Dalam sambutannya, Ketua Penanggung Jawab KUII ke-V yang juga Ketua Umum MUI, KH. M. A. Sahal Mahfudh mengatakan, umat Islam sebagai bagian terbesar dari bangsa Indonesia memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk berperan lebih besar dalam menentukan gerak pembangunan bangsa. "Untuk mencapai kondisi seperti itu, diperlukan adanya sinergi antar komponen umat Islam," ujar Sahal.
Kemajemukan yang dimiliki umat Islam dapat menjadi peluang sekaligus tantangan dalam membangun serta memberdayakan umat dan bangsa. "Karenanya, diperlukan adanya kepemimpinan yang kuat dan saling bersahabat di kalangan umat, sehingga kemajemukan yang ada dapat diramu menjadi daya dorong untuk menciptakan upaya-upaya pemberdayaan umat dan bangsa," jelas Sahal. Kongres ini, lanjut Sahal, kiranya tidak hanya bagus dalam perumusan pokok pikiran saja, tapi juga tidak melupakan aspek tindak lanjut dari keputusan yang diambil untuk memberikan nilai tambah yang nyata bagi umat dan bangsa.
Di awal sambutannya, Presiden SBY menilai tema Kongres kali ini sangat penting dan strategis. "Penting karena kepemimpinan umat yang dijiwai dan diwarnai oleh nilai-nilai luhur ajaran Islam, insya Allah dapat membawa kesejahteraan dan kebahagiaan bagi umat," ujar SBY. "Sategis karena saat ini dan kedepan, bangsa kita memerlukan kehadiran para pemimpin yang tangguh, yang mampu menghadapi tantangan yang makin berat dan kompleks," lanjutnya.
Turut hadir dalam Kongres ini antara lain, Menko Perekonomian Hatta Radjasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Menag Suryadarma Ali, Mendiknas M. Nuh, Menakertrans Muhaimin Iskandar, Menteri PDT Helmy Faisal, Ketua Umum PP. Muhammadiyah Din Syamsudin, Wakil Ketua MPR, dubes negara sahabat, dan para pimpinan Ormas dan Lembaga Islam. (yun)
Sumber:
http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2010/05/07/5404.html