Nusa Dua, Bali: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (3/5) pagi, membuka Pertemuan Tahunan ke-42 Asian Development Bank (ADB) di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Bali. Pertemuan dihadiri sekitar 5.000 peserta dari 67 negara, berlangsung dari tanggal 2 sampai dengan 5 Mei 2009 ini, dan di dalamnya terdapat 22 seminar yang diselenggarakan oleh ADB, pemerintah Indonesia dan lembaga lainnya. Selain itu akan ada pertemuan ASEAN Plus 3 menteri-menteri keuangan, untuk menyelesaikan Chiangmai Initiative.
ADB yang berkedudukan di Manila, bertekad untuk mengurangi kemiskinan di kawasan Asia dan Pasifik melalui pertumbuhan ekonomi yang melibatkan semua pihak, dan pertumbuhan yang berwawasan lingkungan secara berkelanjutan dan intergasi regional. ADB didirikan pada tahun 1966 dan dimiliki oleh 67 negara anggota, dimana 48 diantaranya ada di kawasan Asia. Sidang tahunan ADB mengumpulkan para menteri keuangan, pejabat senior pemerintah, tokoh bisnis, akademisi serta seluruh masyarakat dari seluruh Asia Pasifik untuk membahas cara-cara yang efektif dalam menangani kemiskinan dan menjamin pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di kawasan ini.
Dalam sambutannya, Presiden ADB Haruhiko Kuroda menekankan pentingnya untuk terus mendukung upaya-upaya agar tercapai pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik secara keseluruhan diperkirakan akan turun menjadi 3,4 persen/tahun ini dari angka pertumbuhan tertinggi pada tahun 2007 sebesar 9,5 persen.
"Sebanyak 60 juta penduduk akan tetap terjebak kemiskinan pada tahun ini, dan jumlah ini akan bertambah 100 juta lagi pada tahun depan, suatu kemunduran yang mengkhawatirkan bagi visi kami, berupa kawasan Asia Pasifik yang bebas dari kemiskinan," ujar Kuroda yang menyampaikan bahwa krisis ekonomi global dan perubahan iklim merupakan dua ancaman utama bagi pengurangan kemiskinan di Asia Pasifik.
Menurut Kuroda, ADB akan terus memperbaiki efektivitasnya dalam pembangunan melalui pengelolaan sumber daya manusia yang lebih baik pengelolaan pembagian pengetahuan, evaluasi terhadap proyek secara lebih efektif, meningkatkan kapasitas manajemen resiko serta memperbaiki kebijakan perlindungan sosial dan lingkungan. "Dengan strategi 2020, bertambahnya dana untuk Asian Development Fund, meningkatnya modal ADB dan komitmen kami untuk mencapai efektivitas kelembagaan, ADB berada dalam posisi yang baik untuk meningkatkan perannya dalam pembangunan masa depan kawasan ini," ujar Kuroda.
Presiden SBY dalam sambutannya mengatakan, sidang tahunan ADB kali ini merupakan pertemuan yang penting dalam sejarah ADB. "Pertemuan pada tahun ini memastikan ADB memiliki kemampuan dan fleksibilitas untuk memenuhi kebutuhan anggotanya pada saat ini dan dimasa mendatang. Sebaiknya pertemuan ini menghasilkan satu solusi bahwa ADB ini siap dan mampu untuk menghadapi tantangan yang serius ini. Kita harus tunjukkan krisis global ini membuat ADB menjadi lebih relevan. Kita perlu beradaptasi, inovasi dan perlu berwirausaha, kreatif dan perlu keberanian. Saya memiliki keyakinan bahwa jika kita kerja sama kita aka berhasil. Kenapa? Karena selalu ada peluang di balik krisis. Kita di Indonesia tidak asing dengan adanya hal ini," kata Presiden SBY.
Sidang Tahunan ADB ini juga dihadiri oleh Perdana Menteri Fiji Josaia Bainimarama, Perdana Menteri Georgia Nika Gilauri, Perdana Menteri Tonga Feleti Sevele serta Wakil Presiden Palau Kerai Mariur.
Dengan pemukulan gong dan penandatanganan Sampul Peringatan Seri Sidang Tahunan Ke-42 ADB, Presiden SBY meresmikan Pembukaan 42nd Annual Meeting Board of Governors Asian Development Bank. Usai meresmikan, Presiden SBY beserta seluruh kepala pemerintahan dan wakil kepala negara serta Presiden ADB foto bersama, dilanjutkan dengan jamuan santap siang di Bali Raya Room, Laguna Resort and Spa pada pukul 12.30 WITA.
Dalam peresmian tersebut, Presiden SBY didampingi oleh Menkeu Plt. Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati, Menbudpar Jero Wacik, Mensesneg Hatta Rajasa, Kepala Bappenas Paskah Suzetta, Menkominfo M. Nuh, Kepala BKPM M. Luthfi serta Juru Bicara Presiden Andi A. Mallarangeng.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/05/04/4267.html
ADB yang berkedudukan di Manila, bertekad untuk mengurangi kemiskinan di kawasan Asia dan Pasifik melalui pertumbuhan ekonomi yang melibatkan semua pihak, dan pertumbuhan yang berwawasan lingkungan secara berkelanjutan dan intergasi regional. ADB didirikan pada tahun 1966 dan dimiliki oleh 67 negara anggota, dimana 48 diantaranya ada di kawasan Asia. Sidang tahunan ADB mengumpulkan para menteri keuangan, pejabat senior pemerintah, tokoh bisnis, akademisi serta seluruh masyarakat dari seluruh Asia Pasifik untuk membahas cara-cara yang efektif dalam menangani kemiskinan dan menjamin pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di kawasan ini.
Dalam sambutannya, Presiden ADB Haruhiko Kuroda menekankan pentingnya untuk terus mendukung upaya-upaya agar tercapai pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik secara keseluruhan diperkirakan akan turun menjadi 3,4 persen/tahun ini dari angka pertumbuhan tertinggi pada tahun 2007 sebesar 9,5 persen.
"Sebanyak 60 juta penduduk akan tetap terjebak kemiskinan pada tahun ini, dan jumlah ini akan bertambah 100 juta lagi pada tahun depan, suatu kemunduran yang mengkhawatirkan bagi visi kami, berupa kawasan Asia Pasifik yang bebas dari kemiskinan," ujar Kuroda yang menyampaikan bahwa krisis ekonomi global dan perubahan iklim merupakan dua ancaman utama bagi pengurangan kemiskinan di Asia Pasifik.
Menurut Kuroda, ADB akan terus memperbaiki efektivitasnya dalam pembangunan melalui pengelolaan sumber daya manusia yang lebih baik pengelolaan pembagian pengetahuan, evaluasi terhadap proyek secara lebih efektif, meningkatkan kapasitas manajemen resiko serta memperbaiki kebijakan perlindungan sosial dan lingkungan. "Dengan strategi 2020, bertambahnya dana untuk Asian Development Fund, meningkatnya modal ADB dan komitmen kami untuk mencapai efektivitas kelembagaan, ADB berada dalam posisi yang baik untuk meningkatkan perannya dalam pembangunan masa depan kawasan ini," ujar Kuroda.
Presiden SBY dalam sambutannya mengatakan, sidang tahunan ADB kali ini merupakan pertemuan yang penting dalam sejarah ADB. "Pertemuan pada tahun ini memastikan ADB memiliki kemampuan dan fleksibilitas untuk memenuhi kebutuhan anggotanya pada saat ini dan dimasa mendatang. Sebaiknya pertemuan ini menghasilkan satu solusi bahwa ADB ini siap dan mampu untuk menghadapi tantangan yang serius ini. Kita harus tunjukkan krisis global ini membuat ADB menjadi lebih relevan. Kita perlu beradaptasi, inovasi dan perlu berwirausaha, kreatif dan perlu keberanian. Saya memiliki keyakinan bahwa jika kita kerja sama kita aka berhasil. Kenapa? Karena selalu ada peluang di balik krisis. Kita di Indonesia tidak asing dengan adanya hal ini," kata Presiden SBY.
Sidang Tahunan ADB ini juga dihadiri oleh Perdana Menteri Fiji Josaia Bainimarama, Perdana Menteri Georgia Nika Gilauri, Perdana Menteri Tonga Feleti Sevele serta Wakil Presiden Palau Kerai Mariur.
Dengan pemukulan gong dan penandatanganan Sampul Peringatan Seri Sidang Tahunan Ke-42 ADB, Presiden SBY meresmikan Pembukaan 42nd Annual Meeting Board of Governors Asian Development Bank. Usai meresmikan, Presiden SBY beserta seluruh kepala pemerintahan dan wakil kepala negara serta Presiden ADB foto bersama, dilanjutkan dengan jamuan santap siang di Bali Raya Room, Laguna Resort and Spa pada pukul 12.30 WITA.
Dalam peresmian tersebut, Presiden SBY didampingi oleh Menkeu Plt. Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati, Menbudpar Jero Wacik, Mensesneg Hatta Rajasa, Kepala Bappenas Paskah Suzetta, Menkominfo M. Nuh, Kepala BKPM M. Luthfi serta Juru Bicara Presiden Andi A. Mallarangeng.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/05/04/4267.html
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?