"Saya mulai dari tujuan dan sasaran yang kita tetapkan, adalah kita ingin melakukan rehabilitasi, dan konservasi sebagian besar wilayah lahan gambut itu, kembali seperti kondisi semula. Dengan demikian dapat kita cegah kerusakan lingkungan yang terjadi dan dapat kita kembalikan pada ekosistem yang semestinya. Sasaran yang kedua yaitu sebagian dari wilayah itu dapat dibudidayakan dan didayagunakan untuk membangun pertanian lokal," jelas Presiden.
“Sekali lagi tetap dalam pelestarian lingkungan dan memperhatikan ekosistem yang ada. Sebagaimana saudara ketahui, dari kondisi objektif sekarang ini, maka program yang akan kita lakukan tentunya nanti menjadi program intensif di kawasan itu berdasarkan pada satu tinjauan evaluasi dan nanti akan kita mantapkan lagi dengan studi – studi yang mendalam, agar sekali dua tujuan itu dapat dicapai. Disini yang akan kita lakukan adalah kurang lebih 80 persen dari kawasan pengembangan lahan gambut itu harus kita konservasikan dan kita kembalikan pada ekosistemnya, jadi setara dengan 1,1 juta hektar, “ kata Presiden.
“Kemudian hanya 20 persen saja kurang lebih, atau setara dengan 0,3 juta hektar, yang akan kita kembangkan menjadi kawasan pertanian, khususnya persawahan padi. Tentunya tetap dalam pelestarian lingkungan yang baik. Yang menjadi program pertama dari 0,3 juta hektar itu adalah sekitar 93.000 hektar yang dicocokkan dengan pembangunan infrastrukturnya, pencetakan sawahnya sampai dengan operasi dari kawasan pertanian baru tersebut, di samping konservasi dan pembudidayaan dengan rasio 80 persen konservasi, 20 persen pembudidayaan. Kita akan melanjutkan pemberdayaan masyarakat lokal dan transmigran di wilayah itu. Dengan kegiatan ini, yang menjadi inti dari kebijakan kita, maka diharapkan swasembada pangan lokal dapat dicapai, bahkan Kalimantan Tengah juga bisa memberikan kontribusi pada stok dan ketahanan pangan pada tingkat nasional, “ kata Presiden.
Tujuan yang diharapkan dari konservasi ini kebakaran hutan dapat diturunkan. “ Saudara tahu bahwa Kalimantan Tengah adalah salah satu provinsi yang rawan terhadap kebakaran hutan. Dari tahun ke tahun selalu menyumbang datangnya asap di negeri kita ini. Kita harapkan hal itu susut secara siginifikan. Demikian juga banjir, kita harapkan bisa berkurang. Penduduk miskin, oleh karena ada lapangan kerja baru, ada sawah, diharapkan juga berkurang. Dan yang penting CO2, kandungan karbondioksida bisa susut di wilayah Kalimantan Tengah, sehingga atmosfir kita makin selamat dari global warming maupun climate change, “ kata Presiden.
“Pelaksana utamanya pemerintah daerah, Gubernur Kalimantan Tengah dan jajarannya. Dan sebagaimana tadi kebijakan kita di Papua dan Irian Jaya Barat, ada sejumlah menteri yang mendapat tugas sesuai dengan sektor dan wilayah teknisnya untuk bersama – sama menyukseskan konservasi dan pembudidayaan lahan gambut ini, antara lain Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Pertanian, Menteri Lingkungan Hidup, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Kehutanan, dan satu dua menteri lagi yang relevan dengan tugas ini. Untuk keserasian implementasi perencanaan dan programnya, kita bentuk tim nasional, utamanya pada tingkat policy making dan pembuatan program agar sekali lagi masalah ini dapat kita tangani dengan baik.
“Ingat saudara- saudara, lahan gambut di Kalimantan Tengah ini adalah program pemerintah pusat waktu itu yang akhirnya ada masalah – masalah yang tidak tertangani dengan baik, menimbulkan kerusakan yang serius. Inilah yang akan kita rehabilitasi dan konservasikan. Pendanaan akan bersumber dari dana APBD utamanya, dan barangkali ada bagian dari APBN kita. Kerangka waktu untuk pengembangan kawasan pertanian kita harapkan dalam 3 tahun sudah mencapai hasil yang signifikan dan untuk total rehabilitasi konservasi kita harapkan dalam waktu 5 tahun sudah selesai. Karena luasnya wilayah, tentu jangka waktu ini kita susun serealistis mungkin, dengan demikian semua kegiatan betul – betul bisa kita laksanakan dengan baik, “ kata Presiden.
Sumber :
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/02/16/1578.html