Memanfaatkan Teknologi Ramah Lingkungan, Mensesneg Melakukan Pelubangan Resapan Biopori
Dalam melakukan pembuatan lubang resapan Biopori, Mensesneg menyatakan Biopori merupakan pori berbentuk liang (terowongan kecil) yang dibentuk oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman. “rumput-rumput ini dilubangi, terus nanti dimasukkan daun-daun kering, ini dilakukan sebagai bentuk untuk mengatasi banjirâ€, ujarnya.
Tampak
hadir Sekretaris Menteri Kementerian Sekretariat Negara, Staf Ahli,
Staf Khusus, para Pejabat Eselon I dan II dan para pegawai di Lingkungan
Istana Negara dan Lingkungan Kementerian Sekretariat Negara ikut
berpartisipasi dalam melubangi resapan air Biopori.
Sebagai salah
satu bentuk pemanfaatan sumber daya alam yang berupa tanah dan air
sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional, salah satu upaya
untuk melestarikan lahan kritis Biopori dimaksudkan untuk memulihkan
kesuburan tanah, melindungi tata air, dan kelestarian daya dukung
lingkungan.
Tidak hanya di halaman Gedung Utama Kementerian
Sekretariat Negara, Mensesneg beserta rombongan menyambangi halaman
Istana Negara untuk melakukan pelubangan resapan air Biopori. “Nantinya
lubang-lubang ini dirawat oleh petugas taman agar lubang resapan Biopori
ini tetap terjaga,†lanjut Pratikno.
Lubang resapan Biopori adalah teknologi tepat guna ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dan sampah dengan cara:
- meningkatkan daya resap air;
- mengubah sampah organik menjadi kompos;
- memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman;
- mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria;
- sebagai “karbon sink†untuk membantu mencegah terjadinya pemanasan global.
Lokasi
pembuatan lubang resapan Biopori dapat dibuat di dasar saluran yang
semula dibuat membuang air hujan di dasar alut yang dibuat sekeliling
batang pohon atau batas tanaman.
Cara pembuatan lubang resapan Biopori adalah :
- Buat lubang silindris ke dalam tanah dengan diameter 10-30 cm, kedalaman sekitar 100cm atau jangan melampaui kedalaman air tanah pada dasar saluran atau alur yang telah dibuat. Jarak antar lubang 50-100cm.
- Mulut lubang dapat diperkuat dengan adukan semen selebar 2-3 cm, setebal 2 cm disekiling mulut lubang.Â
- Segera isi lubang LRB dengan sampah organik yang berasal dari sisa tanaman yang dihasilkan dari dedaunan pohon, pangkasan rumput atau sampah dapur.Â
- Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang menyususut karena proses pelapukan.Â
- Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang. (Humas Kemensetneg)