Kunjungi Manado, Presiden Jokowi: Jangan Hanya Jargon, Aktualisasikan Gotong Royong
Mengawali kegiatannya
pada Kamis (28/5) pagi, Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara IrianaÂ
menghadiri puncak peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat
(BBGRM) ke Xll seluruh Indonesia yang dilaksanakan di Manado, Sulawesi
Utara, Kamis (28/5).
Diawali dengan suguham tarian penyambutan tamu yabg dipersembahkan oleh Nyong Noni Bolang Mangondow, Presiden beserta Ibu Negara nampak begitu antusias melihat penampilan dari para penari.
Kekuatan Rakyat
Dalam sambutannya Presiden Jokowi mengawalinya dengan mengingatkan masyarakat, bahwa 4 (empat) hari lagi tanggal 1 Juni kita akan memperingati Hari Lahirnya Pancasila.
“Hari ini saya ingin mengingatkan semua apa yang dikatakan Bung Karno, Bapak Bangsa penggali Pancasila, bahwa dari kelima sila Pancazila kita dapat inti sarinya adalah pada Gotong Royong,†kata Presiden Jokowi.
Ditegaskan Presiden, bahwa tanggung jawab membangun bangsa ke depan harus dilakukan dengan cara musyawarah dalam memutuskan, dan gotong royong dalam bekerja. Ia menyebutkan, kekuatan rakyat indonesia adalah gotong royong, dan dengan modal sosial ini rakyat bahu membahu menyelesaikan berbagai hambatan dan tantangannya ke depan.
“Gotong royong bukan hanya jiwa bangsa tapi juga modal sosial dalam menghadapi masa depan,†tutur Presiden Jokowi.
Menurut Presiden Jokowi, gotong royong harus dimaknai bukan hanya slogan, sebatas kata-kata atau jargon, tapi harus diaktualisasikan dalam pelaksanaan sehari-hari, dalam bekerja sehari-hari, diwujudkan dalam kehidupan masyarakat.
Diakui Kepala Negara, memang tidak mudah untuk menjalankan semangat gotong royong di tengah kehidupan yang individualistik dan cenderung kompetitif, dan masih banyak dari kita yang bekerja sendiri dibanding bersama. “Inilah yang perlu saya ingatkan hari ini,†kata Jokowi.
Presiden menilai, Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat merupakan momentum bersama untuk mengingatkan arti pentingnya gotong royong, terutama generasi penerus yang akan memiliku tugas sejarah ke depan.
“Kita perlu menanamkan semangat gotong royong kepada generasi muda kita sebab merekalah pemegang masa depan kita. Generasi muda harus terbiasa dalam musyawarah dan memutuskan dan gotong royong dalam bekerja,†tutur Kepala Negara.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi menyampaikan penghargaan dan apresiasinya kepada Tim Penggerak PKK, baik tingkat pusat maupun daerah atas pencapaian yang selama ini dikerjakan.
Ke depan, kata Presiden, ia ingin melihat PKK tumbuh sebagai sebuah kekuatan dan berperan lagi di bidang pendidikan, kesehatan, program kesejahteraan rakyat sampai tingkat bawah dan akar rumput.
Tampak hadir dalam acara tersebut antara lain Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Perindustrian Saleh Husni, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Ketua Umum PKK Tingkat Pusat Erni Kuntarti Tjahjo Kumolo, dan Gubernur Sulawesi Utara Sinya Harun Sarundayang. (Humas Setkab-Humas Kemensetneg)
Diawali dengan suguham tarian penyambutan tamu yabg dipersembahkan oleh Nyong Noni Bolang Mangondow, Presiden beserta Ibu Negara nampak begitu antusias melihat penampilan dari para penari.
Kekuatan Rakyat
Dalam sambutannya Presiden Jokowi mengawalinya dengan mengingatkan masyarakat, bahwa 4 (empat) hari lagi tanggal 1 Juni kita akan memperingati Hari Lahirnya Pancasila.
“Hari ini saya ingin mengingatkan semua apa yang dikatakan Bung Karno, Bapak Bangsa penggali Pancasila, bahwa dari kelima sila Pancazila kita dapat inti sarinya adalah pada Gotong Royong,†kata Presiden Jokowi.
Ditegaskan Presiden, bahwa tanggung jawab membangun bangsa ke depan harus dilakukan dengan cara musyawarah dalam memutuskan, dan gotong royong dalam bekerja. Ia menyebutkan, kekuatan rakyat indonesia adalah gotong royong, dan dengan modal sosial ini rakyat bahu membahu menyelesaikan berbagai hambatan dan tantangannya ke depan.
“Gotong royong bukan hanya jiwa bangsa tapi juga modal sosial dalam menghadapi masa depan,†tutur Presiden Jokowi.
Menurut Presiden Jokowi, gotong royong harus dimaknai bukan hanya slogan, sebatas kata-kata atau jargon, tapi harus diaktualisasikan dalam pelaksanaan sehari-hari, dalam bekerja sehari-hari, diwujudkan dalam kehidupan masyarakat.
Diakui Kepala Negara, memang tidak mudah untuk menjalankan semangat gotong royong di tengah kehidupan yang individualistik dan cenderung kompetitif, dan masih banyak dari kita yang bekerja sendiri dibanding bersama. “Inilah yang perlu saya ingatkan hari ini,†kata Jokowi.
Presiden menilai, Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat merupakan momentum bersama untuk mengingatkan arti pentingnya gotong royong, terutama generasi penerus yang akan memiliku tugas sejarah ke depan.
“Kita perlu menanamkan semangat gotong royong kepada generasi muda kita sebab merekalah pemegang masa depan kita. Generasi muda harus terbiasa dalam musyawarah dan memutuskan dan gotong royong dalam bekerja,†tutur Kepala Negara.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi menyampaikan penghargaan dan apresiasinya kepada Tim Penggerak PKK, baik tingkat pusat maupun daerah atas pencapaian yang selama ini dikerjakan.
Ke depan, kata Presiden, ia ingin melihat PKK tumbuh sebagai sebuah kekuatan dan berperan lagi di bidang pendidikan, kesehatan, program kesejahteraan rakyat sampai tingkat bawah dan akar rumput.
Tampak hadir dalam acara tersebut antara lain Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Perindustrian Saleh Husni, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Ketua Umum PKK Tingkat Pusat Erni Kuntarti Tjahjo Kumolo, dan Gubernur Sulawesi Utara Sinya Harun Sarundayang. (Humas Setkab-Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?