Menurut pakar Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia (UI) Edy Prasetyono, Indonesia berbeda dengan Malaysia, Jerman, dan Prancis yang memiliki identitas etnis sendiri. “Kebangsaan Indonesia adalah salah satu gagasan besar yang tak ada hubungannya sama etnis dan agama,†ujarnya. Edy mengungkapkan, bahwa Indonesia terdiri dari berbagai etnis yang dibentuk dari sebuah konstruksi politik dan rohnya diambil pada zaman sumpah pemuda.
Â
Semangat persatuan yang dikemukakan pada forum sumpah pemuda tersebut, diubah menjadi sebuah bentuk formal dalam wadah proklamasi sehingga menjadi sebuah bangsa yang bersatu. Dalam kesempatan yang sama, Ketua Studi Ilmu Politik, Universitas Padjajaran (UNPAD) Muradi mengingatkan agar Kemensetneg harus mampu menjadi pusat sinergitas. “Kita butuh sinergi, saya bilang sinergi itu ada disini, di jantung negara ini, di istana,†tutur Muradi. Itulah bentuk nyata hadirnya negara sesuai dengan amanat Nawa Cita.
Â
Beberapa pembicara lain yang hadir dalam diskusi tersebut adalah Direktur Eksekutif Center For Strategic and International Studies (CSIS) Philips Vermonte, Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan Kemensetneg, Dadan Wildan serta Staf Ahli Bidang Politik, Pertanahan, dan Keamanan Kemensetneg, Gogor Oko Nurharyoko. (Humas Kemensetneg)