakan, misalnya untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar, penguatan usaha mikro, kemudian clean technology, perbaikan ekosistem dan lingkungan termasuk bidang kehutanan dan kesehatan. Oleh karena itu, sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih kepada pihak Jerman atas policy yang konstruktif ini.

 

Saudara-saudara,

 

Lima bidang kerjasama strategis yang saya sampaikan kepada beliau, dan pada prinsipnya, responnya juga konstruktif tadi:

Pertama, investasi dan perdagangan meskipun berkembang baik. Sekarang volume perdagangan mencapai US$ 6 milyar naik 22 persen dari tahun sebelumnya. Investasi dua tahun terakhir mencapai US$ 300 juta lebih. Tetapi, kedua angka ini masih sangat bisa ditingkatkan lebih tinggi lagi. Saya sampaikan kepada beliau, Indonesia punya MP3EI, suatu master plan untuk percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi dan saya mengundang Jerman untuk menjadi salah satu strategic partner dalam pengembangan dan investasi di Indonesia. Ekonomi domestik Indonesia terus menguat, dan ini baik bagi upaya global mencapai pertumbuhan global yang kuat sebagaimana kerangka G20, dan juga to rebalance equal economy, membikin perekonomian global lebih berimbang.

Di bidang kesehatan, saya sampaikan perlunya kerjasama. Saya tahu teknologi dan manajemen kesehatan Jerman sangat maju, dan Indonesia juga menuntut teknologi dan manajemen kesehatan yang lebih baik. Oleh karena itulah, kami berharap bisa bekerjasama di sini, dan kelompok menengah juga tumbuh di Indonesia dan ini memerlukan pelayanan kesehatan yang lebih baik.

Di bidang pendidikan, saya menggarisbawahi pentingnya kerjasama pendidikan di Jerman juga maju. Kami ingin kerjasama ini antara lain menyangkut pada pendidikan di bidang teknologi. Kami memerlukan ribuan engineers yang akan membangun infrastruktur, mengembangkan industri dan konektifitas di Indonesia 10, 20, 30 tahun mendatang.

Di bidang yang keempat, kami mengusulkan riset teknologi dan inovasi termasuk apa yang saya sampaikan, perlunya kerjasama di bidang clean energy, seperti geothermal, kemudian clean coal technology dan energi ramah lingkungan yang lain.

Yang kelima atau yang terakhir yang saya usulkan adalah, kerjasama di bidang industri pertahanan. Contohnya PT. DI kita, sekarang ada kerjasama dengan Airbus Military. Tentu, Jerman memiliki kapasitas untuk industri pertahanan dan saya mengusulkan kerjasama yang strategic,  long term misalnya. Di samping procurement juga ada joint investment dan ada joint production.

 

Inilah hal-hal yang saya usulkan kepada Yang Mulia Presiden Jerman. Dan pada akhir pembicaraan kami tadi, kita juga membahas masalah-masalah perkembangan dunia seperti di Afrika Utara, di Timur Tengah. Pandangan Indonesia jelas, kita berharap ada transisi demokrasi di negara-negara itu, tapi harus damai dan sesuai dengan kehendak rakyatnya. Saya juga prihatin dengan situasi di Syria, berharap segera bisa berhenti kekerasan-kekerasan yang mengakibatkan korban jiwa yang besar. Termasuk dukungan Indonesia terhadap Jerman yang menggelar konferensi tentang Afghanistan, rekonstruksi pasca konflik dan hal-hal lain untuk kebaikan Afghanistan dan kebaikan dunia. Dan juga yang terakhir, masalah perkembangan ekonomi di eurozone yang menjadi perhatian global. Memang situasinya sering tidak mudah tapi Indonesia berharap agar ada solusi di eurozone itu dengan demikian perekonomian global yang dalam proses recovery, ketika tiga tahun yang lalu ada krisis, itu bisa berlanjut.

 

Yang lain-lain, banyak hal yang kami sepakati, dan saya juga merespon pikiran-pikiran Presiden Wulff yang menurut saya relevan dan baik bagi peningkatan kerjasama bilateral kita.

 

Demikian penjelasan saya dari sisi Indonesia. Sekarang saya persilahkan kepada Yang Mulia Bapak Presiden untuk juga menyampaikan pandangan-pandangannya dan pikiran-pikiran beliau yang baik tadi dalam rangka peningkatan kerjasama Jerman dan Indonesia.

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI