Menerima Wartawan Senior dari US News Organization

 
bagikan berita ke :

Jumat, 20 Mei 2011
Di baca 989 kali


Dalam pembukaan pertemuan, Menlu Marty Natalegawa menjelaskan, acara ini diselenggarakan oleh Universitas John Hopkins, AS. Indonesia menjadi negara pertama yang dua kali mendapat kunjungan para jurnalis senior AS lewat program ini, yang pertama tahun 2000. Selain Indonesia, para jurnalis senior AS ini juga mengunjungi Afrika Selatan, Turki, India, Brasil, Peru, RRT, dan Korea Selatan.

"Program ini memfasilitasi pengetahuan yang lebih baik bagi jurnalis senior Amerika terhadap negara-negara mitra Amerika Serikat," kata Marty.


Editor senior dari US News Organization yang hadir, antara lain, Jay Shree Bajora (CFR.org), Anna Maria Barry (ABC News), Jeffery Delviscio (Web Producer ABC News), Sandra Hausman (Chief and Editor Virginia Public Radio), dan Emily Schultz (Senior Producer CNN).


Untuk tahun ini program difasilitasi oleh Majalah
Tempo. Tim ini sendiri tiba di Indonesia pada 8 Mei lalu dan mereka akan menyelesikan programnya esok hari. "Selama berada di Indonesia, para jurnalis selain berada di Jakarta juga mengunjungi kampung Dayak, Kalimatan Barat, dan perayaan Waisak di Candi Borobudur," Marty menjelaskan.

Usai berkeliling selama 10 hari di Indonesia, Presiden SBY berharap para jurnalis mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang Indonesia. "Indonesia telah melakukan reformasi demokrasi, nyatanya inilah proses transfomasi. Seperti yang kita ketahui bersama, negara yang melakukan proses transformasi akan menghadapi tantangan dan masalah yang berpacu dengan waktu," Presiden SBY menambahkan.


Krisis ekonomi tahun 1998 membawa Indonesia kepada permasalahan keamanan dan toleransi. Namun, kata SBY, sejarah mencatat bahwa Indonesia bisa selamat. "Demokrasi di Indonesia terus tumbuh dan bertambah kuat. Ini pemandangan kontras antara tahun 1998 dan 2001 dimana hampir setiap tahun kami memiliki satu presiden," ujar Kepala Negara.


Sekarang ini Indonesia terus melakukan konsolidasi demokrasi, membangun kembali ekonomi, menegakan hukum termasuk pemberantasan korupsi, dan menyelenggarakan pemerintahan yang baik. "Di saat yang bersamaan kami menguatkan harmoni dan toleransi di tengah masyarakat," ujar SBY.


Namun di tengah era keterbukaan seperti sekarang ini, Presiden menyadari bahwa harapan masyarakat sangat tinggi untuk mendapatkan hasil secepatnya. Menyeimbangkan kebebasan, aturan, dan toleransi merupakan tantangan lainnya. Kemudian juga persoalan reformasi birokrasi.


Mendampingi Presiden dalam pertemuan dengan jurnalis AS ini, antara lain, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Kersa Agung Laksono, Mensesneg Sudi Silalahi, Mendagri Gamawan Fauzi, Menkeu Agus Martowardojo, Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh, Menkominfo Tifatul Sembiring, dan Menhut Zulkifli Hasan.
(dit)
http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2011/05/19/6813.html

 

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0