Pameran Arsip dan Mobil Kepresidenan yang diselenggarakan oleh Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) bertempat di Sarinah, Jakarta, masih ramai di datangi pengunjung yang hadir. Terlihat antusias pengunjung yang hadir di pameran yang diberi tema “Indonesia Menjawab” ini untuk menelisik sejarah Indonesia lebih dalam di pameran ini. Tidak hanya berfoto di depan mobil yang dipamerkan, banyak juga pengunjung yang menikmati arsip dari tujuh Presiden Republik Indonesia.
Pameran yang dimulai dari 13 hingga 22 Agustus 2022 ini memamerkan koleksi sebanyak 104 Foto, 44 berkas tekstual, 4 video, dan 2 audio dari tujuh Presiden Republik Indonesia. Pameran arsip tahun 2022 ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yang dimana tahun ini koleksi arsip yang dipamerkan lebih dalam menghadapi tantangan baik saat masih menjabat.
“Untuk tahun ini kami memang agak berbeda, konsep yang kami tawarkan mungkin kami pengen lebih dalam untuk menampilkan arsip-arsip terkait dengan berbagai tantangan yang dihadapi oleh tujuh Presiden RI dari Presiden Soekarno sampai Presiden Joko Widodo (Jokowi),” ujar Achmad Fauzan, Arsiparis Ahli Muda, Biro Tata Usaha dan Arsip Kepresidenan, Sekretariat Kementerian.
Koleksi arsip ini menampilkan bagaimana para presiden mengatasi tantangan yang dihadapi serta pencapaian yang dilakukan. “Bagaimana para Presiden tersebut mengatasi tantangan tersebut sehingga itu bisa menjadi inspirasi bagi kita semua, terutama buat generasi muda, milenial karena tujuan kita mengadakan pameran ini ialah ingin membranding arsip dalam artian kita berharap mal adalah tempat publik, disitu banyak masyarakat yang hadir dan sasaran kami adalah ke generasi muda, lebih milenial,” sambung pria yang biasa disapa Fauzan ini.
Dimulai dari arsip era Presiden Soekarno, pencapaian yang direkam dalam arsip ini ialah Pidato Pembebasan Buta Huruf. “Kami menemukan beberapa arsip Bung Karno tahun 1962 di Semarang, Jawa Tengah, tentang Pembebasan Buta Huruf, di pidatonya ini beliau mengatakan hanya dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang pintar, bangsa Indonesia dapat sejajar dengan bangsa maju lainnya, ini adalah satu satunya arsip yg ada di negara kita dan tersimpan di Kemensetneg," terang Fauzan
Selain arsip bebas buta huruf, masyarakat dapat melihat arsip Presiden Soekarno yang saat ini sedang di ajukan sebagai Memory of The World. "Ada arsip pidato Bung Karno saat di sidang Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sedang diajukan sebagai Memory of The World di The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) saat ini," jelas Fauzan.
Pada pemerintahan Presiden Soeharto, arsip yang diperlihatkan adalah berbagai kebijakan pemerintah Indonesia pada era orde baru yang dipimpin Presiden Soeharto selama 32 tahun. Presiden yang kerap disapa Pak Harto tersebut berupaya mengendalikan laju populasi di Indonesia melalui Program KB dan mengatasi laju inflasi melalui Gerakan Gemar Menabung.
Pencapaian arsip Presiden berikutnya ialah Presiden B.J. Habibie. Arsip yang diperlihatkan adalah mengenai awal mula terbentuknya reformasi dan kebijakan-kebijakan B.J Habibie dalam meletakkan dasar demokrasi di Indonesia melalui kebijakan kebebasan pers, amandemen UUD 1945 hingga penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia.
Fauzan juga menunjukkan pencapaian arsip Presiden K.H. Abdurrahman Wahid dan Presiden Megawati Soekarno Putri. “Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menunjukkan aneka kebijakan yang ditempuh dalam upaya menjaga integrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan penyatuan keberagaman dan di era Ibu Megawati, arsip yang ditampilkan kepada publik khusus dalam menggambarkan tonggak sejarah terwujudnya Pemilu Presiden dan Wakil Presiden secara langsung, serta upaya pemberantasan korupsi dan terorisme,” kata Fauzan.
Di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Fauzan menunjukkan arsip pencapaian berbagai upaya kebijakan dalam negeri khusus dalam mempertahankan stabilitas ekonomi pasca bencana tsunami Aceh dan bagaimana dinamika keberlangsungan otonomi daerah hingga berjalannya demokrasi.
Sedangkan di era Presiden Joko Widodo yang saat ini masih memimpin bangsa Indonesia, Fauzan menerangkan arsip berbagai kebijakan strategis dalam mengendalikan dan mengatasi pandemi Covid-19 yang mengancam stabilitas kehidupan bangsa, selain itu arsip juga menunjukkan berbagai upaya kebijakan ekonomi dan kesehatan agar bisa kembali bangkit dan pulih.
Pemeran arsip kepresidenan ini nantinya akan jadi salah satu materi yang akan disampaikan pada program Kerja Sama Teknik Selatan-Selatan. “Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri (Biro KTLN) Kemensetneg mengangkat program pelatihan bidang kearsipan dalam program KTSS karena Indonesia sebagai salah satu negara donor, Kemensetneg bekerja sama dengan ANRI rencananya pelatihan ini akan dilaksanakan tanggal 29 Agustus sampai dengan 6 September 2022 mendatang,” kata Fauzan.
Akan ada tujuh negara peserta KTSS yang akan mengikuti program tersebut, yaitu Kamboja, Vietnam, Laos, Filipina, Timor Leste, Papua Nugini dan Fiji. (ART/ACF, Humas Kemensetneg)