“Winter is Coming” itu yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo saat menggambarkan mengenai banyaknya masalah perekonomian dunia. Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo saat membuka Annual Meeting Plenary Session di Nusa Dua Room, Bali Nusa Dua Convention Center, Jumat (12/10).
Hampir seluruh delegasi memberikan standing applause terhadap pidato yang diberikan oleh Presiden tersebut. Pasalnya winter is coming merupakan salah satu dialog yang berasal dari film seri Games of Thrones.
Joko Widodo menggambarkan hubungan negara-negara maju seperti persaingan antar kerajaan yang terjadi dalam film tersebut, “Seiring perputaran roda, satu Great House tengah Berjaya, sementara House yang lain menghadapi kesulitan dan setelahnya, House yang lain Berjaya, dengan menjatuhkan House yang lain” ungkapnya.
“Yang penting adalah kekuatan bersama untuk mengalahkan Evil Winter agar bencana global tidak terjadi. Agar dunia tidak berubah menjadi tanah tandus yang porak poranda yang menyengsarakan kita semua,” tambahnya.
Kolaborasi bukan Kompetisi
Dalam paparannya Joko Widodo menjabarkan mengenai berbagai masalah yang dihadapi bersama oleh bangsa-bangsa di dunia. Ancaman global yang tengah meningkat pesat seperti perubahan Iklim, telah meningkatkan intensitas badai dan topan di Amerika Serikat hingga Filipina. Ekspansi sampah plastik di laut diseluruh penjuru dunia.
Jokowi mengutip ucapan Sekretaris Jendral PBB, António Guterres, dalam Panel Antar-Negara Terkait Perubahan Iklim atau IPCC yang mengingatkan kembali masayarakat dunia untuk bertindak dalam skala besar-besaran guna mencegah kehancuran dunia akibat perubahan iklim global yang tidak terkendali. Menurut Joko, Pemerintah di seluruh dunia perlu segera meningkatkan investasi tahunan secara global sebesar 400% untuk energi terbarukan. “Untuk itu kita harus bertanya, apakah sekarang ini merupakaan saat yang tepat untuk rivalitas dan kompetisi? Ataukah saat ini merupakan waktu yang tepat untu kerjasama dan kolaborasi?”ujar Joko mempertanyakan.
Dibagian terakhir pidatonya, Presiden Joko Widodo mengingatkan para pembuat kebijakan moneter dan fiskal dunia untuk menjaga komitmen kerjasama global, “Tidak ada artinya kemenangan yang dirayakan di tengah kehancuran. Tidak ada artinya menjadi kekuatan ekonomi yang terbesar, di tengah dunia yang tenggelam”. (ART, RHS - Humas Kemensetneg)