Mantan Ketua Wantimpres: Katakan Hitam Jika Hitam, Jangan ABS

 
bagikan berita ke :

Selasa, 03 Februari 2015
Di baca 1341 kali

Emil Salim selaku Ketua merangkap anggota Wantimpres periode 2010-2014, dalam sambutannya mengucapkan selamat bertugas kepada anggota Wantimpres yang baru, “Selamat atas ditugaskannya saudara selaku anggota Dewan Pertimbangan Presiden, kepada anggota Wantimpres masa lalu saya ucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah kita lakukan selama ini. Wantimpres mengucapkan maaf kepada para wartawan oleh karena selama ini tidak ada ungkapan atau cerita-cerita yang bisa disampaikan, karena sifat Wantimpres menurut peraturannya tidak boleh bicara kepada publik dan hanya kepada Presiden. Pertimbangan yang disampaikan adalah confidential", ujar Emil.

Emil juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena telah memberi kepercayaan kepada dirinya dan angggota Wantimpres periode 2010-2014.

Menurut Emil, tugas Wantimpres boleh dikatakan aneh, “Tugas Wantimpres Bapak-Ibu sekalian boleh dikatakan aneh, dia memberikan pertimbangan, dan pertimbangan itu bisa sejalan dengan pikiran Kabinet dan Presiden maupun bertentangan dengan kebijaksanaan Presiden”.

“Kami berpendapat tulisan hitam akan dapat terbaca jernih, kalau ditulis di papan putih, karena itu kebijakan dari Pemerintah kami letakan diri kami sebagai papan putih itu, maka jika ada tanpa perbedaaan kami anggap inilah pertimbangan sebaik-baiknya kepada Presiden untuk bisa mengukur yang mana yang sebaiknya diikuti, tulisan manakah yang sebaiknya dipenuhi”, tutur Emil.

Budaya Eweuh Pakeweuh

Selain itu, Emil mengatakan bahwa nampaknya budaya pejabat saat ini diliputi oleh suatu semangat eweuh pakeweuh, “Yang hitam tidak selalu disebut hitam, yang putih tidak selalu disebut putih”.

“Saya sebagai orang yang tidak berbudaya Jawa, sulit mengerti apakah yang dimaksud putih atau hitam”, ujarnya.

Emil juga menegaskan bahwa Wantimpres tidak pernah memberikan pertimbangan yang hanya membuat Presiden senang atau dengan kata lain diistilahkan Asal Bapak Senang (ABS), “Kita tidak asal bapak senang”, katanya.

254 Pertimbangan Telah Dihasilkan

Ketua sekaligus Anggota Wantimpres Periode 2015-2019 Sri Adingsih mengatakan bahwa apa yang sudah dilakukan oleh Wantimpres periode sebelumnya akan dilanjutkan oleh Wantimpres saat ini. Dirinya memaparkan bahwa Wantimpres periode sebelumnya telah memberikan dan menyampaikan kepada Presiden sebanyak 254 pertimbangan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.

“Tadi Pak Emil juga sudah menyampaikan bahwa pertimbangan yang diberikan tidak asal bapak senang (ABS), yang jelas nampaknya kalau dipandang perlu dan baik untuk bangsa dan negara ini tetap harus disampaikan”, ujar Sri.

“Jangan khawatir, kita akan lanjutkan tradisi tersebut. Kami berkomitmen melanjutkan dan kita juga akan bekerja bersama-sama atau perorangan untuk memberikan pertimbangan dan nasihat yang terbaik kepada Presiden,” janji Sri dihadapan rekan-rekan wartawan.

Sri juga mengatakan bahwa anggota Wantimpres telah dilakukan pembagian tugas menjadi empat bidang, yaitu: Bidang Ekonomi: Sri Adiningsih, Rusdi Kirana, Jan Darmadi, dan Suharso Monoarfa; Bidang Politik: Sidarto Danusubroto, Abdul Malik Fadjar; Bidang Pertahanan dan Keamanan: Subagyo Hadi Siswoyo dan M. Yusuf Kartanegara; dan terakhir Bidang Kesejahteraan Rakyat: Hasyim Muzadi.

Hadir dalam acara serah terima jabatan itu, diantaranya anggota Wantimpres periode 2010-2014, Hassan Wirajuda, Meutia Farida Hatta, Siti Fadilah Supari, Widodo Adi Sutjipto, dan Albert Hasibuan. Sedangkan anggota Wantimpres periode 2015-2019 hadir lengkap kecuali Hasyim Muzadi yang absen karena dipanggil Presiden. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0