"Kita bertukar pikiran mengenai isu ini untuk mengatasi masalah itu," kata Hassan dengan didampingi Steinmeier dalam sesi jumpa pers setelah pertemuan.
Ia juga mengatakan bahwa Indonesia menerima tawaran bantuan tim ahli bidang teknik dari maskapai Penerbangan Jerman Lufthansa untuk membantu perbaikan sistem keselamatan maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
"Jerman menawarkan kerja sama di bidang teknik, Jerman akan mengirim bantuan tim ahli, " ujarnya.
Pemerintah Indonesia, lanjut ia, menyambut baik tawaran tersebut, dan berharap dengan adanya kerjasama ini Uni Eropa bisa mencabut larangan terbang bagi Indonesia.
Hassan juga mengatakan bahwa Indonesia juga telah melakukan kerja sama dengan maskapai penerbangan milik Belanda, KLM.
Pada kesempatan itu, Pemerintah Indonesia dan Jerman juga sepakat meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi, terutama mendorong investasi serta mengambil langkah bersama untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim selain membahas sejumlah isu kawasan dan internasional seperti Iran, Kosovo dan Myanmar.
Kerja sama ekonomi dan teknologi antara Jerman dan Indonesia telah berlangsung lama. Indonesia merupakan salah satu mitra utama Jerman dalam kerja sama pembangunan maupun dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sementara itu, Steinmeier mengatakan Eropa dan Jerman siap membagi pengalaman kepada Indonesia dan Asean mengenai pembentukan Uni Eropa. Pengalaman itu diharapkan menjadi masukan dalam proses integrasi ekonomi Asean.
Dalam lawatannya ke Indonesia, 26-28 Febuari 2008, Steinmeier dijadwalkan untuk mencanangkan program "Inisiatif: Sekolah Mitra Masa Depan" yang akan memfasilitasi kerja sama sekolah-sekolah lokal yang mengajarkan bahasa Jerman dengan semua sekolah Jerman di seluruh dunia.
Steinmeier juga melakukan pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Sekertaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan.
Dalam pertemuan itu Steinmeier didampingi oleh Duta Besar LBPP Jerman untuk Indonesia Paul von Maltzahn, Direktur Jenderal Asia Kementrian Luar Negeri, Hans-Henning Blomeyer-Barenstein, serta Direktur Asia Tenggara Kementrian Luar Negeri Wolfgang Plecha.
Sedangkan Presiden Yudhoyono didampingi oleh Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, Menko Perekonomian Boediono, Mensesneg Hatta Rajasa, Menristek Kusmayanto Kadiman, dan Juru Bicara Preside, Dino Patti Djalal.
Sumber : http://www.antara.co.id/arc/2008/2/27/larangan-terbang-jadi-agenda-menlu-ri-jerman/