Lowongan CPNS Sekretariat Negara: SETNEG MEMBUTUHKAN TENAGA-TENAGA YANG BISA DIANDALKAN
Selaku Ketua Tim Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Sekretariat Negara Republik Indonesia, Bambang Prajitno menambahkan, selain mengisi kebutuhan tenaga yang masih kurang, hal ini diperlukan untuk kaderisasi. �Diproyeksikan untuk 5 sampai dengan 10 tahun ke depan, kaderisasi ini juga untuk menghasilkan tenaga-tenaga yang bisa diandalkan,� ungkapnya.
Berbeda dengan pembukaan lowongan kerja tahun-tahun sebelumnya, kali ini Sekretariat Negara hanya menerima pelamar yang berijazah S2, S1, dan D3. Mengenai hal tersebut, Bambang Prajitno, menjelaskan bahwa sebelum pembukaan lowongan, Sekretariat Negara telah mengajukan usulan penerimaan pegawai dengan pendidikan SLTA, D3, S1, S2 ke Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara. Namun, usulan tersebut tidak sepenuhnya dikabulkan.
�Menpan memiliki kebijakan bahwa tenaga-tenaga yang berlatar belakang SLTA diberikan secara terbatas. Menpan telah mengevaluasi dan menilai bahwa tenaga (lulusan SLTA) di Sekretariat Negara saat ini masih mencukupi sehingga Sekretariat Negara dipandang tidak perlu merekrut lulusan SLTA,� jelasnya.
Namun begitu, pegawai lulusan SLTA tetap dibutuhkan di Sekretariat Negara. �Contohnya, pengemudi. Sudah banyak pengemudi di Sekretariat Negara yang bekerja puluhan tahun dan sebagian telah pensiun. Jika tidak ada perekrutan lulusan SLTA untuk mengisi posisi ini, nanti bisa terjadi kesenjangan,� ujar Deputi Mensesneg Bidang Sumber Daya Manusia.
Hari Pertama 660 Orang Pelamar
Memasuki hari kedua pembukaan lowongan kerja Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Sekretariat Negara, Rabu (24/10), ratusan pelamar kerja masih terus berdatangan ke Gedung Krida Bhakti, Jakarta, berharap memiliki kesempatan untuk bergabung dan diterima di Sekretariat Negara. Lowongan ini menarik perhatian tidak hanya pencari kerja dari Jakarta dan sekitarnya, namun juga dari luar kota.
Contohnya, Akbar, 23 tahun, yang datang langsung dari Semarang dengan ditemani ayahnya. Pemuda lulusan S1 Ekonomi ini mengaku mengetahui lowongan kerja ini dari internet. �Saya ingin mengabdi pada bangsa dan negara. Saya merasa kondisi negara ini ’kan masih amburadul, jadi saya ingin mencoba memperbaikinya,� ungkapnya jujur. Sembari menemani anaknya mengisi formulir pendaftaran, sang ayah, Mujianto, mengungkapkan ini adalah kemauan anaknya. �Saya mendukung sepenuhnya pilihan Akbar. Saya berharap dia dapat diterima bekerja,� ungkapnya.
Pelamar lain, Vidianita, 24 tahun, juga mengetahui lowongan kerja ini dari website Sekretariat Negara. Gadis lulusan Fakultas Ekonomi UI ini nekat bolos dari kantornya demi memasukkan lamaran ke Sekretariat Negara. Vidianita baru 11 bulan bekerja di salah satu kantor swasta. �Saya sebenarnya tidak tahu banyak tentang Setneg, tapi karena ada keinginan untuk jadi PNS, saya jadi memberanikan diri,� jelas Vidianita. Ia juga menilai proses seleksi lowongan di Sekretariat Negara ternyata lebih efisien ketimbang departemen lainnya.
Irna, 21 tahun, ternyata tidak seberuntung pelamar lainnya karena berkas yang dibawanya tidak lolos seleksi. Irna hanya membawa Surat Keterangan Lulus dan belum memiliki ijazah asli. Lulusan Fakultas Hukum Trisakti ini mengaku sedih. �Saya baru akan diwisuda bulan November nanti. Sedih sih, tapi yang penting saya sudah coba,� katanya lirih.
Pada hari pertama pembukaan lowongan yang jatuh hari Selasa lalu (23/10), panitia berhasil menjaring kurang lebih 660 pelamar. Panitia mengaku tidak sedikit pelamar yang gagal lolos seleksi administrasi. Kebanyakan disebabkan oleh faktor usia yang tidak sesuai ketentuan, IPK yang tidak memadai, dan latar belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan formasi jabatan yang dilamar. (HUMAS-SETNEG)