"Berapa uang yang akan diterima negara dari proses ini, dan gambaran umum tentang pasar. Sebagaimana diketahui pada minggu terakhir bulan Juli, kondisi pasar relatif sangat buruk. Hal ini dipicu kasus sub prime mortgage di Amerika yang menyebabkan pasar modal di seluruh dunia mengalami penurunan yang sangat siginifikan," kata Sofyan kepada wartawan usai pertemuan dengan Presiden.
Dijelaskan oleh Sofyan, bahwa pada saat itu kondisi pasar saham seluruh dunia sedang memburuk. Dalam kondisi seperti itulah BNI kembali melakukan go public. “Proses go public kembali berjalan dengan suskses. Hari ini saham BNI sedang di-suspend karena hari Senin saham go public kembali yang 29 persen lebih atau menjadi 30 persen,“ Sofyan menambahkan.
Menurut Sofyan, atas laporan ini Presiden cukup puas. “Beliau mengerti bahwa prosesnya telah berjalan dengan baik. Mengerti kondisi pasar modal yang sulit seperti ini, maka harga yang bisa kita dapatkan adalah seperti yang telah kita umumkan dan kemudian proceed kepada negara untuk penutupan APBN adalah jumlah yang kita perkirakan kurang lebih Rp 4 trilyun,“ ujar Sofyan.
Pada pertemuan itu, hadir juga Menko Perekonomian Budiono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/08/09/2106.html