Memasuki pukul satu siang, Kamis (19/4), sejumlah pejabat dan pegawai di lingkungan Asisten Deputi Hubungan Masyarakat (Asdep Humas) dan Istana Kepresidenan Cipanas sudah hadir di ruang rapat Paviliun Antareja, Istana Kepresidenan Cipanas. Siap memulai kegiatan knowledge sharing bersama tujuh influencer media sosial. Sesi ini mengawali rangkaian kegiatan diseminasi informasi tentang Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg). Tak hanya mengenai Kemensetneg, sesi berbagi informasi juga membahas tentang seluk beluk Istana Kepresidenan Cipanas.
Istana Cipanas merupakan salah satu Istana Kepresidenan yang dimiliki Indonesia. Istana ini terletak di Jl. Raya Cipanas No. 105, Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Banyak sejarah Indonesia terjadi di Istana Cipanas. Baik sebelum merdeka maupun setelah Indonesia merdeka. Tak ayal kami memutuskan Istana Cipanas sebagai tempat tujuan pelaksanaan kegiatan diseminasi informasi bersama influencer media sosial.
Ferdi Sjaiful, Kepala Subbagian Perlengkapan, Istana Kepresidenan Cipanas menjelaskan bahwa Istana Kepresidenan Cipanas merupakan bagian dari Kementerian Sekretariat Negara. Tepatnya di bawah pengelolaan Deputi Bidang Administrasi dan Pengelolaan Istana, Sekretariat Presiden.
Sebagai salah satu Istana Kepresidenan, Istana Cipanas memiliki berbagai keunikan yang selalu berhasil membuat menarik para pengunjung Istana Cipanas. Iwan Rusdianto, Staf Subbagian Rumah Tangga dan Protokol memaparkan tujuh keunikan Istana Cipanas yang tidak ditemukan di Istana Kepresidenan lainnya.
Pertama, Istana Cipanas merupakan Istana Kepresidenan tertua di Indonesia. Dibangun oleh kolonial Belanda tahun 1740 pada masa kepemerintahan Gubernur Gustav W. Baron Van Imhoff. Menurut Iwan Rusdianto, Belanda membangun gedung ini untuk tempat peristirahatan Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Presiden Ir. Soekarno sering diundang ke gedung ini saat Belanda masih berkuasa. Hal inilah yang membuat beliau berkeinginan untuk menjadikan gedung ini salah satu Istana Kepresidenan saat Indonesia merdeka.
Sayur lodeh khas Istana Cipanas, merupakan keunikan kedua yang tidak ditemukan di Istana Kepresidenan lainnya. Apabila berkunjung ke Istana Cipanas, rasanya tidak afdol jika belum mencicipi sayur lodeh khas Istana Cipanas. Menurut Iwan, pertama kali yang ditanyakan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri saat berkunjung ke Istana ini adalah sayur lodehnya. Meskipun telah berganti-ganti chef, namun rasa khas sayur lodeh Istana Cipanas tetap sama karena resepnya diajarkan secara turun-temurun dan tidak mengalami perubahan.
Keunikan ketiga adalah adalah Gedung Bentol. Gedung ini terletak di area komplek Istana Kepresidenan Cipanas. Dinamakan gedung bentol karena di seluruh tembok luar gedung ini terdapat batu-batu halus yang menyerupai bentuk bentol. Gedung ini merupakan salah satu gedung yang paling bersejarah di Istana Cipanas. Menurut Siti Anisha, Pemandu Wisata Istana Kepresidenan Cipanas, gedung ini merupakan tempat Presiden pertama RI, Soekarno merenung dan mencari inspirasi untuk membuat beberapa pidato kepresidenannya. Menurut Iwan, di gedung ini Presiden Soekarno juga sering kali melakukan kegiatan peribadatan. “Di gedung ini, Presiden Soekarno sering menyendiri, bertirakat. Tidak hanya terdapat meja kerja untuk menulis pidatonya, gedung ini juga dilengkapi tempat tidur, kamar mandi, dan peralatan sholat (sajadah). Menurut senior kami (pegawai sebelumnya) yang pernah melayani Soekarno secara langsung, di gedung ini Soekarno berpuasa dan melakukan kegiatan spiritual,” kata Iwan.
Keempat, lukisan Jalan Seribu Pandang. Lukisan ini merupakan salah satu ciri khas Istana Cipanas. Lukisan ini dibuat oleh Soejono D.S. pada tahun 1958. Dalam lukisan ini terdapat gambar pohon yang di tengahnya terdapat jalanan lurus. Berbeda dengan lukisan lainnya, jalan tersebut tetap terlihat lurus seolah mengikuti arah dimana kita melihatnya jika dilihat dari berbagai arah. Oleh sebab itu, lukisan ini dinamakan Jalan Seribu Pandang karena tidak pernah berubah arahnya tetap lurus. Lukisan yang bernama lain “Lukisan Menuju Kaliurang” merupakan salah satu dari 10 lukisan favorit Presiden Joko Widodo pada saat dipamerkan di Pameran Lukisan Galeri Nasional pada Agustus tahun lalu.
Keunikan kelima adalah air panas alami di Istana Cipanas. Berbeda dengan air panas lainnya, air panas di sini tidak mengandung belerang. Jika air panas lainnya tidak disarankan untuk berendam lebih dari satu jam, air panas alami di Istana Cipanas ini diperbolehkan untuk berendam lebih dari satu jam. Namun meskipun berbeda, khasiat yang ada pada air panas alami di Istana Cipanas sama dengan air panas alami lainnya.
Keunikan keenam di Istana Cipanas adalah satu-satunya istana yang memiliki hutan lindung di dalam kompleks istana. Merupakan satu-satunya penyangga hutan di lingkungan Cipanas, di tempat lain sudah tidak ada lagi. “Apabila menginginkan udara yang sangat sejuk, sebaiknya berkeliling pukul 6 pagi,” saran Iwan kepada para peserta knowledge sharing. Tidak hanya udaranya yang sejuk, tetapi pemandangan di hutan ini sangat bagus. Oleh sebab itu, banyak masyarakat yang ingin melakukan foto pre-wedding di hutan lindung ini. Namun, pihak Istana Cipanas tidak mengizinkan untuk hal tersebut. Kecuali untuk pernikahan anak atau keluarga Presiden.
Meja makan yang berada di salah satu ruangan di Gedung Induk merupakan meja makan yang sangat bersejarah dalam Indonesia. Fungsi meja makan ini tidak hanya digunakan untuk makan bersama oleh Presiden Soekarno tetapi juga sering dilakukan untuk rapat kabinet. Khususnya, tahun 1965 Presiden Soekarno mengadakan sidang kabinet untuk memutuskan sanering atau pemotongan nilai mata uang rupiah dari Rp1.000,00 menjadi Rp1,00. Hal ini dilakukan oleh Presiden Soekarno agar rakyat Indonesia lebih sejahtera. (NFA/WKA-Humas Kemensetneg)