Bishop mengatakan berbagai bentuk kerja sama yang telah dilakukan oleh kedua negara, antara lain kerja sama dalam bidang pencegahan terorisme dan ekstremisme, penegakan hukum, keamanan dan intelijen, juga kerja sama di bidang perdagangan dan investasi. Demikian sebagaimana dilansir dalam rilis Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi, Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
Â
“Hubungan Australia dan Indonesia dalam kondisi yang sangat baik dan kita sudah mempunyai peluang untuk mendiskusikan beberapa kepentingan bersama kedua negara,†ujar Bishop yang sudah delapan kali mengunjungi Indonesia dalam kapasitasnya sebagai menteri.
Â
Bishop juga sempat menyampaikan informasi mengenai jumlah mahasiswa Australia yang sedang belajar di Indonesia di bawah program “New Colombo Planâ€, dan pihak Australia yang sudah menerima mahasiswa Indonesia untuk menuntut ilmu di Australia.
Â
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa dalam pertemuan tersebut, rencana kunjungan Presiden Jokowi ke Australia menjadi salah satu topik yang dibahas. “Dan yang paling penting adalah kita berdiskusi mengenai rencana kunjungan Presiden Jokowi ke Australia,†kata Retno.
Â
Retno menambahkan, selain persiapan kunjungan, topik lain yang sempat dibicarakan adalah bentuk kerja sama antara Indonesia dan Australia yang tertuang dalam agenda pertemuan Indian Ocean Rim Association (IORA), dan pertemuan 2+2. Indonesia merupakan tuan rumah pertemuan IORA tahun 2016, dan Bali dipilih menjadi lokasi penyelenggaraan konferensi negara-negara pesisir Samudera Hindia tersebut. Adapun pertemuan 2+2 adalah diskusi antar Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan kedua negara untuk membahas kerja sama di dua bidang tersebut.
Â
“Kita juga akan menindaklanjuti implementasi dari 2 + 2 tersebut,†ujar Menlu Retno.
Â
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi. Adapun Menteri Luar Negeri Julie Bishop hadir bersama Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson, Sekretaris Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Frances Adamson dan Penasehat Senior Menteri Luar Negeri John Lee. (Humas Kemensetneg)